37. Menghadapinya Bersama

419 34 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Sampai kapan kamu bakal lihatin aku terus?" tanya James yang bisa merasakan tatapan Net bukan ke arah film yang sedang mereka tonton, melainkan ke arah dirinya.

Bibir Net pun tersenyum. "Aku gak bakal pernah puas lihatin kamu sejak aku pertama kali lihat kamu."

James menoleh dan memicingkan matanya. "Sejak pertama kali? Jadi kamu suka aku sejak pandangan pertama?"

Net menganggukkan kepalanya. "Ya, itu memang cinta pada pandangan pertama."

"Karena itulah kamu bisa tahan sama aku? Padahal banyak orang milih ninggalin aku dan maki aku." James ingat masa-masa sekolah dulu di sama sekali tidak memiliki teman karena sikapnya yang buruk.

Net meraih tangan James dan menggenggamnya. "Sudah kubilang kamu cuma kesulitan ekspresiin perasaanmu saja, James. Jadi bikin orang-orang salah paham."

"Dan cuma ada satu orang yang bisa paham perasaan aku." Tatapan James tertuju lurus pada Net.

Net menunduk untuk mencium kening sang kekasih. "Itu karena aku cinta sama kamu, James. Jadi aku bisa mahami kamu."

Rona merah menghiasi pipi James. Pria itu pun tersenyum senang mendengar ucapan sang kekasih.

"Lalu gimana sama kamu? Kapan kamu nyadari perasaanmu?" tanya Net penasaran.

"Kayaknya aku ngerasainn perasaan suka sama kamu itu sudah lama. Lalu aku sadar pas aku lihat ada cewek yang deketin kamu pas di kebun binatang." James bahkan masih merasa kesal ketika mengingat kejadian itu.

Net pun menyadari kejadian mana yang dimaksud oleh James. "Kamu gak perlu khawatir soal itu."'

James memicingkan matanya. "Kenapa aku gak perlu khawatir?"

Tangan Net menyentuh pipi James dan ibu jarinya mengelusnya dengan lembut. "Karena prioritas utamaku sekarang kamu, James. Aku gak tertarik sama siapapun selain kamu."

James merasakan dadanya meledak karena bahagia. Dia begitu senang mengetahui jika prioritas utama Net adalah dirinya.

"Ah, ya, kamu pernah cerita soal gelang kebaikan yang dikasih malaikat. Gimana sama gelang itu?" tanya Net penasaran.

James pun mengangkat tangan kanannya untuk memperlihatkan gelang mutiara yang dikenakan olehnya.

"Aku sudah ngubah tiga mutiaranya." Ucap James dengan begitu bangganya.

"Gimana bisa secepat itu?" terkejut Net.

"Semua terjadi gitu saja. Aku bahkan gak sadar kalau apa yang kulakukan termasuk dalam kebaikan yang tulus dari dalam hati." James memandangi gelang di pergelangan tangannya.

"Jadi apa saja yang kamu lakukan?" Net mengambil kaleng bir dan meminumnya. Sepertinya film di hadapan mereka tidak lagi menarik untuk mereka.

"Pertama aku bantu operasi jantung adiknya Mark. Kedua saat aku nolong sekretarismu serta ibunya yang dilabrak preman. Dan terakhir pas aku nolong dua karyawanmu pagi ini." James menjelaskan tugas yang sudah membuat mutiara di gelangnya itu berubah putih.

Second Chance (Net-James & Zee-Nunew) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang