35. Buka Hatiku Buat Kamu

475 38 3
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Apa kamu gak papa, Mr. Panich?" tanya Nunew yang tahu jika keputusan ini begitu berat.

Zee menyandarkan tubuhnya di punggung kursi. "Kalau kamu mau dengar jawaban yang jujur, maka jawabannya enggak. Rasanya gak mudah ambil keputusan ini. Tapi aku pikir kalau keputusan ini yang terbaik."

Nunew mengulurkan tangannya menyentuh tangan Zee. "Kadang kamu harus bikin keputusan yang bakal hancurin hati kamu, tetapi bakal kasih kedamaian buat jiwa kamu."

Zee tersenyum mendengar kata-kata bijak pemuda itu. "Ya, keputusan itu memang hancurin hatiku soalnya aku harus lepasin James, tapi juga kasih kedamaian buat jiwa aku soalnya ada kamu, Kitty. Aku tahu mungkin ini terlalu cepat buat kita, tapi bisa gak kamu nungguin aku? Aku gak pengen jadiin kamu sebagai pengganti James. Aku mau membuka hatiku sendiri dan nempatin kamu dalam tempat terindah di dalam hatiku."

Nunew tersenyum mendengar kata-kata manis itu. "Aku pasti bakal nungguin kamu. Seberapa lama waktu yang kamu butuhin, aku pasti bakal nungguin kamu."

Hati Zee terasa begitu hangat mendengar ucapan Nunew. Dia senang disaat dirinya berada di titik terendah, pemuda itu seperti lilin yang menerangi dirinya dalam kegelapan. Menerangi jalan yang dilalui oleh pria itu.

***

"Mr. Supamongkon, aku sudah ngumpulin informasi yang Anda inginkan." Mark meletakkan map di atas meja bosnya.

James mengambil map itu dan membukanya. Hal pertama yang dilihatnya ada sebuah foto seorang wanita yang bekerja di sebuah rumah makan. James mengamati wajah sang ibu yang tidak jauh berbeda dengan terakhir dilihatnya. Hanya saja keriput dan kelelahan menghiasi wajah Fai.

"Dari informasi yang saya dapatkan, ibu Anda punya rumah makan seafood sendiri yang ada di Chiang Mai." Mark memberikan penjelasan.

"Dia tinggal dengan siapa di sana?" tanya James.

"Beliau tinggal sendiri. Rumahnya jadi satu tempat dengan rumah makan itu," jawab Mark.

"Dia gak nikah atau punya anak?" James menatap sekretarisnya.

Terlihat Mark tampak begitu ragu mengatakannya. Membuat James memicingkan matanya.

"Ada apa? Bilang saja!" perintah James.

"Sebenarnya ibu Anda punya seorang anak." Akhirnya Mark memberitahu informasi itu.

Tubuh James menegang mendengar ucapan sang sekretaris. Bahkan tangannya yang memegang map itu terkepal erat. "Anak? Jadi dia punya anak setelah ninggalin aku? Tapi kenapa dia tinggal sendiri sekarang?"

"Dua tahun yang lalu putranya meninggal dalam kecelakaan. Sejak itu ibu Anda tinggal sendiri."

James terdiam mendengar penjelasan itu. Dia tidak tahu apakah dia harus bersedih karena sang ibu kehilangan anaknya, atau dia harus tersenyum karena sang ibu mendapatkan hukuman karena sudah meninggalkannya.

Second Chance (Net-James & Zee-Nunew) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang