49. Dunia Yang Berbeda

373 32 6
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

“Di mana ini?” tanya James saat dia bangung dan melihat dirinya berada di tengah padang rumput ilalang.

James segera berdiri dan melihat sekelilingnya. Pemandangan di sekitarnya tampak begitu indah. Ada sungai kecil tak jauh dari tempat dia berdiri. Kemudian dia melihat hamparan rumput ilalang berwarna putih yang tampak begitu cantik. Terakhir tatapannya tertuju pada pohon besar yang tumbuh di tengah-tengah padang rumput itu. James memicingkan matanya saat melihat seseorang berdiri di dekat pohon itu.

“Jimmy?” gumam James saat mengenali orang itu.

Segera James berlari melintasi padang ilalang itu menghampiri pohon besar itu. Langkah James terhenti di depan adiknya.

“Gimana, Kak? Tempat ini indah, bukan?” tanya Jimmy.

James melihat sekilas sekelilingnya sebelum akhirnya kembali menatap adiknya. “Tempat ini memang indah dan aku ngerasa begitu tenang di sini. Apakah ini surga?”

Jimmy menggelengkan kepalanya. “Enggak, Kak. Kita belum masuk ke surga. Tapi tempat ini dekat dengan surga.”

“Jadi maksudmu aku sudah mati? Tapi aku berhasil nyelesain misi. Kamu lihat!” James mengangkat tangannya di mana seluruh mutiara di gelang itu sudah berubah warna menjadi putih.

Jimmy tidak menampilkan ekspresi senang, tapi malaikat itu tampak sedih. “Kamu memang sudah nyelesain misimu, Kak. Tapi sayangnya kamu terluka parah saat nyelesain misi kelima. Maafin aku, Kak.”

Tubuh James menegang mendengar ucapan malaikat itu. Dia berusaha mencerna kata-kata adiknya.

James menggeleng-gelengkan kepalanya. “Enggak, aku gak bisa pergi begitu saja, Jimmy. Aku sudah janji sama Net kalai aku bakal balik. Aku juga baru saja baikan sama Mama. Aku ingin bisa makan sama Mama kayak yang aku impiin sejak lama. Dan juga… dan juga aku belum ngucapin sama Net kalau aku cinta dia. Gak bisakah kamu kasih aku waktu sebentar saja, Jimmy? Aku mohon!”

Jimmy bisa melihat air mata mengalir membasahi pipi James. “Aku senang karena kamu gak lagi jadi orang berhati dingin, Kak. Aku juga senang kamu bisa sayang sama orang-orang yang cinta sama kamu. Kamu sudah banyak berubah setelah ngerjain misi-misimu. Tapi… tapi maafin aku, Kak. Aku gak punya kekuasaan kayak gitu. Maafin aku.”

Seketika James menumpahkan tangisnya. Nasi sudah menjadi bubur, semuanya sudah terlambat. James tidak memiliki kesempatan lagi.

Jimmy memeluk kakaknya yang terlihat begitu sedih. Malaikat itu bisa merasakan tubuh James gemetar karena tangisannya. Terdengar jelas pria itu begitu sedih karena tidak akan bisa bertemu kembali dengan orang-orang yang disayanginya. Jimmy bisa memahaminya, karena dia pernah berada di posisi James saat ini.

“Maafin aku, Kak. Kalau saja aku bisa, aku pasti bakal nolong kamu. Aku bakal ngelakuin segalanya agar bisa bantu kamu. Maafin aku.” Jimmy mengungkapkan rasa bersalahnya karena tidak bisa membantu kakaknya.

Second Chance (Net-James & Zee-Nunew) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang