25.Syuting Hari Pertama

381 32 4
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Bagaimana jika ibumu punya alasan lain karena meninggalkanmu?"

Keesokan harinya James masih saja memikirkan ucapan sang malaikat. Hal itu mengusik pikirannya sampai membuatnya tidak bisa tidur. Tatapan pria itu tertuju pada dua butir mutiara putih di gelang yang dikenakannya.

"Padahal harusnya aku senang soalnya bisa bikin mutiara putih kedua kalinya. Tapi gara-gara malaikat nyebelin itu aku jadi kesal."

"Aku dengar, James." Suara Jimmy yang tiba-tiba terdengar mengejutkan James.

James mendengus kesal. "Sebenarnya dia itu malaikat atau hantu sih?"

"Malaikat."

Jimmy tiba-tiba saja muncul di samping James membuat pria itu terkejut bahkan sampai jatuh dari kursinya. James meringis sakit di pantatnya. Dia menatap malaikat itu dengan tatapan kesal.

Jimmy berusaha menahan tawanya. Tapi dia mengulurkan tangannya. "Sudah kukatakan buat jaga ucapanmu, bukan?"
James yang masih kesal menolak uluran tangan malaikat itu. Dia memilih berdiri sendiri dan kembali duduk di kursinya. "Buat apa jaga ucapanku? Lagipula aku gak ngomong kasar. Dan juga ini mulutku, sesuka aku mau gunain."

Jimmy menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia berpikir jika James sudah membuat dua kebaikan maka dia akan sedikit berubah. Sayangnya harapannya lenyap seperti asap.

"Mulut itu memang mulutmu. Tapi mulut itu punya tanggung jawab besar. Soalnya apa yang kamu katakan bakal jadi magnet yang hampiri kamu. Jadi tanggung sendiri akibatnya." Jimmy langsung menghilang setelah mengatakan itu.

James hanya menghela nafas berat. Dia ingin menggerutu kesal tapi tak ingin malaikat itu kembali datang dan mengomelinya. Bahkan sekarang telinganya terasa panas mendengar omelan Jimmy.
Terdengar ketukan di pintu membuat James mengalihkan perhatiannya. Dia meminta siapapun yang diluar untuk masuk.

"Mark? Kenapa kamu di sini? Kupikir kamu jaga adikmu." Terkejut James melihat sekretarisnya sudah kembali. Padahal kemarin adalah operasi May.

Mark yang sudah berdiri di depan meja James, menyunggingkan senyuman. "Anda sudah bantu saya begitu banyak, Mr. Supamongkon. Rasanya gak enak harus ninggalin kerjaan lebih lama lagi."

"Enggak masalah. Lagipula aku bisa urus pekerjaan dengan baik. Gimana dengan operasi adikmu?" tanya James.

"Operasinya berjalan lancar. Semua berkat bantuan Anda, Mr. Supamongkon. Saya benar-benar berterima kasih. Saya bakal bayar hutang saya perlahan pada Anda."

James menggelengkan kepalanya. "Enggak perlu. Aku sudah anggap hal itu sebagai hadiah soalnya selama ini kamu kerja dengan baik."

Mata Mark berbinar senang. "Terimakasih banyak, Mr. Supamongkon. Lain kali kalau Anda butuh bantuan saya pasti siap bantu."

Second Chance (Net-James & Zee-Nunew) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang