- chap 22 -

33 4 0
                                    

Jarak perjalanan dari Agily ke Finiz memakan waktu selama 3 hari perjalanan menggunakan kereta kuda. Hari ini tepat lima hari sebelum pesta ulang tahun ratu Issabele.

"Aku titip tumpukan kertas itu padamu." Bisik Stephan pada tangan kanannya, count Greed Atemis.

Greed hanya tersenyum dengan terpaksa. Raja Stephan bukannya menyelesaikan kerjaanya yang menumpuk menjelang keberangkatannya, malah hampir setiap hari mengintip pembelajaran pangeran Dave.

"Semoga perjalanan anda menyenangkan, yang mulia." Ucap Greed sambil tersenyum ramah.

Setelah semua kebutuhan dirasa telah dikemas. Stephan, Selene, dan Dave menaiki kereta kuda mewah itu.

Setelah sehari dikereta kuda,

"Karena dulu Dave tinggal di Finiz. Ibu sedikit khawatir jika kau merasa tidak nyaman karena teringat tentang masa lalu." Ucap Selene sambil memeluk anaknya dari samping karena sedang duduk dikereta kuda.

"Apa pun itu jika ada yang mengganggu mu, katakanlah." Ucap Stephan.

Dave mengangguk sambil melihat keluar jendela. "Wah hamparan gandum yang luas."

"Kita berada di desa oatys, mata pencaharian penduduk disini adalah gandum. Hasil panen gandum dari desa ini bahkan akan di import ke kerajaan-kerajaan kecil di bagian selatan benua." Jelas selene.

"Desa ini termasuk bagian wilayah kekuasaan Marquess slitch." Sambung Stephan.

"Guru barnard memberitahuku bahwa setiap orang membayar pajak, begitu juga dengan bangsawan. Pajak bangsawan lebih tinggi dari rakyat biasa. Jadi, berapa pajak marquess slitch, ayah? Atau apakah pajak marquess akan di bayar dari hasil panen semua gandum-gandum ini?" Tanya Dave penuh rasa ingin tahu.

Raja stephan dan selene saling menatap dan tersenyum. "Marquess slitch memiliki beberapa usaha, seperti pertambangan dan perdagangan. Jadi dia akan membayar pajak nya dari usaha itu. Sedangkan para penduduk akan membayar pajak dari penghasilan panen gandum. Itu secara garis besarnya." Jelas Stephan.

"Ah ternyata begitu. Apakah keluarga kerajaan juga membayar pajak?" Tanya Dave lagi.

"Pada masa jabatan raja sebelum dan sebelumnya, keluarga kerajaan bebas pajak. Namun, pada masa pemerintahan kita sekarang. Ibu dan Ayah sepakat untuk ikut membayar pajak." Jelas selene sambil mencubit pipi dave.

"Ibu lepaskan, itu menyakitkan. Tapi kenapa ibu dan ayah membayar pajak padahal bisa tidak membayarnya?" Dave terlihat semangat.

"Sebenarnya, pajak adalah masalah yang sulit. Karena banyak bangsawan bahkan rakyat biasa yang menunggak pajak. Jadi kami membayar pajak untuk memotivasi para rakyat agar mau turut serta membayar pajak." Sambung ratu Selene lagi.

"Dan sekarang pun, masalah pajak itu sedikit demi sedikit telah terselesaikan. Walau memang masih ada juga yang menunggak atau bangsawan yang menggelapkan pajak." Tambah Stephan.

Dave mengangguk. "Ayah dan ibu sangat mengagumkan." Puji nya dengan mata berbinar kagum.

"Membayar pajak itu salah satu bentuk membela kerajaan. Pihak kerajaan tidak memakai uang pajak hanya untuk kepentingan istana. Tapi juga untuk kemakmuran rakyat sendiri, untuk pembangunan, perluasan lahan, atau membangun sarana umum." Timpal Stephan.

"Ah ternyata satu perbuatan kecil dapat merubah banyak hal." Dave bisa memahami nya dengan baik. Saat barnard bertanya nanti, dia akan menjawabnya dengan baik.

Setelah Melewati perbatasan. Rombongan Raja Agily memustuskan untuk bermalam di penginapan. Hampir seharian penuh mereka duduk. Cukup melelahkan, tidur yang cukup bisa meluruskan tulang yang bengkok.

Time Won't Fly : The Place We Can't Be Found [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang