30. Hadiah Yang Berbeda

414 26 2
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Makasih sudah anterin aku, Kak Max." Ucap Nat saat Max menghentikan mobilnya di tempat parkir gedung apartemen tempat Nat tinggal

"Enggak masalah. Tapi kamu gak undang aku buat minum sesuatu?" Max berharap Nat mengundang dirinya ke apartemen Net.

"Kamu ingin mampir ke apartemenku, Kak? Tapi apa gak masalah?" Nat tampak ragu.

Max memicingkan matanya. "Memang masalah apa yang terjadi kalau aku datang ke apartemenmu? Apakah kamu punya kekasih yang bakal cemburu karena aku ngunjungi apartemenmu?"

Nat menggelengkan kepalanya. "Enggak, aku gak punya kekasih. Cuma kamu adalah aktor terkenal, Kak. Mana mungkin kamu mau ngunjungi apartemen yang kecil dan sempit milikku."

Max merasa lega karena yang dikhawatirkan Nat bukanlah kekasih yang akan cemburu padanya. Hal itu membuat Max menyunggingkan senyuman. "Tapi aku memang ingin ngunjungi apartemenmu. Jadi boleh gak aku datang?"

Dalam hatinya Nat bersorak senang karena Max mau mengunjungi apartemennya. Kemudian Nat menganggukkan kepalanya dengan penuh semangat. "Tentu saja boleh. Ayo kita segera naik."

Setelah itu Max dan Nat keluar dari mobil. Mereka berjalan menuju pintu masuk gedung. Dengan suasana hati yang senang, Nat berjalan sembari melompat-lompat kecil. Max tersenyum melihatnya karena Nat tidak terlihat seperti anjing pomeranian yang sedang melompat-lompat. Pemuda itu begitu polos sehingga tidak bisa menyembunyikan apa yang sedang dirasakan olehnya.

"Awas!" seru Max saat melihat keseimbangan Nat goyah membuatnya terjatuh.

Namun dengan gesit Max meraih tangan Nat dan menariknya sehingga tubuh pemuda itu berada dalam pelukannya. Nat bisa merasakan jantungnya berdebar-debar karena terkejut dengan apa yang terjadi. Kemudian pemuda itu mendongak dan melihat wajah Max yang begitu dekat.

"Kayaknya anjing kecil ini sangat ceroboh soalnya selalu terjatuh." Max terkekeh mengingat pertama kali mereka bertemu Nat juga nyaris terjatuh.

"Anjing kecil?" bingung Nat.

Max mengulurkan tangannya untuk mengusap puncak kepala Nat. "Ya, kamu mirip sekali sama anjing kecil yang nggemasin."

Nat terdiam mendengar ucapan Max. Dia tidak menyangka seperti itulah pandangan Max untuknya. Nat begitu senang, tapi dia sendiri takut dengan perasaannya.

Gerakan tangan Max terhenti saat menyadari mereka begitu dekat. Tatapan pria itu terjatuh pada bibir Nat. Max tahu seharusnya dia tidak melakukan hal ini tapi dia tidak bisa menahan dirinya.

"Dorong aku kalau kamu gak suka, Nat!" Max memberikan peringatan.

Awalnya Nat bingung dengan maksud ucapan Max. Tapi dia tidak sempat memikirkannya karena Max sudah menahan wajahnya dan pria itu menunduk untuk menciumnya. Ciuman yang begitu lembut. Meskipun Max sudah memperingatkannya, tapi Nat tidak memiliki niat untuk mendorong pria itu. Bahkan Nat memejamkan matanya karena menikmati ciuman itu.

Max melepaskan ciuman itu. "Kamu gak dorong aku?"

Nat menggelengkan kepalanya. "Enggak, karena aku juga mau."

"Sial!" Max mengumpat karena godaan yang begitu besar itu. Ingin sekali dia mencium Nat kembali. Tapi deringan ponsel menghentikan pria itu. Dengan mendengus kesal, Max mengambil smartphone di saku celananya. Dia mengangkat panggilan dari manajernya.

"Ada apa, Thara?" tanya Max dengan nada kesal karena sang manajer mengganggu waktunya bersama Nat.

"Kamu di mana sekarang, Max?" tanya Thara.

"Aku baru saja nganterin Nat pulang. Apa ada masalah sama pekerjaan?" penasaran Max.

Thara menghela nafas berat. "Aku mau nunjukin sesuatu yang penting sama kamu. Bisa gak kamu balik ke apartemenmu sekarang?"

"Baiklah, aku bakal segera balik." Max segera menutup panggilan itu. Kemudian perhatiannya kembali tertuju pada Nat. "Kayaknya aku harus nunda kunjunganku ke apartemenmu. Manajerku bilang dia mau bicarain sesuatu yang penting. Aku bakal berkunjung lain kali."

Nat tersenyum lebar. "Enggak masalah. Hati-hati di jalan." Nat melambaikan tangannya.

Max membalas lambaian tangan pemuda itu sebelum akhirnya meninggalkan tempat. Mereka tidak mengetahui jika tidak jauh dari mereka, dalam kegelapan, ada seseorang yang tersenyum senang karena berhasil mengambil foto yang akan menciptakan berita panas.

***

Max membuka pintu apartemennya dan melangkah masuk.

"Kalau ini gak penting, aku bakal mukul kamu, Thara." Max menghampiri sang manajer yang duduk di sofanya.

Biasanya Thara akan menanggapi ancaman Max dengan candaan. Tapi tidak kali ini. Pria itu terdiam memandang Max yang sudah duduk di sampingnya dengan ekspresi dingin. Membuat Max tahu jika ada masalah yang serius.

"Ada apa, Thara? Apa ada masalah besar?" tanya Max penasaran.

"Kita memang sedang hadapin masalah serius, Max. Ada seseorang yang ngirimin kotak ini siang tadi." Thara menunjuk ke arah kotak berukuran besar di atas meja. Kotak itu dihiasi kotak kado dengan pola hati.

"Apa fans yang ngirimin? Bukannya aku sudah biasa dapat hadiah?" heran Max.

Thara menghela nafas berat. "Kamu memang sudah biasa dapat hadiah dari penggemarmu, Max. Tapi hadiah kali ini beda."

Max memicingkan matanya. "Bedanya apa?"

"Kamu bisa lihat sendiri." Thara mengulurkan tangannya untuk membuka kotak itu.

Nafas Max tercekat melihat isi kotak ini. Jelas isinya memang berbeda dengan hadiah-hadiah yang pernah Max terima. Dan Max tahu ini adalah masalah yang serius.

***

Bonus foto Max Nat.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Second Chance (Net-James & Zee-Nunew) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang