41.| Ze is Mijn

432 88 13
                                    

follow ig
@ikbenaina
@pierrezaynallie
@ikbenxaverius
@ikbenwhdp
@utiniverse

"NIET."

Jawaban singkat dari Naina melunturkan senyum di wajah Pierre. Pemuda itu kian lemas. "Niet? M-mengapa?"

Naina tidak menjawab. Ia malah menatap lurus Kolam Segaran di hadapannya. Di sebelahnya, Pierre masih mempertanyakan keputusan Naina. Pemuda itu masih sedikit tidak percaya, keputusan besar yang ia ambil ternyata membuahkan kecewa.

"Nai, kijk naar mijn ogen. Tatap mataku. Berikan aku alasan yang jelas. Apakah aku sudah membuatmu kecewa? Atau aku tidak sengaja membuatmu terluka? Berikan aku jawabannya. Wees niet stil."

Pierre mendaratkan tangan kanannya di pundak Naina. Gadis di sebelahnya itu tampak menghela napas.

"Tanyain ke diri kamu sendiri," singkat Naina tanpa menatap Pierre.

Pierre menggeleng kaku. "Aku tidak mengerti apa maksudmu. Aku merasa kesalahanku hanyalah saat tidak menyadari ketika Kayla menyakiti hatimu beberapa hari lalu dan aku sudah menyelesaikan masalah itu. Bahkan, aku mengajakmu kemari agar kau bisa memaafkanku dan meneruskan perjodohan itu seperti yang kita bicarakan tadi pagi," jelasnya panjang lebar. Kepedihan bercampur bingung tercetak jelas di raut wajahnya.

Naina kembali bungkam.

"Apa ada sesuatu yang terjadi ketika aku tidak jadi menjemputmu siang tadi, Nai?"

Naina kini tersentak. Gadis itu masih enggan menjawab.

"Nai, kijk alsjeblieft in mijn ogen."

"Iya." Naina berusaha menahan air matanya. Gadis itu akhirnya memberanikan diri menatap Pierre. "Kamu bilang nggak bisa jemput gara-gara ada tamu dari Jakarta, tapi yang aku lihat justru sebaliknya. Jij leugenaar, Pierre. Sama seperti kebanyakan buaya di luar sana," tutur Naina mengeluarkan unek-uneknya.

Pierre tersentak. "Mengenai itu, aku minta maaf karena telah membohongimu. Tetapi kebohonganku itu tidak lain untuk mempersiapkan semua ini. Letda Arya-temanku-memberikan saran agar aku memberikan kejutan untukmu sebagai tanda permintaan maaf. Aku pergi ke Nabastala Florist untuk membeli bunga tulip istimewa ini untukmu, lalu menemui Sagara untuk memintanya menyiapkan suasana rumah makan seperti Kerajaan Majapahit. Aku kembali ke batalion untuk meminjam mobil Letkol Harris lagi sebelum akhirnya menjemputmu kemari. Aku minta maaf, tetapi aku hanya bisa memikirkan semua ini untuk merealisasikan saran dari temanku untuk membujukmu," jelas Pierre panjang lebar.

Naina tertegun mendengar penjelasan Pierre. "J-jadi ... kamu nggak ketemu Kayla?"

"Kayla? Untuk apa aku harus menemuinya?" tanya Pierre bingung.

Rindu Lukisan ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang