- chap 13 -

43 5 0
                                    

TRANG!!!
Dave tersenyum bangga. "Maaf yang mulia, sepertinya anda harus kalah pada duel kali ini." Dave menyeka pelan keringat di dahi nya.

Louis tak ambil hati. Dia malah bangga pada Dave, memang kemampuan seperti ini yang harus dimiliki pengawal pribadi putra mahkota. "Padahal kau kelihatan lebih muda dari ku, tapi seperti nya kau lebih hebat dalam beberapa hal." Puji Louis sambil merebahkan dirinya di arena duel tadi.

Dave ikut merebahkan diri nya. "Anda terlalu memuji, kemampuan anda juga tergolong bagus."

Louis menghela nafas berat.

"Ada apa pangeran? Apakah anda bosan? Mau coba bermain di sungai?" Tanya Dave coba menghibur Louis yang kelihatan murung.

Louis menggeleng. "Aku sedang memikirkan bagaimana keadaan istana. Sepertinya semua orang sedang sibuk mencari keberadaan-ku."

Dave tak tahu harus berkata apa.

"Baiklah, beri tahu aku jalan menuju sungai itu, Dave." Perintah Louis. Skrang dia telah berdiri dengan meletakkan tangan kiri-nya di pinggang.

Dave menyerngitkan dahinya. "Mood suffle in 20 second."  Masih dalam posisi yang sama. Dave tidak menggerakkan tubuhnya.

"Bukan nya tadi kau yang mengajakku ke sungai. Bangunlah Dave, kau tidak takut Karena melawan perintah penerus tahkta?" Louis terus menarik paksa tangan Dave
Agar berdiri. Bukannya Dave yang tertarik, malah dirinya yang terlempar kebelakang dan mengenai dinding karena Dave se-di-kit menolak nya.

Dave yang tak menyangka tolakan kecil itu dapat membuat Louis terjatuh langsung bangkit dan mencoba membantu Louis berdiri. "Maaf atas kelancangan saya yang mulia, saya tak menyangka anda se-ri-ngan itu." Ucap Dave sedikit meledek.

Louis tak menanggapi ucapan Dave dan bertumpu pada dinding untuk berdiri. Tapi, bagian dinding yang menjadi tumpuan itu malah masuk sedikit kedalam. Louis spontan kaget dan menjauh dari dinding.

Dave ikut kaget. "Wah sepertinya ada menemukan pintu rahasia yang mulia." Ucap Dave dengan mata berbinar takjub melihat dinding yang terbuka dan terlihat lorong gelap panjang tanpa ujung.

"Mari kita telusuri lorong ini, mungkin ini mengarah ke ruang harta atau mungkin hal lain.." Louis tampak tak sabar dan langsung berlari sambil menarik dave tanpa persetujuan Dave tentu saja.

Dave yang suda terlanjur ikut tertarik kedalam melepas paksa pegangan Louis. "Sebaiknya kita panggil peri dan beritahu dia." Dave berjalan ke arah pintu dan BRAAKK...

"Sepertinya kita memang di takdirkan untuk menelusuri lorong ini, teman." Ucap Louis sambil merangkul dave.

Dave memukul-mukul dinding yang telah tertutup rapat seperti tidak pernah terbuka itu. "Pasti ada cara untuk membuka kembali pintu ini." Ucap Dave sambil tetap memukul-mukul dinding itu.

Louis tetap tenang. Lagipula dia memang suka sesuatu yang mendebarkan seperti ini walau jujur saja, dia juga sama tkutnya dengan Dave.

Dave menatap Louis sinis.

Louis tersenyum dan mengangkat bahunya. "Jadi, bagaimana jika lanjutkan perjalanan ini. Mungkin akan berujung di suatu tempat penuh benda berkilau." Lagi-lagi Louis merangkul dave yang terlihat kesal.

"Baiklah, mari ikuti keinginan anda yang mulia." Jawab Dave sambil terus berjalan.

Swush....
Angin yang lumayan kencang berhembus di lorong gelap itu. Dave awalnya mengira mungkin ada ventilasi udara sehingga memungkinkan angin masuk. Sesaat sebelum suara aneh mendekat.

Louis memeluk lengan Dave erat. "A-apa itu, teman. Sepertinya sesuatu yang mengerikan mendekat." Tubuh louis bergetar.

Dave memasang ancang-ancang. "Padahal tadi anda terlihat bersemangat. Saya rasa ini agak memalukan, tapi ayo lari sekuat tenaga." Dave dengan memegang tangan Louis menariknya berlari dengan kencang.

Time Won't Fly : The Place We Can't Be Found [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang