Part 73 - (Janji! & Do You Miss Me?)

551 68 48
                                    

(Assalamualaikum! Maaf telat Up🤧😭😭 Tapi lega karna bisa up lagi tadinya mau up sekali dua tpi yg satu partnya lagi belum kelar baru yg ini jadi up aja biar nggak lama)😁

Btw di Part ini agak aku cepetin alurnya biar sat set aja😊

Bismillah..

Sebelumnya makasih buat yang udah Baca + Komen + Vote karna itu berharga banget buat Author dan sebagai penyemangat untuk melanjutkan part partnya☺🙏

Dan semoga nggak bosen sama ceritanya sama tungguin terus yah sampai ending😁👍
Sama kalo ada typo di ingetin aja yah di komen maklum namanya juga typo suka nggak di sadari😁🙏

***

💗💗💗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💗💗💗

"

Pak bisa cepetan lagi nggak karna saya buru buru banget ini!"

"Iyah neng sabar yah ini bapak juga udah ngebut.."

Sandrinna mengusap frustasi wajahnya ia kembali menatap layar ponselnya dan mencoba menghubungi lagi nomor yang sudah sejak 20 menit lalu ia hubungi tapi tidak ada satu pun yang di angkat.

Tes..

Air mata itu terus mengalir di pipi putihnya dan kembali ia usap dengan kasar.

Rasa sesak, bersalah dan cemas menjadi satu saat ini bahkan jika sampai ia terlambat untuk sampai di bandara sekarang mungkin hatinya akan benar benar hancur.

"Gue pamit.."

Kata kata itu terus terngiang ngiang di pendengarannya saat ini.

Ia terus menelfon nomor Reyfan bahkan sudah terhitung 54 kali ia mengubungi nomor cowok itu namun sepertinya tidak aktif atau memang sengaja tidak di angkat?

Fikirannya benar benar kacau saat ini ia kembali menatap ke arah depan.

Ternyata taksi yang ia naiki sudah pun hampir sampai di Bandara ia menatap jam tangannya kembali.

Waktu terus berjalan bahkan mungkin ia harus benar benar memaksimalkan waktu yang ada jangan sampai terlambat.

"Pak disini aja pak! Berhenti disini aja nggak papa"

"Bentar neng ini masih di area luar belum masuk ke dalam lagi mbak nanti kejauhan mbak jalannya"

"Enggak papa pak disini aja!"

Ia segera membuka pintu taksi itu setelah berhenti dan membayarnya lalu berlari tanpa memikirkan kembalian uangnya lagi.

Fikirannya saat ini hanya tertuju pada satu nama yaitu Reyfan Airlangga.

TAKDIR AKU,RAGU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang