45. Penyerangan

320 28 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Acara promosi acara Play With Me diadakan di mall Siam Paragon. Banyak penggemar Max dan Nat menantikan idola mereka datang.

Di dalam mobil, Max dan Nat mengamati banyak wartawan dan juga penggemar yang sudah berkumpul di depan mall.
Max meraih tangan Nat. "Apa kamu gugup?"

Nat menggelengkan kepalanya. "Enggak, cuma aku takut."

"Apa gara-gara surat ancaman itu?" tanya Max.

Nat menganggukkan kepalanya. "Ya, Mr. Panich jelasin kalau kemungkinan besar orang yang ngirim surat ancaman itu bakal ada di sini. Karena itu aku takut."

Max melepaskan tangan Nat kemudian memeluk bahu pemuda itu. "Gak usah takut. Aku pasti jagain kamu. Aku gak bakal biarin siapapun nyakitin kamu."

Nat tersenyum senang mendengar ucapan Max. Kemudian pemuda itu memeluk pria itu. "Makasih, Kak Max."

Di mobil lain, Net yang sedang duduk belakang kemudi mobilnya menoleh ke arah James. Dia bisa melihat kekasihnya itu terdiam memikirkan sesuatu.

"Apa kamu harus datang, James? Setahuku kamu jarang datang ke acara promosi kayak gini," kata Net.

"Zee jelasin sama aku kalau dia belum bisa nangkap pelaku yang ngirim surat ancaman. Meskipun sudah nyiapin penjagaan ketat, tapi dia tetap datang buat jagain Nat. Wartawan bakal cium keanehan kalau lihat Zee sendiri datang. Karena itu aku juga ikut datang." James menjelaskan.

"Jadi kamu juga bakal ada dalam bahaya?" tanya Net cemas.

James menoleh ke arah sang kekasih. "Kamu gak perlu cemas, Net. Sasarannya adalah Nat, bukan aku. Aku gak bakal berada dalam bahaya."

Net menghela nafas berat. "Meskipun kamu bilang gitu, tetap saja aku merasa khawatir. Aku bakal selalu di sampingmu, dan jangan pergi jauh dariku."

James tersenyum lebar. "Bahkan kalau ada kamu di sampingku, aku gak bisa jauh darimu, Net. Lebih baik kita segera keluar."

Setelah itu James dan Net keluar dari mobil. Mereka bisa melihat Max dan Net sudah keluar dari mobil dan berhadapan langsung dengan para wartawan yang sedang memotret mereka. Tidak jauh dari mereka ada beberapa pengawal yang dipersiapkan Zee untuk melindungi artisnya. Sedangkan Zee yang baru saja keluar dari mobil bersama Nunew, berjalan menghampiri James dan Net.

"Apa kamu yakin pelaku pengirim surat ancaman itu bakal beraksi hari ini?" tanya James saat Zee sudah berada di dekatnya.

Zee menggelengkan kepalanya. "Masih belum tahu. Kemarin anak buahku nemuin kemungkinan pelakunya, tapi saat kami menggeledahnya, ternyata bukan dia."

James menghela nafas berat. "Jadi intinya pelakunya belum tertangkap dan Nat masih dalam bahaya."

Zee menganggukkan kepalanya. "Ya, begitulah. Karena itu aku masih cemas padanya."

"Semoga pelakunya segera tertangkap." James berharap.

Tiba-tiba saja terdengar suara teriakan yang membuat James, Net, Zee, dan Nunew bergegas menghampiri Max dan
Nat. Karena sumber suara berasal dari arah mereka.

"Ada apa ini?" tanya Zee pada Tharn yang sedang melindungi Nat.

"Ada penggemar yang tiba-tiba nyerang Mr. Natasit." Tharn menunjuk ke arah seorang pemuda yang sedang ditahan dua orang pengawal lainnya.

"Aku gak rela kamu sama Max. Kamu gak pantas berpasangan sama Max. Max hanya milik kami." Penggemar itu berteriak dengan penuh emosi.

Max tidak rela penggemarnya berkata seperti itu kepada Nat. Dia ingin mengatakan sesuatu, tapi Zee menahan bahu Max.

"Jangan lakukan apapun di situasi kayak gini. Cuma bikin situasi lebih buruk. Biar aku yang atasin." Zee berbisik pada Max.
Max pun terdiam dan membiarkan Zee yang mengambil alih situasi.

"Bawa penggemar Max ke tempat yang tenang. Aku dan Max bakal bicara sama dia." Zee menyuruh pengawal yang menahan pemuda yang merupakan penggemar Max.

Kemudian Zee beralih pada pengawal lainnya. "Tharn, bawa Nat masuk lebih dahulu. Jaga dia karena aku yakin dia sedang syok saat ini."

Tharn menganggukkan kepalanya. "Baik, Mr. Panich."

Setelah itu para pengawal itu melaksanakan seluruh perintah Zee. James bisa merasa lega karena Zee bisa mengendalikan situasi. Tiba-tiba saja Jimmy muncul di samping kakaknya.

"James, ikuti Nat!" Jimmy meminta kakaknya itu.

James memicingkan matanya. "Kenapa aku harus ikut dia?"

"Aku tidak bisa mengatakan alasannya. Tapi aku yakin Tharn bukanlah orang yang baik." Jimmy memberitahu kakaknya.

"Sial!" James segera berlari masuk ke dalam mall untuk mengikuti Nat dan Tharn.

Nunew yang melihat James berlari masuk ke dalam mall tampak memicingkan matanya. "Kenapa Mr. Supamongkon terburu-buru?"

***

Bonus foto 3 couple...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Second Chance (Net-James & Zee-Nunew) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang