Part 19 ( Leukimia & Mencari?)

433 48 15
                                    


Ceklek..

Pintu ruang inap itu terbuka dan menampilkan sosok pria dengan wanita di belakangnya.

Mereka berjalan pelan menghampiri ranjang pasien itu.

Terlihat wanita mungil dengan wajah cantiknya yang masih terlihat meski terlihat sangat pucat.

Hawa dingin menyeruak saat berada di ruangan itu.

Perlahan ia mengelus surai rambut itu sembari mengenggam erat tangan yang masih tergeletak di atas ranjang.

"Sas.. Ini aku Rey" lirihnya pelan

Ia masih berusaha untuk menahan rasa sesak di dadanya yang semakin menyakitkan saat ini.

Terlihat Raqeela yang hanya bisa diam dan menatap pilu pada pacar sang abang nya ini.

Merasa ada sentuhan pada tangan dan rambutnya perlahan ia membuka kedua matanya dan samar samar bisa ia melihat senyum manis dari pria yang sangat ia rindukan.

"R.. Rey" panggilnya pelan

Sungguh tenaganya bagaikan terkuras abis bahkan untuk berbicara pun sudah membuatnya lelah.

"Kamu kenapa? Sakit? "

Gelengan pelan dari Saskia membuat Reyfan berusaha untuk menahan emosinya.

Ia tahu bahwa sampai kapanpun Saskia tidak akan mau memberitahu tentang kondisinya membuat rada penasaran dan khawatir menjadi satu saat ini di otak Reyfan.

"JUJUR SAS! "

"Kak!" tegur Raqeela sembari mengelus pundak Saskia yang sempat tersentak karna bentakan Reyfan.

Ia masih berusaha kuat menatap kedua mata tajam yang menatapnya itu.

"Kak Saski masih lemah jangan di buat kayak gini dong" ujar Raqeela mencoba menenangkan suasana.

"Qeela tunggu di luar" ucapnya sembari tersenyum pada Saskia yang hanya mengangguk pelan padanya.

Reyfan tidak menggubris ucapan adiknya itu ia hanya terus menatap Saskia menunggu kejujuran.

Alih alih mengatakan yang sebenarnya Saskia malah berusaha untuk merubah posisinya menjadi duduk dan bersandar pada bantalnya.

Reyfan hanya menatapnya tanpa niat membantu sedikitpun. Meski kedua tangannya sangat ingin membantu pacarnya itu.

Egonya masih menguasai suasana hatinya saat ini.

Saskia menatapnya dengan kelopak mata yang sayu dan tersenyum tipis. Ia mencoba menahan rasa sesak saat menyadari tatapan mata pacarnya ini tidak lagi sehangat biasanya. Hanya tatapan kecewa nan luka yang ia liat.

"Maaf.. "

"Apa yang dokter bilang sama kamu?"

Pertanyaan itu ia lontarkan dengan sangat hati hati dan tatapan ragu pada Reyfan yang masih dingin menatapnya.

Tanya Saskia hati hati karna ia tahu saat dokter keluar dari ruangannya setelah memeriksa kondisi Saskia ia sempat mendengar suara Reyfan yang bertanya pada dokter itu.

"Dokter bilang kondisi kamu memburuk.. " jawab Reyfan

"Rey aku.."

"KENAPA SAS! Kenapa? Kamu sakit apa sebenarnya.. Aku bingung saat dokter bilang kondisi kamu memburuk tapi aku nggak tau alasanya apa! Aku pacar kamu kan Saskia? "

Saskia mengangguk pelan dengan air mata yang jatuh begitu saja di pipinya dengan cepat ia menghapusnya.

"Trus kenapa susah banget buat jujur hah! Apa susahnya? " ucap Reyfan pasrah.

TAKDIR AKU,RAGU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang