Bagian 12

532 60 12
                                    

Pagi pagi sekali Juna terbangun karena merasa mual, ia segera berlari ke kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya yang hanya berupa cairan.

"Huwekkk.. astaga apa gue hamil?, astaga nak bapakmu siapa?" Ujar Juna sembari meraba perutnya lantas ia menampar pipinya sendiri dengan pelan.

"Astaga keknya gue kebanyakan bergaul sama kak Arthur sama Justin nih makanya ga beres nih otak."

Setelah di rasa mualnya berkurang Juna keluar kamar mandi tapi tak kembali tidur melainkan pergi ke dapur untuk membuat teh hangat.

"Masuk angin nih gue Keknya kebanyakan motoran malem, harus minta kerokan ke Travis ini mah," Juna ngedumel sembari membuat teh, hingga tepukan pelan di bahunya membuatnya menoleh.

"Ngapain pagi-pagi gini udah di dapur aja?" Tanya Leon sembari merapikan rambut Juna yang sebagian menutupi matanya.

"Bikin teh pa, papa mau? Biar Juna bikinin." Tawar Juna yang memperlihatkan teh di tangannya.

"Boleh deh, kopi tapi." Sahut Leon tersenyum.

Setelah kopi buatan Juna jadi mereka membawanya ke ruang tv, sudah lama mereka tak melakukan aktivitas ini.

"Besok kakak ulang tahun, adek udah siapin hadiah?" Tanya Leon sesudah menyesap kopinya.

"Eumm udah di rencanain tapi belum beli, nanti baru beli, Juna izin keluar ya pa, sekalian mau main sama Travis dan yang lain." Sahut Juna.

"Iya boleh, jangan sore-sore pulangnya tapi."

"Asiappp boss," Juna tersenyum menunjukkan deretan giginya dan merentangkan tangannya, "pa boleh peluk?"

Tanpa menjawab Leon langsung membawa bungsunya dalam pelukannya.

"Pa, semoga Juna bisa nemenin papa lebih lama lagi, Juna sayang papa." Ujar Juna lirih namun masih bisa di dengan jelas oleh Leon.

"Harus dong, adek harus sama papa terus buat waktu yang lama, papa ga nyangka bungsunya papa udah gede aja, kaya baru kemarin papa gantiin popoknya adek." Sahut Leon sembari mengusap sayang surai putranya.

"PAPA! PAAAA! PAPA! ADEK ILANG PAA!" Teriakan tiba-tiba dari kamar Arka membuat Leon dan Juna segera berlari menuju kamar.

"Abang? Kenapa ? Siapa yang ilang?" Ujar Leon panik mendekati Arka.

"Pa adek pa, adek ilang." Ujar Arka yang matanya sudah berkaca-kaca.

"Ilang gimana sih bang, orang adek sama papa loh di depan." Jawab Leon.

"Tapi adek ilang pa, tadi abang mimpi adek ilang." Sahut Arka yang membuat Leon mengusap dadanya sabar, mengingat kondisi putra sulungnya Leon hanya mampu tersenyum dan menahan diri untuk tak menjual putranya itu.

"Kan cuma mimpi bang, ini nih adek di sini kog ngga ninggalin abang." Sahut Juna yang ikutan jengah melihat kelakuan Arka, tapi Juna jadi murung melihat Arka, padahal itu hanya mimpi tapi Arka terlihat begitu panik gimana jika Juna beneran ninggalin mereka.

Setelah keributan kecil itu Leon membantu Arka membersihkan diri dan bersiap untuk sarapan, pagi ini mereka sarapan bertiga tanpa Arvin karena dari kemarin anaknya tak pulang, Leon tak khawatir karena Arvin sudah izin untuk tak pulang dan menginap di rumah Arthur, dan tanpa sepengetahuan putranya Leon telah memastikan jika Arvin benar-benar berada di rumah Arthur melalui orang tua Arthur karena memang mereka rekan bisnis jadi Leon lebih gampang menghubungi mereka.

***

Selesai sarapan Juna berpamitan dengan papa dan abangnya karena Travis telah menjemputnya untuk pergi ke rumah sakit hari ini, selain itu ada Daniel, Kevin dan juga Arthur yang berada di rumah Triple's untuk menemani Arka,
tadinya ada Arvin yang mengikuti Arthur sampai di rumahnya, namun Arvin kembali keluar menemui Samuel dan pergi bersamanya.

TRIPLE'S A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang