3.Tunangan James

599 45 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Apa kamu tidak apa-apa?" tanya Zee Pruk Panich yang menahan tubuh Nunew sehingga tidak terjatuh.

Nunew segera tersadar dari kekagumannya kepada pria yang menyelamatkannya. Dia segera menegakkan tubuhnya dan mendorong Zee.

"Aku baik-baik saja. Terimakasih sudah menolongku." Nunew tersenyum malu. Pemuda itu berharap Zee tidak mendengar jantungnya yang berdebar kencang karena pria itu begitu dekat dengannya.

Zee menyunggingkan senyuman yang membuat ketampanannya meningkat berkali-kali lipat. "Tidak masalah."

Tiba-tiba pintu ruangan James terbuka membuat Nunew, Zee dan Mark menoleh. Mereka bisa melihat Net berjalan keluar membawa tablet di tangannya.

"Kak Net!" seru Nunew berlari menghampiri atasannya.

Net menyunggingkan senyuman melihat Nunew. Bahkan pria itu melakukan kebiasaannya saat bersama sekretarisnya itu. Dia mengelus rambut Nunew dengan lembut. Sedangkan pemuda itu tersenyum senang seperti kucing yang menggemaskan.

"Kak Net, kamu baik-baik saja 'kan? Dia tidak menggigit Kak Net, 'kan?" tanya Nunew khawatir.

Net menggelengkan kepalanya. "Tidak, James tidak menggigitku. Kamu tidak perlu cemas."

Kemudian tatapan Net tertuju pada Zee. Seketika senyuman di wajahnya lenyap. Nunew mengikuti arah pandang Net. Dia bisa merasakan kedua pria itu saling melayangkan tatapan tidak suka.

"Sepertinya kamu tidak bisa berhenti menempel pada James, Net." Sejak mengenal James, Zee memang tidak pernah suka dengan Net. Bukan hanya karena tatapan pria itu, tapi juga karena Zee selalu melihat Net setiap kali dia bertemu dengan James.

"Kalau kamu berpikir aku dan James memiliki hubungan yang lebih dari teman, maka kamu tidak perlu khawatir, Mr. Panich." Net mendengus kesal.

"Memang seharusnya aku tidak perlu khawatir, Net. Karena pada akhirnya James akan menikah denganku." Zee menampilkan senyuman sinis.

Kedua tangan Net terkepal erat di samping tubuhnya. Dia benci mendengar kata-kata Zee. Tapi dia tidak bisa membantahnya. Karena ucapan Zee memang benar. Pada akhirnya hanya Zee yang bisa memiliki James karena pria itu adalah tunangan sahabatnya.

"Kak Net?" Nunew memegang lengan atasannya.

Net pun menoleh dan ekspresinya kembali melembut. "Ah, aku tahu kamu sudah lapar, Nunew. Ayo kita makan siang!"

Net menarik tangan Nunew pergi meninggalkan tempat itu. Nunew hanya menganggukkan kepalanya ke arah Zee. Kemudian pemuda itu melambaikan tangannya ke arah Mark. Sekretaris James itu membalas lambaian tangan Nunew.

"Mark, siapa laki-laki yang bersama dengan Net?" tanya Zee.

Mark tampak terkejut mendengar pertanyaan Zee. "Dia adalah Nunew, sekretaris Net."

Zee hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian pria itu kembali mengamati Nunew yang berjalan menjauh bersama Net. Bibirnya menyunggingkan senyuman karena melihat betapa menggemaskannya Nunew.

"Ah, kamu sudah datang."

Suara itu membuat Zee menoleh. Dia bisa melihat James melangkah keluar dari ruangannya. James berjalan menghampiri tunangannya.

"Aku tahu kamu tidak suka jika aku terlambat." Zee tersenyum pada pria itu.

James menganggukkan kepalanya. "Memang benar. Karena bagiku waktu adalah uang, Zee. Jadi kamu harus menghargai waktuku. Ayo, kita makan siang! Aku sudah lapar."

"Dengan senang hati." Zee mengulurkan lengannya agar James bisa memeluknya dan mereka berjalan pergi bersama.

***

Bonus foto tunangan James dan pujaan hati Nunew yang super ganteng bernama Pak Zee Pruk

Bonus foto tunangan James dan pujaan hati Nunew yang super ganteng bernama Pak Zee Pruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Second Chance (Net-James & Zee-Nunew) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang