7.Apakah Ini Mimpi?

532 41 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Nunew berjalan menyusuri jalan menuju halte bus. Sampai di halte, pria itu duduk di kursi menunggu bus datang. Pria itu mengeluarkan ponsel dan menghubungi ibunya.

"Mama! " sapa Nunew dengan penuh semangat.

"Nunew, Mama senang bisa dengar suara putraku yang menggemaskan ini." Ibu Nunew terdengar bersemangat.

"Aku juga senang dengar suara Mama. Aku jadi semakin bersemangat. Aku mau bilang kalau aku sudah transfer uang, Ma. Uang itu untuk membayar hutang." Nunew memberitahu ibunya.

"Mama sudah bilang padamu kalau kamu tidak perlu mengirimkan uang. Kamu seharusnya menggunakan uang itu untuk membeli pakaian dan juga makanan enak, Nunew." Sang ibu justru mengomeli putranya.

Pria berkulit putih itu menyunggingkan senyuman. "Aku masih bisa membeli pakaian dan makanan enak dengan sisa uangku, Ma. Jadi Mama tidak perlu khawatir. Dan aku juga tidak ingin Mama bekerja terlalu keras. Aku hanya ingin meringankan beban Mama."

Nunew bisa mendengar suara ibunya menangis. Hal itu membuatnya ikut bersedih. Jika saja sang ibu berada di hadapannya, pria itu pasti akan memeluknya.

"Wah, lihat uangnya banyak. Kita bisa ambil semua uangnya!"

Suara itu membuat Nunew menoleh. Dia bisa melihat dua anak muda berdiri tidak jauh darinya. Kemudian Nunew tampak terkejut saat melihat seseorang yang duduk bersandar pada dinding tepat di hadapan kedua pria itu.

"Mr. Panich?" gumam Nunew mengenali pria yang tampak mabuk itu.

"Kamu mengatakan apa, Nunew?" bingung sang ibu yang masih ada di ujung telpon.

"Ma, aku telpon lagi nanti. Ada seorang temanku yang terlihat dalam kesusahan. Bye!" Nunew langsung menutup sambungan telpon itu.

Pria muda itu bergegas menghampiri dua pria yang hendak merampok Zee.

"Aku akan laporkan kalian ke polisi kalau kalian ambil uang itu. Berikan dompet itu." Nunew yang sudah berada di dekat dua dua pemuda itu dan mengulurkan tangannya.

Tak ingin berurusan dengan polisi, kedua pemuda itu langsung menyerahkan dompet itu kepada Nunew dan langsung kabur.

"Dasar Anak muda zaman sekarang! Tidak mau berusaha tapi mau dapat uang secara instan." Nunew menggeleng-gelengkan kepalanya.

Setelah itu tatapan Nunew tertuju pada Zee. Dia berlutut untuk melihat kondisi pria itu. Tampak wajahnya merona merah karena mabuk.

"Mr. Panich, apa kamu baik-baik saja?" tanya Nunew mengguncangkan bahu pria itu.

Zee perlahan membuka matanya. Dia mengerang kesal karena tidurnya diganggu. Kemudian Zee mendongak menatap pria yang menyelamatkannya.

"Ah, kamu adalah kucing yang menggemaskan." Zee menyunggingkan senyuman.

Nunew memicingkan matanya. "Kucing menggemaskan? Tapi aku bukan kucing, Mr. Panich. Aku adalah manusia."

Zee mengulurkan tangannya menyentuh pipi Nunew. "Tapi di mataku, kamu terlihat seperti kucing yang menggemaskan."

Nunew menghela nafas berat. Dia berpikir percuma saja berdebat dengan orang yang sedang mabuk. "Terserah, kamu mau memanggilku apa, Mr. Panich. Tapi sekarang sebaiknya aku mengantarkanmu pulang. Apa kamu bisa memberitahuku di mana rumahmu?"

Zee menyentuh dagunya untuk berpikir. "Rumahku? Aku tidak ingat jika aku punya rumah. Sekarang aku akan memanggilmu 'Kitty'."

Pria muda itu berusaha menahan tawanya. Dia tidak menyangka dibalik sikapnya yang terlihat menawan, ternyata Zee berubah menjadi orang yang berbeda ketika mabuk.

"Kalau begitu apakah kamu ingin pulang ke rumahku, Mr. Panich? Di sini sangat berbahaya." Jika Nunew tidak melihat, uang pria itu sudah habis diambil orang.

"Tapi aku butuh bantuan." Zee mengulurkan kedua tangannya. Dia terlihat seperti anak kecil yang meminta pertolongan.

Akhirnya Nunew berdiri dan memasukkan dompet Zee ke dalam tasnya. Setelah itu dia membantu pria itu untuk berdiri. Meskipun berat, tapi akhirnya Nunew berhasil membuat Zee berdiri. Nunew segera memanggil taksi dan pulang ke rumahnya.

***

Sampai di apartemen kecil dan sederhana milik Nunew, segera dia menjatuhkan tubuh Zee ke atas ranjangnya. Dia terengah-engah karena Zee begitu berat baginya. Namun setidaknya Nunew bisa menikmati bagaimana dirinya begitu dekat dengan crushnya.

Nunew hendak berjalan keluar kamar. Tapi tiba-tiba saja, tangannya ditarik sehingga membuat tubuh Nunew masuk dalam pelukan Zee.

"Mr. Panich, apakah kamu mengira aku adalah tunanganmu?" Nunew tidak ingin berharap lebih.

"Aku tahu kamu bukan, James. Tapi bisakah kamu memelukku, Kitty? Aku membutuhkannya." Suara Zee terdengar bergetar karena begitu sedih.

Akhirnya Nunew memeluk pria itu dan mengelus punggungnya dengan lembut. Memberikan ketenangan bagi Zee. Nunew berpikir sesuatu pasti terjadi sehingga membuat Zee tampak begitu bersedih.

Sepuluh menit berlalu, Zee pun melepaskan pelukannya. Namun kedua tangannya diletakkan di bahu Nunew sehingga pemuda itu tidak kabur darinya.

Tatapan keduanya saling bertemu. Mereka seperti terhipnotis oleh tatapan mata mereka masing-masing

Bahkan Nunew tidak berani bergerak. Dia terlalu fokus pada mata Zee yang begitu indah dimatanya. Sampai akhirnya Zee menunduk untuk mencium Nunew. Pria muda itu terkejut dengan tindakan Zee, segera dia mendorongnya.

"Mr. Panich, apa kamu sadar dengan apa yang kamu lakukan?" tanya Nunew.

Zee menganggukkan kepalanya. "Ya, aku sadar kamu bukan James. Tapi aku tidak bisa mengendalikan diriku sendiri karena kamu terlalu menggemaskan. Jika kamu tidak mau, kamu bisa melemparkan aku keluar dari apartemenmu."

Nunew tampak begitu bimbang. Dia seperti berdiri di tengah tali tipis yang siap menjatuhkannya. Di satu sisi dia menginginkannya karena dia sudah jatuh cinta dengan Zee sejak dua tahun yang lalu. Tapi di satu sisi Nunew takut membiarkan dirinya terlena dengan kebahagiaan ini.

***

Bonus foto Zee Nunew

Nunew kemarin baru rilis single baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nunew kemarin baru rilis single baru. Mohon bantuannya untuk mendukung Nunew.

Second Chance (Net-James & Zee-Nunew) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang