Makan siang akhirnya berlalu dan dengan buru buru Jisoo berpamitan untuk pergi karena sedari tadi Naya terus mengirimkan banyak pesan kepadanya. Huftt, sepertinya pacarnya itu bakalan marah.
"Mom, aku sama Rose pergi dulu ya" pamit Jisoo.
"Cie, mau kencan huh?" Goda Yeri.
Jisoo mendengus "Aku akan menghantar Rose pulang. Dia sibuk" bohongnya.
"Kamu sibuk Chae?" Tanya Joohyun.
Rose melirik Jisoo yang memberikan code kepadanya itu namun dia memilih untuk tidak peduli "Tidak kok. Hari ini toko aku memang lagi libur"
"Ah, baguslah. Mendingan kamu ikut Tante jalan jalan. Kita harus membeli barang barang untuk pernikahan kalian" ujar Joohyun.
"Tapi Jisoo sibuk Mom" sambar Jisoo dengan cepat "Pekerjaan Jisoo di perusahan itu banyak" lanjutnya berbohong.
"Kerja mulu yang difikirkan. Ck, kamu itu CEO, masa kamu juga ikutan sibuk. Seharusnya kamu meminta karyawan kamu untuk menguruskan perusahan karena kamu harus fokus sama acara pernikahan kamu nanti" omel Joohyun.
Jisoo menghela nafasnya dengan kasar lalu dia menatap Rose "Lo ikut sama Mommy saja. Gue harus pergi" dia langsung berganjak pergi dari sana dengan buru buru.
"Astaga anak itu. Masa ngomong lo-gue sama calon istri si" gerutu Irene.
"Tidak apa apa Tante. Aku sama Jisoo lagi berusaha untuk saling mengenali" ujar Rose.
Joohyun tersenyum "Baiklah. Sekarang ayo kita ke mall untuk berbelanja barang barang pernikahan kalian"
Rose hanya mengangguk dengan patuh. Dia hanya akan mengikuti segala keinginan Joohyun karena dia tahu pilihan Joohyun sudah seperti pilihan Mama nya sendiri.
"Sayang, maafin aku" Jisoo berlari menghampiri Naya yang sudah menunggunya disebuah taman itu.
"Kamu telat Ji! Bukan 2 menit tapi 2 jam! Apa kamu fikir aku ini boneka!?" Marah Naya.
Jisoo memasang wajah memelasnya "Maafin aku Sayang. Tadi aku harus makan siang sama Rose gara gara Mommy sama adek aku ada bersama" jelasnya.
"Jadi Rose lebih penting dari aku!?"
"No! Sudah pasti kamu yang lebih penting. Aku hanya terpaksa makan siang sama dia"
"Ck, belum menikah sama Rose saja kamu sudah melupakan aku. Bagaimana jika kamu sudah menikah sama dia huh? Pasti aku bakalan dibuang" sindir Naya.
"Sayang, jangan ngomong seperti itu. Aku tidak mungkin membuang kamu" Jisoo beralih memegang tangan Naya "Maafin aku ya. Untuk menebus kesalahan aku, aku akan menemani kamu jalan jalan seharian" bujuknya.
"Benaran?"
"Memangnya aku pernah berbohong sama kamu hurm?"
"Baiklah aku percaya. Kalau begitu, mendingan kita ke toko perhiasan. Aku mau membeli kalung. Tapi kamu traktir ya"
Jisoo tersenyum lega "Apa si yang tidak untuk kamu. Kita kesana sekarang" dia beralih membawa Naya memasuki mobilnya lalu mereka akhirnya berganjak pergi ketoko perhiasan.
Setibanya ditoko perhiasan, Naya langsung memilih beberapa perhiasan yang diinginkan. Dia bahkan tidak mempedulikan Jisoo yang menunggunya itu.
Namun Jisoo tidak peduli. Melihat Naya bahagia saja sudah bisa membuatkan dirinya ikut merasa bahagia.
Sedikit kemudian mata Jisoo tertuju kepada satu cincin yang menarik perhatiannya. Tanpa sadar dia tersenyum ketika membayangkan cincin itu berada dijari Rose.
Sebentar...
Rose?
Seharusnya dia memikirkan Naya bukan? Tapi kenapa dia malah memikirkan Rose? Masa gue jatuh cinta sama Rose? Ah, tidak mungkin, fikir Jisoo.
"Ada yang bisa saya bantu?" Jisoo tersadar dari lamunannya ketika mendengar pertanyaan dari sang penjaga toko.
"Bisa jelaskan soal cincin ini?" Tanya Jisoo menunjukkan cincin yang menarik perhatiannya itu.
"Ah, cincin ini cocok untuk dijadikan sebagai cincin pernikahan. Cewek sama cowok bisa memakainya untuk dijadikan simbol sebagai pasangan. Cincin ini limited edition dan saya yakin calon istri Tuan akan suka"
"Baiklah, saya ambil yang ini saja"
"Apa size jari calon istri Tuan?"
Jisoo menelan ludahnya dengan kasar. Dia bahkan tidak tahu soal itu tapi kenapa dia malah ingin membeli cincin itu?
"Erm sebentar ya" Jisoo menjauh dari sana. Dengan buru buru dia mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Rose.
"Berapa size jari lo?" Tanyanya tanpa basa basi.
Rose yang berada diseberang sana sudah pasti mengernyit bingung namun dia tetap menjawab pertanyaan dari Jisoo.
Setelah itu, Jisoo langsung mematikan panggilannya tanpa mengatakan apa apa pun untuk menghilangkan rasa bingung Rose.
Jisoo kembali menghampiri penjaga toko dan dia langsung memberitahu size jari Rose. Dengan senang hati penjaga toko itu menguruskan cincin yang diinginkan oleh Jisoo.
"Sayang, kamu beli apa?" Naya menghampiri Jisoo.
Raut wajah Jisoo berubah. Dia berusaha tersenyum agar Naya tidak merasa curiga "Ah, aku belikan cincin untuk Mommy. Ulang tahun Mommy sudah hampir tiba" ujarnya berbohong.
Untung sekali Naya mempercayai dirinya "Erm aku mau kalung ya" pinta Naya dengan manja.
"Pilih saja apa yang kamu inginkan" ujar Jisoo.
"Thanks Sayang" Naya mengecup pipi Jisoo sekilas sebelum dia kembali memilih kalung yang diinginkan olehnya.
Buat yang penasaran sama visual Naya👇
Cantik juga si😆 buat pengetahuan semua, itu photo Nayeon + Krystal yang aku edit 🙏
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr ATM✅
FanfictionDijodohkan dengan cowok kaya? Dan Rose juga tidak bisa menolak perjodohan itu karena permintaan kedua orang tuanya. Akhirnya Rose berusaha menerima Jisoo sebagai suaminya namun kisah mereka tidak berjalan dengan mulus karena Jisoo mencintai sosok ya...