57.| Pemberangkatan Kontingen Garuda

238 32 2
                                    

SEBANYAK 1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEBANYAK 1.090 personel TNI dari tiga matra sudah berada di Apron Skuadron Lanud Halim Perdanakusuma. Para personel TNI yang sudah mengikuti pelatihan di PMPP selama satu bulan tengah berbaris mendengarkan arahan dari Panglima TNI Laksamana Yohan Morsean. Tidak hanya itu, kepala staf angkatan darat, laut, dan udara, pejabat Mabes TNI, Kostrad, Kementrian, hingga Polri turut hadir dalam acara pemberangkatan hari ini. Tentunya, anggota keluarga masing-masing personel turut hadir untuk mengucapkan sampai jumpa pada mereka.

“Saudara sekalian, saya tegaskan sekali lagi. Seribu sembilan puluh personel yang diberangkatkan hari ini adalah duta bangsa Indonesia di kancah internasional. Sudah semestinya saudara sekalian menjaga kehormatan bangsa dengan memegang teguh Sapta Marga dan Sumpah Prajurit TNI. Perkuat iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta bertanggung jawablah dalam menjalankan setiap tugas. Jangan sampai saudara sekalian menyalahi aturan yang ada di saat tengah bertugas di negara orang.”

Dari barisannya, Pierre tampak mendengarkan arahan dari Laksamana Yohan dengan saksama. Walaupun ini bukan kali pertama menjadi bagian Kontingen Garuda, jantungnya tetap berdegup kencang. Rasa nasionalisme dalam benaknya semakin meningkat seiring menyadari kenyataan; negara kembali memanggilnya untuk memberikan pengabdian.

“Terakhir, selalu sempatkan diri untuk memberi kabar keluarga masing-masing. Saudara sekalian harus tetap meminta doa dari mereka. Semoga Tuhan selalu melindungi kita di manapun berada.” Laksamana Yohan kembali berucap dengan penuh ketegasan. Dipandanginya satu persatu anggota Kontingen Garuda yang menatap tajam ke arah depan.

“Sebelum pemberangkatan, saudara sekalian diberikan waktu sepuluh menit untuk berpamitan kepada keluarga yang sudah hadir di tempat ini. Garuda!”

“Garuda!” jawab anggota Kontingen Garuda dengan serentak.

Laksamana Yohan tersenyum. “Bubar barisan, jalan!”

Seribu sembilan puluh personel TNI itu meninggalkan barisan, tidak terkecuali Pierre. Pemuda itu tampak menghampiri Naina yang sudah menunggu bersama orang tuanya.

“Jaga dirimu, Pierre. Segeralah kembali dengan selamat. Mami selalu doakan kamu,” ujar Marischa dengan mata berkaca-kaca. Ia mencium kedua pipi dan kening sang putra penuh kasih sayang. Setelahnya, ibu dua anak itu memeluk putra sulungnya. “Ik wil mis je, Pierre,” sambung Marischa seraya melepaskan pelukannya.

Di sampingnya, Alejandro turut memeluk sang putra. Dalam dekapan itu, ia memberikan pesan kepada Pierre. “Berhati-hatilah, anakku. Cepatlah kembali. Semoga Tuhan selalu melindungimu.”

Pierre tersenyum. Netranya menyiratkan ketulusan dan keteguhan. “Pierre pasti kembali, Mi, Pi. Doakan Pierre, ya,” ujar pemuda itu.

“Tentu, Pierre.”

“Tentu mami akan mendoakan kamu,” tutur Marischa.

“Sekarang, kamu temui Naina. Sudah lama dia ingin berbicara denganmu,” imbuh Alejandro lagi.

Rindu Lukisan ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang