44.Alasan Jimmy

300 23 6
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

“Jadi alasan kenapa James spesial buat kamu karena dia itu kakakmu?” Tommy menapakkan kakinya di atas gedung perusahaan Luminous media di mana James bekerja sebagai CEO di sana.

Tampak Jimmy duduk di pinggir dengan begitu santai tanpa merasa takut sedikitpun. Dia menoleh dan melihat Tommy mengepakkan sayap berbulu hitamnya.

Jimmy menganggukkan kepalanya. “Ya, karena dia kakakku. Aku gak pengen dia diseret sama kamu ke neraka. Karena itu nyerah saja, Tommy.”

Tommy menyembunyikan sayapnya di punggung. Kemudian dia duduk di samping Jimmy. Tatapannya mengamati kota Bangkok yang terlihat begitu ramai.

“Enggak, aku gak mau nyerah.” Tommy menggelengkan kepalanya.

Jimmy menoleh menatap iblis itu. “Kenapa kamu gak mau nyerah? James kurang bikin satu kebaikan saja, maka Tuhan bakal ampuni dia.”

“Meskipun dia itu kakakmu, tapi harusnya kamu gak percaya padanya gitu saja, Jimmy. Soalnya kadang saudara bisa ngelakuin hal yang nyakitin kita. Karena itu jangan mudah percaya.” Tommy tidak menoleh ke arah Jimmy.

Namun malaikat itu bisa melihat kesedihan yang mendalam yang dirasakan oleh Tommy. “Apa kamu meninggal gara-gara saudaramu, Tommy?”

Barulah Tommy menoleh. Dia tidak terkejut hanya menampilkan senyuman senyuman sinis dengan tatapan penuh kebencian. “Benar, Jimmy. Cuma gara-gara harta, orang terdekat kayak saudara bisa dibutain dan ngelakuin tindakan  nekat.”

Jimmy bisa melihat luka terpancar di mata Tommy. Luka yang tidak terlihat karena tersembunyi dalam hatinya. Jimmy mengulurkan tangannya untuk menepuk bahu iblis itu. “Aku ikut sedih dengan apa yang kamu alami, Tommy. Tapi situasi satu orang dengan orang lain itu beda. Jangan gara-gara kamu punya masa lalu yang buruk sama saudaramu, lantas kamu labelin hal yang buruk pada saudara orang lain. Aku pikir alasan kamu jadi iblis bukan karena kamu masih simpan masalah yang belum kamu selesaiin sama saudaramu, tapi gara-gara kamu belum bisa maafin.”

Tommy terdiam mendengar ucapan malaikat itu. Dia berpikir apa yang dikatakan oleh Jimmy memang benar. Dia memang belum bisa memaafkan apa yang sudah dilakukan oleh saudaranya.

“Pikirkin baik-baik apa yang aku bilang, Tommy. Dan juga pikirin lagi soal James. Kasih dia kesempatan.” Setelah mengatakan kata-kata itu, Jimmy langsung menjatuhkan dirinya dari atas gedung itu.

Tommy bisa melihat Jimmy langsung membentangkan sayapnya dan terbang. Iblis itu mendengus sinis. “Dasar sok pamer.”

***

“Jadi pelaku itu belum juga diketahui identitasnya?” tanya James yang berbicara dengan Zee di telpon.

“Ya, orang-orangku sudah berusaha cari. Tapi dalam waktu nyaris seminggu ini masih saja belum ada perkembangan. Bahkan akun media sosial yang kami duga sebagai akun pelaku juga akun fiktif. Bikin kami gak tahu lagi harus cari petunjuk dari mana.” Zee menjelaskan dengan nada frustasi.

James yang duduk di ruang kantornya mengusap rambut dengan frustasi. “Kita gak bisa menunda promosi acara Play With Me, Zee. Kita sudah umumin acara itu. Kalau kita tunda, maka banyak orang bakal ngerasa curiga dan justru bakal tahu soal surat ancaman itu.”

“Aku tahu, James. Kita gak perlu tunda acara promosi. Aku bakal nambah tim pengawal buat jaga Nat. Aku juga bakal turun tangan dengan pergi bersama Nat.” Zee memberikan solusi lainnya.

“Apa kamu gila? Gimana kalau fans fanatik itu ada di sana dan justru kamu juga bakal terluka?” omel James.

Zee menggelengkan kepalanya. “Enggak ada cara lain, James. Cuma ini caranya agar keamanan Nat terjamin. Dia adalah artisku.”

James menghela nafas berat. Dia menyandarkan kepalanya di punggung kursi kemudian pria itu memejamkan matanya untuk berpikir keputusan apa yang harus diambil. Setelah menimbang-nimbang, akhirnya dia memiliki keputusan yang tepat.

“Kalau gitu aku juga bakal datang sama Nat kayak kamu.” James memberitahu keputusannya.

“Kenapa kamu juga ikut?” Zee terkejut mendengarnya.

“Aku tahu Nat adalah artismu. Tapi acara Play With Me berada di bawah naungan perusahaanku. Kalau cuma kamu saja yang datang sama Nat bakal nimbulin sindiran atau bahkan kecurigaan. Karena itu demi keseimbangan, lenih baik aku juga ikut datang sama kalian.” James menjelaskan alasannya mengapa dia mengambil keputusan itu.

“Alasan yang masuk akal. Kalau gitu kita bakal datang sama-sama. Makaasih, James.” Zee menyetujui keputusan James.

James menggelengkan kepalanya. “Enggak masalah. Aku ngelakuin ini karena acara ini sangat penting buat Net.”

“Ya, aku tahu itu. Kalau begitu sampai jumpa besok.”

Setelah sambungan itu terputus, James mengusap rambutnya dengan jemari. Dia menghela nafas berat. Dia berharap besok acara berjalan lancar.

***

Karena Jimmy dan Tommy sudah gak bersama, jadi aku kasih fotonya pisah ya....

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Second Chance (Net-James & Zee-Nunew) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang