Bagian 27

508 58 28
                                    

Happy reading sayang-sayangnya akuuu 🩷 jangan lupa vote dan komen ❤️❤️

.

.

.

.

Arka tengah menyiapkan kue coklat favorit adik bungsunya yang di belinya tadi karena sekarang sudah jam pulang sekolah, Arvin pun ikut serta menyiapkan beberapa camilan, Arka lantas menuju ruang keluarga dengan membawa kue yang di siapkannya tadi.

"Adek kog belum pulang sih udah jam segini juga," Arka menggerutu di depan pintu utama karena Juna tak kunjung menunjukkan batang hidungnya bahkan suara khas Ruby saja belum terdengar.

"Bang ini nih camilan taruh meja ya?" Tanya Arvin sembari membawa dua piring berisi camilan dan di jawab anggukan oleh Arka, lantas ia pergil menyalakan televisi.

Arka kembali berjalan menuju ruang keluarga namun langkah kakinya terhenti saat mendengar dering ponsel papanya yang berada di meja tak jauh darinya.

"Pa! Ada telfon!"

"Angkat dulu bang! Papa masih di kamar mandi!" Sahut Leon sedikit berteriak agar Arka mendengar suaranya.

Arka mengambil ponsel milik papanya menggunakan tangan kiri karena tangan kanannya masih memegang kue.

"Iyaa halo?"

"..."

"Papa sedang berada di kamar mandi, ada apa ya?"

"..."

PRANKK

Kue yang Arka pegang melesat jatuh dari tangan Arka dan membuat kue tersebut tak layak makan dengan piring kaca yang berserakan sesaat setelah lawan bicaranya di telfon memberitahukan tujuannya menelfon keluarga Rajasa.

"Abang kenapa?" Tanya Arka panik saat melihat Arka yang diam mematung, ia menghampiri Arka sembari berjalan pelan agar kakinya tak menginjak pecahan piring.

"Arka! Kenapa sayang?" Leon yang baru saja keluar kamar mandi juga di buat terkejut dengan suara pecahan piring dan buru-buru menghampiri sumber suara.

Arka hampir limbung dengan air matanya yang lolos di mata indahnya, otot-ototnya terasa lemas dengan berita yang baru saja di dengarnya.

Leon dan Arvin yang tak tahu apa-apa kebingungan dengan Arka sekaligus panik takut terjadi sesuatu.

"Pa.. adek pa" Arka berujar lirih dengan air mata yang semakin deras mengalir.

"Adek kenapa? Arka tenang, tarik nafas yang bener bilang sama papa adek kenapa." Ujar Leon mencoba menenangkan Arka meskipun tak dapat di pungkiri bahwa ia juga sama paniknya.

"Adek kecelakaan pa, adek di rumah sakit Rajasa." Jawab Arka setelah berhasil sedikit menenangkan diri.

Leon mematung setelah mendengar jawaban Arka, nyawanya seperti akan melayang dengan berita barusan.

Lagi, ia tak bisa menjaga anak-anaknya lagi-lagi ia mendapatkan berita yang mampu menghancurkan hatinya berkeping-keping.

"Kita ke rumah sakit sekarang, adek butuh kita." Leon menyambar kacamata di meja dimana ia menyimpan ponselnya tadi, memakaikan pada Arka dan segera mengajak kedua anaknya menuju rumah sakit.

Membiarkan televisi menyala, tumpahan kue dan piring berserakan tak mereka hiraukan yang terpenting sekarang adalah melihat kondisi Juna.

Sesampainya mereka di rumah sakit mereka langsung menuju UGD dimana Juna tengah berjuang dengan hidupnya belum juga keluar dari sana.

TRIPLE'S A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang