50. Pergi Meninggalkan

401 26 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Putraku!" Fai tidak bisa menahan air matanya tatkala melihat James berbaring tak sadarkan diri di atas ranjang.

Wanita itu menghampiri ranjang putranya. Di belakangnya ada Net yang menjemput wanita itu dan memberitahu apa yang terjadi pada James. Fai berdiri di samping ranjang James. Tangan Fai yang gemetar menyentuh tangan putranya.

"Kenapa jadi seperti ini, James? Padahal kita baru saja bertemu kembali, tapi bagaimana bisa kamu berbaring di sini dan tidak kunjung bangun?" Fai pun tidak bisa membendung tangisannya.

Net yang berdiri di samping Fai langsung memeluk wanita itu untuk menenangkannya. "Maafkan aku, Bibi. Aku tidak bisa menjaga James dengan baik. Seharusnya aku tidak membiarkan dia pergi dari sisiku."

Fai menggelengkan kepalanya. "Tidak, Net. Ini bukan kesalahanmu. Kamu tidak tahu hal seperti ini akan terjadi pada James. Sepertinya ini adalah karmaku. Aku tidak bisa menjadi ibu yang baik. Sehingga membuat kedua putraku meninggalkanku."

"Tidak bisakah kalian berhenti saling menyalahkan diri sendiri?"

Suara itu membuat Fai dan Net terkejut mendengarnya. Pasalnya suara itu berasal dari James. Mereka bisa melihat pasien yang berbaring di atas ranjang itu membuka matanya.

"James!" seru Fai dan Net bersamaan.

James meringis saat merasakan sakit di bagian perutnya karena luka tusukan. Kemudian perhatiannya tertuju pada ibu dan kekasihnya.

"Mama? Net? Bagaimana bisa aku kembali kemari?" bingung James. Pasalnya dia ingat Jimmy memberitahunya jika dia tidak bisa kembali lagi ke dunia karena harus pergi ke surga bersama dengan adiknya.

"Apa maksudmu, James?" tanya Fai bingung.

"Tidak bisakah kamu melihat betapa bahagianya kami melihatmu sudah sadar, James? Kenapa kamu bertanya seperti itu?" Net juga tampak bingung.

"Maafkan aku. Tapi aku bertemu dengan Jimmy di dunia yang tidak aku kenal. Kemudian Jimmy memberitahuku jika aku tidak akan bisa kembali kemari. Aku harus pergi ke surga bersama dengannya." James menceritakan apa yang baru saja dialaminya saat tidak sadarkan diri.

"Aku tidak mengatakan padamu jika kita akan ke surga, Kak. Tapi aku mengatakan padamu jika kamu akan pergi ke tempat yang lebih baik. Jadi di sinilah tempat yang aku maksud." Jimmy tiba-tiba saja muncul di sisi lain ranjang James.

Segera pria yang mengenakan piyama rumah sakit itu mengambil bantal yang dipakainya dan langsung melemparkannya ke arah Jimmy. Sayangnya bantal itu menembus melewati malaikat itu sebelum jatuh ke lantai.

"Jadi kamu membohongiku?" James kembali meringis sakit karena gerakan itu membuat lukanya terasa sakit.

"James, ada apa?" tanya Fai bingung dengan sikap putranya.

James menoleh ke arah sang ibu. "Jimmy membohongiku, Ma. Padahal aku sudah merasa begitu sedih karena tidak bisa bertemu kembali dengan Mama dan juga Net."

"Aku tidak membohongimu. Kamu sendiri yang berasumsi seperti itu. Tapi sebenarnya memang seharusnya kamu pergi ke surga bersama denganku. Tapi karena Tuhan menyayangimu dan kamu juga sudah menjalankan misi dengan baik, karena itu kamu dikembalikan kemari." Jimmy menjelaskan.

James hanya bisa menghela nafas berat mendengar ucapan malaikat itu. Sedangkan Net mengambil kembali bantal yang dibuang oleh James kemudian membantu James meletakkan benda itu di bawah kepala pria itu.
Tiba-tiba saja Jimmy memegang tangan James. Meskipun Jimmy seperti tidak memiliki wujud yang nyata, tapi ketika pria itu menggenggam tangannya, James bisa merasakan kehangatan.

"Tugasku sudah selesai, Kak. Kamu melakukannya dengan baik. Sekarang aku harus kembali." Jimmy memberitahu kakaknya.

"Jadi aku tidak akan bertemu denganmu lagi?" tanya James.

"Aku akan mengunjungimu saat aku ditugaskan kemari. Mungkin tidak sering. Tapi aku pasti akan mengunjungimu. Bisakah kamu memberitahu Mama jika aku menyayanginya?" pinta Jimmy.

Tatapan James menoleh ke arah sang ibu yang menunggu James menjelaskan apa yang sedang putranya lakukan. Dengan tangannya yang lain, James menggenggam tangan sang ibu.

"Ma, saat ini Jimmy sedang berada di sisi kiriku dan menggenggam tanganku. Dia harus pergi. Tapi dia ingin memberitahu Mama jika Jimmy menyayangi Mama." James memberitahu ibunya.

Fai kembali menangis mendengar ucapan James yang menyinggung putranya yang sudah lama meninggal.

"Aku… aku juga menyayangimu, Jimmy. Mama sangat menyayangimu." Fai mengatakannya dengan menangis.

Jimmy melepaskan tangan James. Kemudian dia berjalan memutari ranjang James dan menghampiri ibunya. Jimmy memeluk wanita itu dari belakang seperti yang dulu sering dia lakukan ketika sang ibu sedang memasak.

"Terimakasih, Ma. Selamat tinggal."
Tepat setelah mengatakan itu Jimmy pun menghilang.

James yang bisa melihat hal itu ikut menangis. Dia bersedih karena tidak bisa bertemu lagi dengan adiknya.

***

Akhirnya gak sad ending sodara-sodara. Qutie siap dilempari telur nih gara-gara bikin kalian baper🤭

Hadiah Net James buat yang lagi baper ya....

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Second Chance (Net-James & Zee-Nunew) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang