Dengan kondisi yang acak acakan, Jisoo menunggu didepan ruangan operasi dimana sang istri lagi berjuang untuk bertahan hidup.
Sudah pasti hal itu membuatkan Jisoo merasa tidak berguna karena seharusnya dia yang melindungi istrinya, namun sekarang malah sang istri yang melindunginya.
"Jisoo" Jisoo menatap kedua orang tuanya bersama sang adek yang berlari menghampirinya.
"Mommy" dengan sendunya Jisoo beralih memeluk Joohyun. Tangisannya yang sedari tadi ditahan akhirnya kedengaran dengan jelas "Hiks semuanya salah aku Mom. Aku yang bego karena menyia nyiakan sosok sebagai dia. Aku yang buta karena tidak bisa melihat kejahatan Naya. Ak-"
"Ji, sudahlah" potong Seulgi mengelus punggung Jisoo "Tidak ada gunanya juga kamu menyalahkan diri kamu sendiri. Sekarang kamu hanya perlu berdoa agar kondisi Rose baik baik saja. Soal Naya, biar Daddy yang uruskan" lanjut Seulgi berusaha tenang.
"Sekarang bagaimana kondisi Rose?" Tanya Joohyun.
Jisoo menunduk menahan air matanya daripada mengalir keluar dengan semakin deras "Tadi Dokter baru saja meminta persetujuan aku untuk membawa Rose keruangan operasi. Rose harus di operasi untuk mengeluarkan peluru didada" jelasnya dengan suara seraknya.
"Ini aku ada bawakan baju ganti untuk Oppa" ujar Yeri menyerahkan satu paperbag kepada Jisoo.
"Mendingan kamu ganti baju kamu sekarang. Daddy akan menemani kamu" ujar Seulgi membawa Jisoo pergi ke toilet meninggalkan Joohyun dan Yeri yang akan menunggu operasi selesai.
*
2 jam kemudian, operasi akhirnya selesai dilakukan dan sekarang Rose sudah dipindahkan keruangan ICU karena kondisinya yang masih kritis itu.
Jisoo bahkan sudah memakai pakaian steril untuk membesuk sang istri.
"Kuatkan diri kamu Ji. Kamu harus memberi semangat untuk Rose" nasihat Seulgi.
Jisoo mengangguk lalu dia menghembuskan nafasnya dengan kasar sebelum kakinya melangkah memasuki ruangan ICU.
Matanya sontak berkaca kaca setelah melihat Rose yang terbaring tidak sadarkan dirinya dengan pelbagai alat dan kabel yang terpasang dibadannya.
"Roseanne" lirih Jisoo beralih mengambil tangan Rose lalu mengecup tangan dingin itu "Lo harus kuat ya. Gue janji akan memberikan semua yang lo inginkan kalau lo bangun. Jangan tinggalin gue. Gue tidak ingin kehilangan orang yang gue cintai lagi" Jisoo menjeda kata katanya.
Dia membasahi bibir bawahnya sebelum air matanya mengalir keluar "G-Gue, g-gue mencintai lo Roseanne. Bangun lah. Lo bisa menghukum gue tapi jangan menghukum gue dengan cara seperti ini. Hiks, g-gue-"
Jisoo tidak mampu melanjutkan kata kata yang lagi. Akhirnya diruangan itu hanya terdengar suara isak tangis Jisoo bersama mesin monitor detak jantung Rose.
*
Waktu makan malam sudah tiba dan kini Joohyun bersama Seulgi lagi dikantin rumah sakit. Sementara Jisoo dan Yeri memutuskan untuk menunggu dibangku didepan ruangan ICU.
"Sekarang apa yang Oppa rasakan?" Tanya Yeri menatap Jisoo dengan sendu.
"Penyesalan" sahut Jisoo dengan mata sembabnya.
"Kita akan merasakan penyesalan setelah kita kehilangan orang yang sudah kita sia siakan" ujar Yeri tersenyum miris.
"Sajangnim!" Mereka mendongak menatap Lisa yang menghampiri mereka diikuti oleh Sehun, Jennie dan juga Kai.
"Bagaimana kondisi Rosie!?" Tanya Jennie dengan nafas yang memburu.
"Kondisinya masih kritis. Untung saja tembakan itu tidak mengenai jantungnya tapi tetap saja dia kehilangan banyak darah" Yeri yang menjelaskan karena Jisoo hanya bisa melamun dengan tatapan kosongnya.
"Bisa kita masuk?" Tanya Lisa.
Yeri mengangguk "Hanya 2 orang yang bisa masuk dalam 1 masa. Kalian harus memakai pakaian steril duluan"
"Kamu sama Lisa saja yang masuk. Aku sama Sehun akan menemani Jisoo" ujar Kai.
"Baiklah" sahut Jennie.
Yeri berganjak memanggil suster dan setelah suster datang, Jennie dan Lisa diarahkan untuk memakai pakaian steril sebelum keduanya berganjak memasuki ruangan ICU.
"Rosie. Eonnie sama Lisa datang" bisik Jennie mengecup punggung tangan Rose berkali kali.
"Chaeng, bangun lah. Lo sudah berjanji untuk datang ke acara pernikahan gue. Gue butuh lo Chaeng. Gue tahu lo sudah kangen sama orang tua lo tapi lo harus ingat kalau lo masih punya gue sama Jennie Eonnie. Gue yakin lo kuat Chaeng. J-Jadi, gue mohon, t-tolong bertahan ya"
Lisa mula terisak setelah mengeluarkan kata katanya. Dia sudah menganggap Rose seperti kembarannya sendiri jadi apa yang dilalui oleh Rose juga sudah pasti membuatkan dirinya benar benar hancur.
"Rosie kuat kok. Dia pasti akan bertahan. Eonnie percaya sama Rosie" ujar Jennie menahan tangisannya.
Jennie beralih merangkul Lisa "Ayo keluar. Rosie butuh istirahat"
Baru saja mereka ingin berganjak keluar, badan Rose mengalami kejang kejang sehingga brankar Rose ikut berguncang.
Mesin monitor detak jantung Rose juga sudah kedengaran dengan nyaring bersamaan dengan Rose yang seperti kesulitan untuk bernafas.
"Rosie!!" Jennie terus menekan tombol merah yang ada diatas headboard brankar Rose.
Sementara itu, Jisoo yang berada didepan ruangan ICU bersama Yeri, Kai, Sehun dan juga Seulgi bersama Joohyun yang baru kembali dari kantin rumah sakit itu langsung saja menjadi panik ketika melihat Dokter dan juga suster yang berlari memasuki ruangan ICU.
"Tolong tunggu diluar" seorang suster menahan Jisoo yang ingin memasuki ruangan ICU.
"Jen, Lis, apa yang terjadi!?" Tanya Jisoo ketika Jennie dan Lisa keluar dari ruangan ICU.
"Hiks, Rosie tiba tiba saja kejang" jelas Jennie disertai isakannya.
Kai beralih mengusap punggung istrinya itu "Rose pasti kuat" bisiknya menenangkan sang istri.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr ATM✅
FanfictionDijodohkan dengan cowok kaya? Dan Rose juga tidak bisa menolak perjodohan itu karena permintaan kedua orang tuanya. Akhirnya Rose berusaha menerima Jisoo sebagai suaminya namun kisah mereka tidak berjalan dengan mulus karena Jisoo mencintai sosok ya...