- chap 36 -

42 4 0
                                    

Arabella berbaring di kamarnya. Tiba-tiba terlintas di kepalanya bahwa dia tidak bisa selalu berada di istana.

"Apa ayah dan kak Aleca mencali Abela?" Tanya Arabella pada diri sendiri, tentu dia telah tahu jawabannya.

Arabella takut, semua kebahagiaan ini pastinya akan pergi cepat atau lambat.

Hari ini dia belum bertemu raja, ratu, dan bahkan putra mahkota. Jadi dia berinisiatif untuk mencari mereka lebih dulu, Freya juga sedang kembali ke kampung halaman.

Arabella melihat setiap sudut tempat yang dia lewati. Istana ini sangat luas dan berkilau, bahkan jika dia disini sebagai seorang pelayan pun pasti dia akan bahagia. Tentu saja dia tidak mungkin selalu menumpang disini kan?

Di depan istana, Arabella melihat Dave yang terkulai lemah dan penuh dengan darah.

"DAVE!?" teriak Arabella seraya berlari ke arah Dave. Karena langkahnya yang kecil Arabella di dahului oleh ratu Selene dan raja Stephan.

"Dave teluka." Gumam Arabella sambil bersimpuh di sebelah Selene yang mendekap anaknya sambil menangis.

"Hiks, anakku. Apa yang terjadi, kenapa hal ini bisa terjadi." Selene mencoba menyelamatkan anaknya dengan kekuatan suci yang dimilikinya, hasilnya nihil. Mungkin karena lukanya terlalu dalam.

Saat melihat ratu Selene, Arabella baru memikirkannya lagi. Dia meletakkan tangannya di atas dada Dave yang tertusuk pedang, berharap bisa menyembuhkan Dave seperti yang dia lakukan pada anak di hutan kemarin.

"Cemoga Dave cepat cembuh agal bica belmain belcama abela lagi." Ucap nya sungguh-sungguh.

Stephan, Selene, dan beberapa pelayan bingung. Apa yang anak kecil ini lakukan? Mungkin begitu yang mereka pikirkan.

"Hey, apa kau pikir ini lelucon?" Ucap seorang pelayan dengan geram.

Tubuh Dave bersinar, dan wush... luka itu sembuh. "Ah, belhacil. Timakacih telah cembuh." BRUKK!! Arabella tumbang.

Dave mulai sadar dan membuka matanya, tubuhnya terasa segar seperti baru saja bangun tidur. "Ku rasa aku lolos dari sakaratul maut." Ucap Dave sambil memegang dadanya yang tadinya terluka.

Stephan segera memangku Arabella yang tak sadarkan diri. Gaun putih yang dia kenakan tiba-tiba berlumuran darah, itu mengalir dari dadanya. "Apa yang terjadi?" Tanya Stephan panik. Apa ini semacam kutukan yang menghampiri anak-anak mereka?

"Sayang, itu kekuatan suci. Arabella menggunakan kekuatan suci pada anak kita." Ujar Selene tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Bawa dia ke kamar."

Semuanya berlari ke kamar Arabella. Cukup lama sampai dokter datang, dokter yang tadinya datang untuk mengobati putra mahkota kini malah mengobati Arabella.

"Apa yang terjadi, ibu?" Tanya Dave sambil menggenggam tangan ibunya yang gemetar.

"Ibu yakin itu kekuatan suci, nak. Arabella lebih spesial dari yang kita bayangkan. Ibu pernah membaca catatan di kuil, orang yang memiliki banyak prana murni di dalam tubuhnya bisa lebih dari menyembuhkan orang, dia bahkan bisa menggagalkan orang yang akan mati." Jelas Selene.

"Dia menyelamatkan ku lagi." Gumam Dave frustasi.

"Lalu kenapa dia terluka?" Tanya Stephan cemas.

Selene menghela nafas, mata nya berkaca-kaca. "Dia memindahkan luka anak kita ke dirinya sendiri. Dia tak bisa menyembuhkan luka Dave, jadi dia mengambil luka itu." Bulir air matanya mengalir di wajah cantiknya. Seharusnya dia tak perlu sesedih itu, Arabella hanya anak yang dari antah brantah dan baru bersama mereka tak sampai satu bulan. Tapi, sangat menyakitkan mengingat jika dia tak bisa terselamatkan.

Ah iya, duke Crisiant dan anaknya juga berada di sana. Mereka tiba tak lama setelah ratu dan raja tiba, mereka tak melakukan apapun. Wajah mereka tak terlihat khawatir, bahkan saat melihat darah mengalir dari tubuh kecil Arabella, mereka berdua tak bergeming.

Dave memegang dadanya. Perasaan kosong dan bersalah ini, terasa lebih menyakitkan saat dia tertusuk.

.
.

Flashback

Dave awalnya ingin bertemu Arabella, tapi dia melihat kereta kuda keluarga Duke. Jadi, dia bergegas ke ruang kerja Ayahnya.

Begitu dia masuk, yang dia lihat adalah seorang ayah dan kakak yang terlihat tak khawatir mengetahui anak dan adiknya hilang.

Jadi dia memutuskan untuk memanggil Arabella sendiri, dia ingin menunjukkan kepada Arabella, bahwa dia lebih baik daripda dua orang egois itu.

Alesya yang tak ingin membuang-buang kesempatan segera meminta izin untuk menyusul Dave.

Setibanya di depan istana, tiba-tiba tubuhnya terasa kaku dan tidak bisa digerakkan dan itu terjadi sangat cepat. Tiba-tiba sebuah pedang menusuk dadanya, dan orang yang menghunuskan pedang ke dadanya hilang sekejap tanpa jejak.

Alesya yang baru tiba melihat Dave terkulai lemas segera kembali ke tempat raja untuk memberi tahu Kondisi Dave.

Dan begitulah kenapa ratu dan raja mengetahui kondisi Anaknya.

.
.

Sudah sejam sejak dokter menangani luka Arabella dan akhirnya dia keluar. "Saya minta maaf, lukanya terlalu dalam. Saya sudah berusaha semaksimal mungkin, tapi kini itu tergantung keberuntungannya untuk selamat."

Dave bergegas masuk ke kamar Arabella. Sialnya, wajah yang pucat itu tetap terlihat menggemaskan. Dave duduk di sebelah Arabella.

"Kau gadis bodoh yang terluka demi orang yang menabrakmu tanpa mengatakan maaf."

Selene menangis tersedu-sedu. Dia merasa sudah sangat menyayangi anak itu, berada di dekatnya selalu membuat jernih pikirannya. Membayangkan dia pergi selamanya, sepertinya itu akan sangat berat.

Dave kesal, melihat keluarga Arabella yang terlihat senang? Padahal keluarganya terluka parah. Bahkan jika Duke memukul wajahnya, Dave akan menerimanya dengan senang hati. Tapi, duke dan Alesya terlihat sa~ngat santai. Tch.

Mereka semua keluar dari kamar Arabella.

"Maaf yang mulia, bolehkah jika kami membawa Anak itu pulang? Mungkin lukanya akan cepat sembuh jika dia berada di rumah." Ucap Reston dengan wajah datarnya.

Dave menyela tanpa persetujuan. "Tidak. Biarkan dia disini, jika kalian ingin pulang. Pulanglah sendiri, jangan membawa Abela bersama kalian."

"Tapi yang mulia.." alesya tampak cemas.

"CUKUP!! Kembali, Arabella akan berada disini sampai dia sembuh. Selanjutnya akan kita bicarakan sesudah itu." Tegas Stephan sambil menepuk punggung istrinya untuk menenangkan.

Alesya mengepalkan tangannya. Anak syalan itu selalu bertingkah, dan sekrang dia berbuat sesukanya.

Duke Crisiant dan anaknya akhirnya kembali ke kediamannya. Ratu dan raja kembali ke istana untuk beristirahat, sedangkan Dave kembali ke kamar Arabella.

"Apa kau pernah minta persetujuan ku untuk melakukan itu? Sesekali pikirkanlah dirimu sendiri, gadis bodoh." Ujar Dave sambil menangkup wajahnya dengan telapak tangan Arabella.

Kepalanya berdenyut. Ah ingatan-ingatan aneh itu muncul lagi, sepertinya dia akan tidur sebentar saja disini. Kepalanya sakit.

Dave yang baru menutup matanya kini sedang berdiri di tempat yang tak asing.

"Sial, apa ini mimpi aneh itu lagi?"

Tbc.

Time Won't Fly : The Place We Can't Be Found [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang