19.| Gado-gado Spesial

437 89 11
                                    

SEPANJANG perjalanan, tidak ada perbincangan di antara Pierre dan Naina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEPANJANG perjalanan, tidak ada perbincangan di antara Pierre dan Naina. Gadis di belakang Pierre itu justru masih dirundung kekesalan, dibuktikan dengan posisi duduknya yang hampir di jok motor Pierre paling ujung. Naina bahkan enggan berpegangan pada Pierre.

Masih fokus menyetir, Pierre sesekali melirik Naina dari spion. "Sebaiknya kau perbaiki posisi dudukmu. Aku tidak mau tanggung jawab jika ada sesuatu yang menimpamu nantinya," tutur Pierre dengan nada datar.

Naina masih dalam posisinya. Ia terlihat tidak ingin menuruti perkataan Pierre sama sekali. Gadis itu malah mengalihkan pandangan ke sisi kanan dan kiri, menghindari menatap Pierre.

Merasa diabaikan, Pierre menancap gas dengan tiba-tiba membuat Naina hampir terhuyung jika tidak berpegangan pada Pierre.

"Nyebelin amat jadi orang!" geram Naina.

Pierre terkekeh. Mengabaikan kekesalan Naina, pemuda itu semakin melajukan motornya dengan kecepatan empat puluh kilometer per jam menyusuri jalanan pedesaan yang tidak begitu ramai.

Motor Ducati hijau army milik Pierre berhenti di pekarangan sebuah rumah. Tampak beberapa rekannya tengah berbincang dengan Mayor Lingga di teras rumah.

"Ini bukan rumahku," ujar Naina, masih enggan turun dari motor.

"Aku tahu." Pierre melepas helmnya. "Aku tidak tahu di mana rumahmu, itu sebabnya aku membawamu ke rumah Mayor Lingga. Lagipula dia tetanggamu 'kan? Kau bisa berjalan kaki ke rumahmu sendiri," imbuhnya.

Naina semakin kesal mendengar penuturan Pierre.

"Senang sekali menaiki motorku, ya? Cepat turun. Aku masih banyak urusan," tegas Pierre membuat Naina tersentak. Gadis itu lantas turun dari motor dengan kekesalan.

"Nyebelin amat jadi manusia!"

"Hei, kalian sudah sampai?"

Naina dan Pierre yang sibuk berdebat pun menoleh.

Pierre mengangguk. "Aku sudah menemukannya, Mayor. Tapi gadis ini bilang jika dia tidak kabur dari rumah," tutur Pierre terus terang.

Mayor Lingga tersenyum. "Dia memang tidak kabur dari rumah. Aku hanya ingin kau bisa menghabiskan waktu berdua dengannya sebelum kemari," ujarnya enteng.

Pierre tersentak. Sedetik kemudian ia menormalkan ekspresinya. "Tapi untuk apa Mayor melakukan ini semua? Saya dengar dari teman gadis ini, Mayor berencana menjodohkan saya dengannya. Apa itu benar?" tanya Pierre memastikan. Ia berusaha sehalus mungkin berbincang dengan atasannya.

Mayor Lingga melirik Naina sebelum kembali menatap Pierre. "Aku memang sengaja melakukan ini. Danyon sendiri yang memintaku melakukannya." Mayor Lingga maju selangkah.

"Lagipula, bukannya dia gadis yang berfoto denganmu saat mengawal presiden? Kalian terlihat serasi dan sepertinya kalian juga berjodoh. Makanya hampir di setiap urusan kalian selalu dipertemukan," bisik Mayor Lingga.

Rindu Lukisan ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang