Bagian 22

426 50 5
                                    

Happy reading sayang-sayangnya akuuu 🩷🩷
Jangan lupa vote dan komen ❤️

.





.




.







Pagi ini sesuai kata Leon semalam mereka akan mengunjungi peristirahatan terakhir mama Triple's, Juna tak lagi rewel tapi sedari tadi bangun tidur sampai udah mandi anaknya diem melulu tiap di tanyain cuma nggangguk atau geleng-geleng, kecuali Arka yang nanya.

Mereka berangkat sesudah sarapan, tadinya Juna hampir rewel tak mau sarapan tapi berkat nasi goreng sepesial buatan Arvin ia jadi mau sarapan.
Sebelum sampai di pemakaman mereka menyempatkan mampir di toko bunga karena Juna ingin membeli bunga Lily putih untuk mama tercintanya.

Sesampainya di pemakaman mereka segera membersihkan makam Arum mama dari Triple's, Arumika Intan Permana nama lengkap dari mama Triple's, sekarang tau kan mengapa Juna jatuh hati di pandangan pertama pada Arumi, selain karena namanya tapi juga dengan mata bulat dan bibir tebal Arumi yang mirip dengan mendingan mamanya.

Selesai membersihkan dari daun-daun kering dan rumput panjang mereka segera menaburkan bunga dan berdoa untuk almarhumah Arum, dan terakhir Juna yang meletakkan buket bunga Lily putih di atasnya.

"Juna sayang mama." Ujar Juna dengan senyuman yang melekat di bibirnya, setidaknya moodnya menjadi lebih baik setelah mengunjungi mamanya.

Kini Rajasa famliy tengah berada di perjalanan menuju Ancol sesuai permintaan bungsu mereka.

"Papa, adek mau naik itu tapi sama papa." Ujar Juna sembari menunjuk rollercoaster di depannya.

Leon hanya mampu menganggauk sembari tersenyum walaupun dalam hati udah ketar-ketir, Juna ini sangat mirip dengan mendingan istrinya suka membuatnya melakukan hal-hal di luar nalarnya, Leon tetap melangkah menyusul Juna yang sudah berjalan terlebih dahulu, mana mungkin Leon menolak Juna sedangkan saat mengajaknya saja terlihat raut wajahnya yang berbinar membuat Leon tak kuasa menolak permintaan bungsunya.

"Kakak sama abang jajan dulu ya, biar papa nemenin adek dulu." Ujar Leon sebelum meninggalkan dua putra lainnya.

"Fighting papa! Kakak tau papa takut tinggi hahaha." Arvin menahan tawanya agar tak meledak, sedangkan Arka hanya mampu ikut tersenyum, dahulu jika Juna ingin melakukan hal-hal seperti itu pasti selalu bersama Arka karena Leon maupun Arvin takut dengan hal-hal seperti itu, sekarang Arka bisa apa? Sekedar mendengar suara tawa adiknya saja Arka bahagia.

Leon berlari menjauh dari Arka dan Arvin karena jaraknya dengan Juna lumayan jauh, anak itu aktif sekali padahal tadi pagi seperti tak memiliki semangat hidup.

"Nanti kalo abang udah sembuh kita main sama-sama ya bang, berempat." Ujar Arvin yang kini menggandeng tangan Arka dan melangkah pelan menuju warung makan di pojokan.

.

.

Arka tengah bersandar pada bahu lebar milik papanya, sedangkan Leon tengah memandangi kedua putranya yang berlarian kesana kemari mengejar kepiting untuk mereka tangkap.

"Adek dapat! Adek dapat!" Seru Juna sembari melompat riang saat ia baru saja menangkap kepiting menggunakan jaketnya, Juna tak sebodoh itu untuk menangkap kepiting menggunakan tangan kosong.

"Adek mana liatt kakak mau liat." Arvin berlari mendekat kearah Juna.

Juna dengan riang menunjukkan kepiting yang ia tangkap namun saat membuka sedikit jaketnya kepiting itu malah kabur.

"Yahhh kabur ihh kakak sih!" Juna menghentakkan kakinya saat kepiting itu memasuki lubang pasir.

"Eh kog kakak sih, aduh jangan ngambek ya adek." Arvin panik takut bayi gede itu merajuk seharian lagi.

"Ehehe nggak ngambek kog, lagian adek juga mau lepasin tadi, kasian kan kalo dia kepisah sama keluarganya pasti sedih." Ujar Juna dengan senyuman.

Arvin menepuk pelan puncak kepala Juna, "pinternya adek kakak, udah yuk pulang udah mau malem, kasian juga bang Arka kelamaan di luar."

Arvin menggandeng tangan Juna sembari berjalan menuju papa dan abangnya berada, dalam hati Arvin bersyukur Juna kembali tersenyum.

"Kakak harap adek selalu bahagia dan kembali sehat seperti semula." Ujar Arvin dalam hati.

.

.

Malam ini Juna kembali tidur dengan Arka seperti hari-hari biasanya, sekarang Juna tengah merapikan buku-buku yang akan di bawa ke sekolah besok.

"Adek udah belum beres-beresnya?" Tanya Arka yang kini posisinya bersandar pada kepala ranjang sembari menunggu Juna.

"Udah kog bang, bentar ya adek mau ke kamar mandi." Sahut Juna yang kini berlajan pelan menuju kamar mandi dengan sebotol air mineral dan botol kecil berisi obatnya.

Selesai meminum obatnya Juna tak langsung kembali ke kamar, ia masih senantiasa duduk berdasar di balik pintu.

"Sakit.." Juna merintih sembari mencengkram erat rambutnya menggunakan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya sibuk mengelap darah yang terus mengalir dari hidungnya.

Sejujurnya Juna telah merasa sakit saat pulang dari pemakaman namun Juna menahannya sekuat yang ia bisa karena jika ia bilang sakit maka momen seru seperti tadi pasti akan terlewatkan.

Tok.. tok.. tok

"Adek! Kog lama?" Tanya Arka di balik pintu kamar mandi.

"Abang! Kog abang di situ? Sama siapa?" Tanya Juna yang kini sibuk membuang tissu putih yang telah berubah warna menjadi merah.

"Abang sendiri, adek lama jadi abang susul, adek ngga kenapa-kenapa kan?" Tanya Arka lagi yang masih senantiasa berdiri di depan pintu kamar mandi.

Juna membuka pintu kamar mandi dan mendapati abangnya tengah berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Astaga abang maaf ya adek lama, abang kog bisa sampe sini?" Tanya Juna sembari menutun Arka kembali keranjang, beruntung sakit di kepalanya tak sesakit tadi.

"Kemarin-kemarin abang belajar berjalan sendiri sampe di kamar mandi dan berhasil." Sahut Arka senang.

"Abang hebat, tapi lain kali sama yang lain aja ya bang." Ujar Juna hati-hati agar Arka tak tersinggung.

"Iyaa adek bawelll, udah ayok tidur besok adek sekolah ga boleh tidur larut malem." Sahut Arka.

Kini keduanya telah sampai di ranjang dengan Juna yang berada di pelukan Arka.

"Abang hangat adek suka pelukan abang." Ujar Juna.

Arka hanya mampu tersenyum dengan ucapan Juna, berjuta kalipun Juna mengucapkan hal itu Arka tak akan bosan.

Kedua saudara itu kini saling mendekap memberikan kehangatan dan segala beban yang mereka rasakan akan terasa berkurang setidaknya jika mereka bersama.



***

Annyeong yeorobunnnnn, gimana kabarnya???
Sehat-sehat kan?? Semoga kalian sehat selalu.

Makasih buat yang udah vote dan komen.

Maaf lambat banget buat update nya, ada beberapa kendala yang buat aku lambat buat update.

Jangan bosen buat nunggu updatean akuu 🫂

감사합니다



TRIPLE'S A (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang