19. Aku Gak Baik-Baik Saja

437 35 1
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Kayaknya Mr. Supamongkon dekat sama Mr. Panich," gumam Nat berdiri agak jauh dari Net dan teman-temannya.

Max yang berdiri di samping Nat menoleh. "Apa kamu gak tahu kalau mereka tunangan?"

Nat melotot kaget mendengarnya. "Heh, beneran?"

"Ya, benar. Bahkan beritanya begitu heboh soalnya dua perusahaan besar disatukan dengan cara yang gak biasa." Max menjelaskan.

Nat menganggukkan kepalanya. "Ah, pantas saja kalau Mr. Panich dukung LGBT."

"Seperti itulah."

Tak jauh dari dua artis itu, Nunew duduk bersama Yim. Tatapannya tertuju pada Net yang berjalan mondar-mandir. Pria itu bukan hanya meresahkan proyeknya tapi juga meresahkan James di dalam ruangan itu.

Nunew membuka tasnya dan mengambil teh botol. Kemudian dia berdiri berjalan menghampiri Net. Langkah Net terhenti saat Nunew menghalangi jalannya.

"Minumlah, Kak! Mungkin kamu bakal ngerasa jauh lebih baik." Nunew mengulurkan tangannya menyerahkan teh botol itu.

Net mengambil benda itu dan menyunggingkan senyuman. "Makasih, Nu."

Pria yang saat ini mengenakan kemeja biru segera meminumnya untuk melegakan tenggorokkannya yang kering. Setelah meneguknya sampai setengah botol, Net menutup benda itu.

"Sudah jauh lebih baik, Kak? Apa aku perlu pijitin kamu?" Nunew menawarkan.

Net terkekeh mendengarnya. "Aku pikir itu gak perlu, Nu."

"Kalau Net gak mau, kamu pijat aku saja, Nu." Poppy menyahut.

Nunew menggelengkan kepalanya. "Enggak mau, Kak Poppy. Aku cuma mau nawarin Kak Net."

Poppy mendengus kesal. "Kamu pilih kasih, Nu."

Tiba-tiba kepala Poppy dipukul dengan gulungan kertas. Pria itu hendak mengomeli orang yang berani memukulinya. Tapi melihat sang kakak berdiri di hadapannya membuat Poppy mengurungkan niatnya.

"Apa kamu kerja dengan baik atau kamu cuma main-main saja, Poppy?" tanya Park.

Poppy melebarkan senyumannya. "Tentu saja aku kerja dengan baik, Kak."

"Kakak?" bingung Net begitu juga yang lain.

Park menoleh ke arah Net dan mengulurkan tangannya. "Perkenalkan aku adalah Park Anomakiti. Aku adalah Kakak Poppy."

Net membalas uluran tangan Park. "Senang bertemu denganmu, Mr. Anomakiti. Namaku Net Siraphop, manajer tim produksi satu."

"Kamu bisa panggil aku Park, Net. Aku harap Poppy kerja dengan baik." Park menoleh ke arah sang adik.

"Enggak perlu khawatir, Park. Poppy kerja dengan sangat baik." Net menjawab dengan jujur.

Park menganggukkan kepalanya. "Senang mendengarnya."

Tiba-tiba pintu ruang meeting terbuka. Semua orang menoleh dan melihat Zee melangkah keluar.

"Maaf kalau pembicaraan pribadi kami membuat meeting kita jadi tertunda. Kita bisa mulai lagi. Aku dan Mr. Supamongkon sudah mencapai kesepakatan yang bagus."

Saat Zee hendak masuk kembali ke dalam ruangan itu, tatapannya tertuju pada Net. Bibirnya menyunggingkan senyuman penuh kemenangan. Membuat Net tahu ada yang tidak beres.

***

Saat dalam perjalanan kembali ke kantor Luminous, Mark mengamati James yang tampak melamun menatap keluar jendela. Pria itu tampak jauh lebih murung daripada saat mereka berangkat.

"Apakah kamu baik-baik saja, Mr. Supamongkon?" tanya Mark.

James sama sekali tidak menoleh tapi dia menganggukkan kepalanya. "Aku gak papa, Mark."

Sebelum Mark menanyakan lebih lanjut, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Mark segera memasang handsfree di telinganya dan mengangkat panggilan itu.

"Ya, aku adalah Mark Sorntast."
James menoleh melihat Mark sedang berbicara di telpon dengan seseorang. Dia bisa melihat wajah Mark berubah pucat.

"Ya, dia adalah adikku. Di rumah sakit mana dia sekarang? Baik aku akan segera ke sana." Mark melepaskan handsfree itu setelah panggilan berakhir.

"Apakah ada masalah, Mark?" tanya James melihat sekretarisnya tampak begitu ketakutan.

"Adikku… adikku masuk rumah sakit, Mr. Supamongkon. Apakah boleh setelah aku anterin kami sampai ke kantor, aku langsung pergi ke rumah sakit?" pinta Mark.

"Enggak perlu nanti. Kita pergi ke rumah sakit sekarang saja." James memberikan perintah.

"Tapi gimana denganmu, Mr. Supamongkon?" khawatir Mark.

"Enggak perlu cemasin aku. Aku bisa ngurus diriku sendiri. Yang penting sekarang adalah melihat kondisi adikmu."

Mata Mark tampak berbinar senang. "Makasih, Mr. Supamongkon."

***

Maaf Qutie lupa update 🤭

Kita lihat CEO James yang cantiknya bikin Qutie insecure 🤭

Kita lihat CEO James yang cantiknya bikin Qutie insecure 🤭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Second Chance (Net-James & Zee-Nunew) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang