10.| Perubahan Pierre dan Kehebohan Rabella

638 147 19
                                    

“KAU sedang melihat apa, Kapten?”

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


KAU sedang melihat apa, Kapten?”

“Pierre,” ralat Pierre. Netranya masih sibuk mencari sesuatu di gawainya.

Arya tersenyum. “Iya, Pierre. Kau tampak sibuk sekali, memang ada apa?” Ia melirik layar gawai Pierre yang menyala. Lama tidak mendapat jawaban, ia kembali bersuara. “Sejak kapan kau mulai tertarik bermain media sosial selain WhatsApp?”

“Hanya iseng,” singkat Pierre.

Arya terkekeh. “Tidak mungkin. Pasti ada sesuatu yang membuatmu tiba-tiba berubah pikiran. Aku ralat, sesuatu yang istimewa, karena sebelum ini berulang kali aku memaksamu menggunakan media sosial tapi sama sekali tidak kau gubris. Katamu media sosial hanya membuat seseorang menjadi malas dan melupakan tugasnya, tapi sekarang hmm.” Ia menaik-turunkan alisnya, menjahili Pierre di kursi sebelahnya.

Pierre tidak menghiraukan Arya. Laki-laki itu masih sibuk mengetikkan sesuatu di layar gawainya. “Aku sudah membuat akun, selanjutnya bagaimana?”

“Biar aku lihat.”

Pierre mengangguk, seraya menunjukkan layar gawainya pada Arya.

“Kau ingin mengganti nama pengguna? Ini masih nama pengguna default dari aplikasi.”

“Boleh.”

Arya mengangguk. “Aku akan menggunakan nama lengkapmu sebagai nama pengguna.” Ia mengetikkan sesuatu di layar gawai Pierre. Setelahnya, ia menunjukkan gawai itu kepada sang pemilik. “Akunmu sudah siap. Kau bisa mulai menggunakannya. Jika kau ingin, kau bisa tambahkan fotomu untuk foto profil. Atau mungkin, kau bisa membuat sebuah postingan?”

Pierre menggeleng. “Tidak perlu. Sudah lebih bagus seperti ini.”

Arya menghela napas. “Baiklah, tapi sebaiknya kau turut mengikuti akun lain juga, Pierre.”

“TNI AD, Akmil, Presiden, aku ingin mengikuti akun mereka.”

Arya tercengang. “Sungguh, itu saja? Kau tidak ingin mengikuti akun lain? Artis misalnya?” kagetnya.

Pierre menggeleng. “Memang apa yang salah?” Ia berucap dengan ekspresi datar.

“T-tidak, tidak ada,” ujar Arya menggaruk tengkuk tidak gatal.

“Kau juga punya akun Instagram, bukan? Tulis nama penggunamu. Aku akan mengikutinya.”

Perkataan Pierre menerbitkan senyum di wajah Arya. “Ini yang aku hendak jelaskan kepadamu, Pierre.” Dengan segera laki-laki itu mengetikkan username Instagram dan membuat Pierre mengikutinya.

“Sudah?”

Arya mengangguk. “Sudah. Tapi sepertinya ada satu akun lagi yang belum kau ikuti, Pierre.”

Pierre tidak menjawab. Dahinya mengernyit heran.

Arya menepuk pundak Pierre akrab. “Calon kakak ipar Rabella. Kau lupa?”

Rindu Lukisan ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang