28.| Tuan Sempurna

428 78 2
                                    

“APA?! GILA! GILA! GILA! SUMPAH NAI, KAPTEN TENDEAN KW SO SWEET BANGEEEEEET! Bisa-bisanya dia ngerti apa yang kamu pengen tanpa harus diomongin sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“APA?! GILA! GILA! GILA! SUMPAH NAI, KAPTEN TENDEAN KW SO SWEET BANGEEEEEET! Bisa-bisanya dia ngerti apa yang kamu pengen tanpa harus diomongin sebelumnya. Kayaknya kalian emang diciptakan untuk satu sama lain. Valid no debat no kecot!” Airin berucap dengan tidak santai. Beruntung hari masih begitu pagi. Baru ada ia dan Naina di ruang kelas ini.

Naina mendengus. “Iya, tapi nggak usah tereak-tereak juga kali Aiiii. Kamu ini. Masih pagi ini lho.”

Airin masih terlihat sumringah. “Justru ituu! Aku minta kamu datang pagi-pagi kan emang biar bisa cerita tentang satu orang manusia yang lagi dilanda kasmaran setelah datang ke rumah calon mertua,” tuturnya dengan alis yang bergerak naik-turun.

Naina mendecih. “Kamu kali yang kasmaran gara-gara si Kaiden. Abis jadi duta Sejarah Smanerta nih, senggol dong,” godanya tidak mau kalah.

“Idih malah nylimur. Cerita dong! Di rumah Kapten Tendean KW ngapain aja? Aku juga pengen dengar, seberapa sultan itu tentara satu.”

“Ya nggak ngapa-ngapain sih.” Naina tampak berpikir. “Kemarin itu di rumah Kapten Tendean KW, ada mami, papi, sama adiknya. Terus, komandan batalion dia juga datang. Katanya sih masih saudara. Danyon itu ternyata punya anak cewek, masih kecil, kurang lebih enam tahun. Namanya Iris, dia lucu banget, plus, dekat pula sama si kapten.”

“Beneran?” Airin tampak terkejut. Naina mengangguk. “Fiks, dia itu absolutely perfect! Udah ganteng, pengertian, mapan, bucin sejarah, berprestasi, nasionalis, sayang sama anak kecil lagi. Jarang loh ada cowok kayak gitu di zaman sekarang.”

Naina terdiam. Tidak menyangkal atau membenarkan.

“Kamu nggak heran, Nai?”

“Heran kenapa?”

“Ya ... heran aja gitu. Kamu pasti tau, cowok kayak tentara itu perfect banget. Masa iya nggak ada yang punya? Malah kata kamu, dia nge-iyain omongan Tante Mina soal perjodohan kalian.”

“Emang ada yang punya.” Naina bersuara setelah terdiam beberapa saat. Ia menatap Airin. “Dokter Kayla, cewek yang ada di postingan Rabella dulu. Masa kamu lupa?”

“Gimana bisa kamu yakin kalau dia emang ceweknya? Orang pas ada presiden jelas-jelas kita lihat sendiri dia juga deket sama tentara lain. Mana kelihatan happy banget.”

Naina bungkam.

“Lagian kalaupun dokter itu ceweknya Kapten Pierre, kenapa dia nggak ngajak dokter itu buat ketemu keluarganya. Malahan, kamu yang diajak ke ulang tahun Rabella.”

“Nggak tau aku, Ai. Dia itu terlalu misterius dan ... sempurna. Banyak tanda tanya di otakku tentang dia. Tapi, satu yang pasti. Aku sama dia nggak mungkin bisa bersatu. Dia itu tentara yang pemberani dan berprestasi. Sementara aku? Aku cuma siswi biasa yang jatuh cinta sama sejarah tiga bulanan ini,” ujar Naina terdengar putus asa.

Rindu Lukisan ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang