05.| Pembalasan Sabrina dan Saphira

679 152 17
                                    

Jangan lupa follow:
@utiniverse
@historiaddict
@ikbenwhdp

Jangan lupa follow:@utiniverse@historiaddict@ikbenwhdp

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"IKAN ASAP?"

Alis Kaiden mengernyit. Keterkejutan yang serupa turut tercipta di wajah Naina.

"Aku nggak nyangka kalau dia bisa lakuin hal rendahan kayak gitu," tutur Naina.

"Kagak heran gue. Orang kalau udah terobsesi sama sesuatu, bisa lakuin apa aja buat menuhi obsesinya," sahut Dirga, mengantongi kembali gawainya.

"Obsesi?" Naina tampak tidak mengerti.

Dirga menghela napas. "Semua orang tau kali kalau Saphira naksir banget sama Kaiden dari awal MPLS. Dia sama Sabrina pasti kerja sama buat celakain Airin yang notabenenya emang lagi dekat sama Kaiden."

"Tapi semua orang tau kalau gue teman SMP Kaiden?" Airin mengernyitkan dahi. Naina mengangguk, menyetujui perkataannya.

"Nggak ada kali teman SMP yang sedekat kalian berdua. Pulang sekolah bareng, join ekskul bareng. Bahkan lo juga jadi wakil ketua klub sejarah yang banyak ngabisin waktu berdua sama Kaiden. Mungkin gara-gara itu, Saphira cemburu," tukas Dirga lagi.

"Dirga benar. Aku pas pertama kali join OSN dan ada kamu sama Kaiden, aku kira kalian udah jadian," imbuh Naina.

"Idih, amit-amit gue sama Kaiden," alibi Airin, memasang ekspresi tidak suka.

"Gue juga ogah kali jadian sama lo. Enak jomblo," sahut Kaiden tidak mau kalah. "Jadi gimana nih? Haruskah gue bilang ke Bu Gayatri tentang Saphira?" tanyanya lagi.

Airin terdiam sejenak. "Menurutmu gimana, Nai?" Ia menatap Naina.

"Karena aku nggak kenapa-kenapa dan males juga bikin keributan menjelang ke museumnya Kapten Pierre Tendean, nggak usah deh. Tapi kalau misalnya kamu pengen kasih paham si Saphira, nggak papa. Silakan, tapi aku nggak ikut," jelas Naina.

"Oke deh. Kita lupain aja masalah ini. Gue juga ogah marah-marah sama Ikan Asap. Batu Sapir apalagi. Buang-buang tenaga," putus Airin pada akhirnya.

Naina tersenyum. Ia mengacungkan jempol. "Keren kamu, Ai."

"Makasih-makasih. Aku emang keren. Tapi jangan senang dulu." Airin menjeda perkataannya. "Kalau dua orang itu bikin ulah lagi, aku nggak bakal diam. Aku pastiin bukan Bu Gayatri, tapi Bu Nertaja yang bakal urus mereka berdua," lanjutnya menerbitkan sebuah senyum di wajah Kaiden.

"Itu baru temen gue. Udah, ayo kita sarapan. Anak-anak lainnya pasti udah di bawah," ujar Kaiden dijawab anggukan Naina dan Airin. Dua gadis itu melangkah terlebih dahulu.

"Temen doang nih?" Dirga menyenggol lengan Kaiden pelan.

"Kepo," tajam Kaiden seraya melangkah menyusul Naina dan Airin.

Rindu Lukisan ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang