58.| Dinsdag, 27 Maart 2023

251 33 3
                                    

“KAMU masih di sekolah?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

KAMU masih di sekolah?”

Naina mengangguk. Wajah keheranan Pierre terlihat jelas di layar gawainya. “Di sini hujan. Jadi, nunggu agak reda dulu baru pulang. Ada temen-temen lainnya kok,” tuturnya seraya mengarahkan kamera belakang gawai pada teman sekelasnya sebelum kembali menggunakan kamera depan.

“Tidak membawa jas hujan?”

Naina menggeleng. “Nggak tau, kayaknya nggak. Aku belum cek.”

“Kamu periksa dahulu. Di sana pasti sudah jam lima sore. Kamu masih harus belajar buat ujian besok bukan?”

“Iya sih,” lirih Naina. Terlihat Pierre tersenyum.

“Kalau begitu, segeralah pulang. Ibu pasti sudah menunggu di rumah. Aku dengar hujannya juga tidak sederas tadi.”

Naina mengangguk. “Nanti kalau udah di rumah, aku chat kamu, ya. Nggak lagi sibuk 'kan?”

Pierre menggeleng. “Tidak, aku sedang beristirahat.”

“Oke deh. Kalau gitu aku matiin dulu. Kamu hati-hati di sana. Ik hou van je, Pierre,” tutur Naina disertai senyuman.

“Kamu juga. Ik hou van je, Nai.”

Begitu wajah Pierre tidak lagi tampak di layar gawainya, Naina memasukkan benda pipih itu ke tas. Memasangkan jas hujan untuk tas sekolahnya, ia lantas bangkit dari tempat duduknya.

Guys, aku pulang dulu, ya?”

Kelima teman Naina itu mengangguk. “Hati-hati, Nai.”

Dengan segera, Naina menyusuri koridor kelas dua belas. Lantai yang licin mengharuskan gadis itu untuk ekstra hati-hati dalam berjalan. Kondisi sekolah masih ramai akan siswa yang berteduh menghilangkan rasa takut di benak Naina akan sejarah SMA Anumerta. Belum lagi, hari yang sudah menjelang petang dengan hujan turun membuat atmosfer SMA Anumerta berbeda dari biasanya. Terlebih-lebih letak tempat parkir siswa yang dikelilingi banyak pepohonan.

Sebelum menaiki motornya, Naina terlebih dahulu membuka jok motor. Gadis itu tersenyum mendapati jas hujan berwarna biru terletak di sana. Tanpa menunggu lama, ia mengenakan jas hujan itu setelah meletakkan tasnya di dek motor. Lima menit setelahnya motor gadis itu sudah melaju meninggalkan area SMA Anumerta.

Jarak rumah Naina yang hanya satu setengah kilometer dari sekolah membuatnya tidak tergesa-gesa dalam berkendara. Gadis itu justru menikmati setiap tetes hujan yang membasahi tubuhnya sembari mengudarakan begitu banyak harapan untuk esok hari.

“Ingat anak-anak, besok pengumuman hasil Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP). Pastikan kalian membuka laman milik BP3 mulai pukul tiga sore. Saya berharap agar semua siswa yang masuk dalam eligible diterima SNBP, mengingat sekolah kita memiliki track record alumni sangat baik didukung oleh peringkat sekolah yang menduduki nomor dua top 1000 nasional.”

Rindu Lukisan ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang