Part 22 (Ikhlas tuk selamanya?)

481 41 9
                                    


"Ngapain kalian kesini?"

"Kita mau liat kondisi Saskia dia gimana? Baik baik aja kan? Trus kenapa bisa sampai gini?"

Mendengar pertanyaan pertanyaan itu malah membuatnya menggeram marah.

Dengan cepat ia melangkah mendekati kedua orang itu yang berdiri berdampingan lalu tanpa mengatakan apapun cowo itu menabrak pundak keduanya secara sengaja agar memudahkannya menerobos ke tengah.

"IKUT GUE!"

Sandrinna dan Bintang saling memandang sebentar lalu dengan cepat mengikuti langkah Reyfan.

Sesekali Sandrinna melihat kearah belakang tepatnya pada pintu UGD itu yang masih tertutup rapat.

Ia merasa tidak rela jika terjadi hal yang buruk pada Saskia.

"Lo harus kuat Sas.. Gue ragu untuk menuhin janji gue ke lo kalo sampai semua yang lo ucapan waktu itu bener terjadi! Lo liat sendiri gimana bencinya Reyfan sama gue gimana mungkin semuanya akan berjalan mulus Sas? Gue mohon.." batinnya terus mengatakan hal yang sama sembari terus melangkah mengikuti tarikan Bintang.

Hingga tepat di depan RS itu dengan cepat Reyfan berbalik ke arah duanya dengan tatapan menahan marah.

"Sekarang kalian berdua pergi! Gue nggak suka liat kalian ada disini!"

"Tapi Reyfan gue khawatir sama Saskia apa itu salah? Gue juga temennya dia kalo lo lupa!"

Reyfan tersenyum kecut menatap Sandrinna.

"Gue malah mencoba untuk lupa akan satu kebenaran yang itu.. Karna jujur gue nggak suka pacar gue temenan sama lo ngerti!"

"Tapi kenapa? Karna gue pacarnya Bintang yang faktanya adalah musuh lo hah? Kalo emang iyah berarti lo itu cowo dewasa tapi otak bocah tau nggak!"

Reyfan mengepalkan kedua tangannya menahan emosi.

Bintang sedari tadi hanya diam memperhatikan keduanya namun manik matanya yang tajam tidak luput dari aktivitas Reyfan.

Ia menatap tajam melihat Reyfan yang terus menerus adu argumen dengan Sandrinna dan cowo itu tau bahwa Reyfan sedang menahan emosinya.

Sumpah ia tidak akan memberi ampun jika Reyfan sampai kebablasan apalagi membuat cewenya nangis bahkan kesakitan.

Sandrinna menatap tajam ke arah Reyfan kini rasa kesalnya semakin menjadi kala Reyfan yang bersikeras melarangnya bertemu Saskia.

"Jangan hanya karna dendam lo sampai benci sama semua orang! Termasuk gue teman cewe lo sendiri.. Ini nggak masuk akal tau nggak!"

"ABANG!"

Baru hendak merespon ucapan Sandrinna ia langsung menoleh saat mendengar suara sang adik.

Terlihat Raqeela yang sudah menangis sejadi jadinya kini berdiri di hadapannya membelakangi Sandrinna dan Bintang.

Ia masih mengatur pernafasannya serta berusaha menahan tangisannya meski sesegukan.

Reyfan cemas menunggu kalimat yang akan di lontarkan Raqeela.

"Ada apa?" tanyanya sedikit bergetar karna cemas.

Air mata itu kembali hendak mengalir saat menengar pertanyaan Reyfan.

"Kak Saskia.. Hikss dia nyari abang.."

Sembari menunduk ia mencengkram ujung kaos Reyfan.

"Kata dokter kondisi kak Saskia melemah dia pengen.. "

Ia menjeda sebentar lalu menatap intens kedua manik tajam yang juga menatapnya.

"Kak Saskia manggil abang dia pengen ngomong untuk yang terakhir.."

TAKDIR AKU,RAGU!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang