23. Anak Kecil

405 29 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Ngapain kita di sini?" tanya James tidak percaya saat dia bersama Zee berjalan masuk menyusuri lorong akuarium besar. Dia bisa melihat ikan dengan berbagai ukuran berenang kesana kemari.

"Kamu gak suka di sini?" tanya Zee menoleh ke arah tunangannya.

"Kamu pikir aku anak kecil yang seneng kamu ajak kemari?" James mendengus kesal.

"Sorry, aku gak tahu kalau kamu gak suka, James. Aku pikir semua orang suka datang kemari," sesal Zee.

James menghela nafas berat. Sebenarnya dia tidak membenci tindakan Zee yang membawanya kemari. Hanya saja ketika dia teringat saat sang ibu mengajaknya kemari membuat emosi James tidak terkendali.

"Karena kita sudah di sini, ya sudah kita nikmati saja. Tapi sekarang aku ngerasa haus." James menyentuh tenggorokannya.

Zee menyunggingkan senyuman senang. "Aku beli minuman dulu. Tunggu aku di sini."

Setelah itu Zee berjalan pergi meninggalkan James untuk pergi membeli minuman. James berjalan menghampiri dinding kaca akuarium besar itu. Tangannya terulur untuk menyentuh benda transparan itu. Kemudian matanya terpejam mengingat masa lalunya.

"James, ini terakhir kalinya kita pergi kemari." Fai mengatakannya dengan nada sedih. Dia menatap putranya yang begitu senang melihat ikan-ikan berenang di balik dinding kaca.
James yang berusia delapan tahun itu menoleh ke arah sang ibu. "Memamg kenapa, Ma? Apa kita bakal pergi dari kota ini?"
Fai menggelengkan kepalanya. "Enggak, James. Bukan kita yang bakal pergi. Tapi Mama yang harus pergi."
"James boleh ikut gak, Ma?" tanya James penuh harap.
Fai berlutut di hadapan putranya. Tangannya menyentuh pipi James. Melihat putra yang sudah dibesarkannya, membuat Fai tidak bisa menahan air matanya.
"Maafin Mama, James. Mama gak bisa bawa kamu pergi." Fai menggelengkan kepalanya.
"Memang menapa, Ma? James mau ikut sama Mama. James gak mau sama Papa. Dia jahat!" kali ini James yang menangis.
"Papa gak jahat, James. Dia juga sayang kamu. Cuma cara dia sayang ke kamu itu beda sama Mama. James harus nurutin ucapan Papa. Jangan nakal dan jangan manja. Kalau James ikutin ucapan Papa, James gak bakal dimarahi. Kamu ngerti?"
James kecil hanya bisa menangis. Dia tidak mau mendengar ucapan apapun dari sang ibu.

James membuka matanya. Dia bisa merasakan air mata membasahi pipinya karena mengingat momen terakhirnya bersama sang ibu. Segera James menghapus air matanya. Tak ingin siapapun melihat dirinya begitu lemah.

Tiba-tiba ada sesuatu yang menabrak kakinya. Dia melihat seorang anak kecil terjatuh setelah menabrak kakinya.
James mendengus kesal. "Hey, Bocah! Kamu sendiri yang nabrak aki tapi kamu nangis bikin semua orang mikir aku yang sudah jatuhin kamu."
Namun bocah perempuan itu masih tetap menangis.

"Dia cuma anak kecil yang masih  belum tahu kalau dirinya salah, James."

James menoleh dan melihat Zee berjalan menghampirinya. Zee menyerahkan dua cup minuman ke arah James. Sehingga mau tidak mau James mengambil dua minuman itu. Kemudian Zee berlutut di hadapan gadis kecil itu dan membantunya berdiri.

"Enggak apa-apa, Gadis cantik. Jangan nangis lagi. Kamu sama sekali gak salah. Sekarang kamu bisa balik ke Papa dan Mama kamu?" tanya Zee dengan suara lembut.

Gadis kecil itu berhenti menangis. Dia menganggukkan kepalanya sebelum akhirnya berbalik pergi. Zee pun berdiri dan mengambil satu cup minuman miliknya.

"Kayaknya kamu benci anak-anak." Zee berkomentar.

James minum terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan itu. "Soalnya anak-anak begitu lemah dan gak bisa ngelakuin apapun."

Sebenarnya jawaban itu ditujukan pada James kecil yang tidak bisa mencegah sang ibu pergi darinya.

"Anak kecil memang lemah, James. Tapi kadang mereka juga bisa jadi kekuatan bagi orang tua dan orang sekitarnya." Zee mengamati gerombolan ikan kecil di hadapannya.

James terdiam. Tidak menanggapi ucapan Zee. Dia masih terperangkap dengan masa lalu yang menjeratnya.

***

"Kayaknya Net lagi kesal," bisik Poppy melihat Net mengetik di keyboard dengan gerakan cepat dan sangat bersemangat.

Yim yang duduk di samping Poppy menganggukkan kepalanya. "Kayaknya sih gitu. Sejak datang Kak Net kelihatan muram."

Tutor pun ikut menanggapi. "Mungkin Kak Net lagi ada masalah."

"Apa pekerjaan kalian sudah selesai?" Net seakan menyadari dirinya sedang dibicarakan.

Segera ketiga karyawan itu menegakkan tubuh mereka dan kembali bekerja sebelum mendapatkan omelan dari Net. Dengan mood yang buruk, bisa-bisa mereka jadi pelampiasan emosi Net.
Nunew yang baru berjalan masuk membawa beberapa minuman hanya bisa menahan tawanya.

"Kak Net, ini kopimu." Nunew meletakkan satu cup minuman di atas meja Net. Setelah melihat sang manajer datang dengan ekspresi yang suram, Nunew bergegas pergi untuk membeli minuman.

"Makasih, Nu." Net menyunggingkan senyuman.
Setelah itu Nunew menghampiri tiga karyawan lainnya untuk memberikan cup kopi untuk mereka.

"Makasih, Nu," bisik Tutor.

"Kamu yang terbaik, Nu." Yim mengangkat jempolnya.

"Kamu memang malaikat penyelamat kami, Nu," Poppy tampak berlebihan.

Nunew hanya bisa menggelengkan kepalanya. Tatapannya beralih pada Net yang kembali bekerja. Dia yakin ada sesuatu yang membuat sang manajer itu tampak begitu kesal.
Namun sebelum memikirkan lebih jauh, smartphone Nunew bergetar. Melihat nama sang ibu muncul di layar, Nunew memutuskan keluar dari ruangan itu karena tidak ingin mengganggu pekerjaan mereka.

"Ya, Ma?" sapa Nunew dengan ceria.

"Nu…"

Tubuh Nunew menegang mendengar suara sang ibu sambil menangis.

"Ma, ada apa? Kenapa menangis?" Nunew takut mendengar berita buruk dari sang ibu.

Tubuh pemuda itu seketika menegang saat mendengar alasan sang ibu menelpon.

***

Bonus foto Net-James dan Zee-Nunew

Bonus foto Net-James dan Zee-Nunew

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Second Chance (Net-James & Zee-Nunew) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang