59.| Karangan Bunga dari Selatan (END)

523 38 6
                                    

NAINA tiba di rumah lebih awal hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

NAINA tiba di rumah lebih awal hari ini. Ia terlihat begitu bahagia setelah mendapatkan nilai dengan kepala sembilan saat ujian Bahasa Inggris. Sebuah pencapaian luar biasa untuk seseorang yang tidak begitu suka Bahasa Inggris seperti dirinya. Kini, Naina tampak sibuk menunggu pesan balasan dari Pierre sembari mempelajari ulang rumus-rumus matematika di hadapannya.

"Lagi ngapain, Nai?"

Naina menoleh. Tampak sang ibu sedang berada di ambang pintu. "Belajar buat ujian besok, Bu."

Mina mengangguk paham. "Pengumuman SNBP-nya udah? Bakal diumumkan hari ini 'kan?"

Naina mengangguk. "Iya, Bu. Baru bisa dibuka jam tiga nanti. Naina minta doanya, ya."

Mina tersenyum. "Tentu ibu doain yang terbaik. Kalau gitu lanjut belajarnya. Ibu mau nonton FTV dulu," ujarnya seraya menutup pintu kamar Naina.

Di tempatnya, Naina mulai memahami satu per satu latihan soal matematika yang tertera di buku catatannya. Namun, gadis itu terlihat tidak begitu fokus. Ada kekhawatiran yang membuat jantungnya berdegup kencang.

Berkali-kali Naina mengecek layar gawainya, tetapi tidak kunjung memperoleh jawaban dari Pierre. Dengan menurunkan rasa gengsinya, ia kembali mengirimkan sebuah pesan pada kekasihnya.

Naina Arzia:
Pierre, aku tadi dapat nilai 90 di USP bahasa Inggris. Setelah sekian lama akhirnya bisa tembus angka sembilan juga. Aku seneng banget!
13.50 [sent]

Naina Arzia:
Yah walaupun USP mapel penjaskes nggak sebagus bahasa Inggris, tapi lumayanlah. Aku emang ngga suka olahraga kok😊
13.51 [sent]

Naina Arzia:
Kamu pasti lagi sibuk ya di sana? Jangan lupa jaga diri yaa. Aku tunggu balasan dari kamu.🥰
13.52 [sent]

Naina Arzia:
Pierre, kamu baik-baik aja kan?
14.00 [sent]

Naina Arzia:
Semoga kamu baik-baik aja di sana.
14.00 [sent]

Naina Arzia:
Ik hou van je, Pierre. Aku kangen kamu. Semoga kamu selalu dilindungi Tuhan. Aku yakin Tuhan nggak pernah biarkan orang sebaik kamu dalam bahaya.
14.01 [sent]

Naina Arzia:
Ik mis je, Pierre..
14.02 [sent]

Naina meletakkan kembali gawainya. Meski dengan kondisi batin yang cemas, gadis itu berusaha memahami materi ujian esok hari.

"Nai, cepat ke sini!"

Panggilan dari sang ibu membuat Naina bangkit dari posisinya. Gadis itu buru-buru membuka pintu lantas mengintip sang ibu yang berada di ruang tengah-tepatnya di depan kamarnya.

Rindu Lukisan ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang