-23-

1.1K 177 38
                                    

Gara gara sakit, Jisoo memutuskan untuk melanjutkan liburnya dan itu membuatkan Rose harus ikut libur untuk menjaga sang suami.

Rose bisa saja berangkat bekerja namun sedari tadi Jisoo terus menempelinya bahkan ketika Rose ingin berganjak kedapur untuk menyiapkan sarapan juga tidak diizinkan oleh Jisoo.

Hah~

Jisoo benar benar berubah menjadi posesif.

"Ji, lepasin ih! Gue harus menyiapkan sarapan" gerutu Rose berusaha melepaskan tangan Jisoo yang memeluk perutnya.

"Ya sudah pergi saja!" Ketus Jisoo melepaskan pelukannya lalu dia membelakangi sang istri.

Rose mengerjabkan matanya berkali kali. Apa suaminya itu ngambek? Yang benar saja!?

"Jisoo?" Panggilnya.

"Apa!? Pergi saja!" Ketus Jisoo.

Rose menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia akhirnya ikut berbaring disamping Jisoo lalu dengan kakunya dia memeluk suaminya dari belakang "Maafin gue. Jangan marah ya"

Jisoo membalikkan badannya lalu dia langsung masuk kedalam pelukan sang istri "Jangan pergi" manjanya.

"Iya iya, gue tidak akan kemana mana kok. Sekarang lo tidur ya"

Jisoo mengangguk bak anak kecil. Dia memejamkan matanya dan menikmati elusan Rose dikepalanya sehingga rasa kantuk mula menghampirinya.

Gara gara bosen menunggu, rasa kantuk juga menghampiri Rose dan akhirnya dia ikut tertidur dengan memeluk sang suami.









Bunyi deringan ponsel membangunkan Rose dari mimpi indahnya. Dengan perlahan lahan dia melepaskan pelukan Jisoo lalu berganjak turun dari kasur.

Diliriknya jam yang sudah menujukkan pukul 12. 50 menit tengahari itu.

Tidak ingin mengganggu tidur Jisoo, dia menyambar ponselnya lalu berganjak keluar dari kamar.

"Helo Harin" ujarnya setelah menerima panggilan.

"Eonnie, maaf karena mengganggu waktu libur Eonnie tapi di toko lagi ada masalah"

"Masalah apa?"

"Ada beberapa orang pria yang datang terus bikin rusuh. Mereka mau ketemu Eonnie. Sekarang mereka terus menghancurkan isi toko"

Rose menghela nafasnya dengan kasar "Eonnie kesana sekarang. Kamu hati hati"

"Baiklah Eonnie"

Setelah panggilan dimatikan, Rose buru buru kembali memasuki kamar. Dia memakai jaket lalu menyambar tasnya.

Tidak lupa juga dia menulis nota dan meletakkannya dinakas agar Jisoo tidak mencarinya.

*

"Cukup sialan!" Teriak Harin ketika beberapa orang pria terus saja menghancurkan isi toko itu.

"Bilang sama bos lo untuk segera kesini!" Bentak seorang pria.

"Dia sudah on the way kesini. Yang sabar ih!" Kesal Harin.

Pria bernama Hyunji sama Tae-Oh hanya mampu mendengus dengan sebal.

Beberapa menit kemudian, tibalah sosok Rose yang melotot ketika melihat kerusuhan yang terjadi di tokonya.

"Datang juga lo" smirk Tae-Oh.

Rose mendengus "Sudah gue katakan, gue akan membayar semua hutang kalian! Kalian hanya perlu sabar!"

"Sabar? Ck! Sudah 3 bulan bos gue memberi lo waktu untuk membayar semuanya tapi lo tetap saja tidak membayarnya!" Sentak Hyunji.

"Memangnya lo fikir gue punya uang!?" Balas Rose.

"Lo tidak punya uang huh? Baiklah" Hyunji melirik Tae-Oh lalu mereka bersmrik "Bos kita tidak akan menuntut uang dari lo lagi kok. Tapi sebagai gantinya, lo harus ikut kita dan bekerja sebagai jalang di club punya bos kita" lanjutnya menatap Rose dengan tatapan menggoda.

"Lo fikir gue cewek murahan!? Gue akan membayar semua hutang kalian tapi gue butuh waktu!" Teriak Rose terlanjur emosi.

Secara tiba tiba Tae-Oh memegang tangan Rose membuatkan cewek itu meronta ronta "Lepasin gue sialan!" Teriak Rose.

"Eonnie" lirih Harin. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan saat ini. Jika dia memanggil polisi, dia takut kedua cowok itu akan menyakiti Rose.

Brughh

Rose menendang Tae-Oh membuatkan pria itu merasa kesal.

Plakkk

Satu tamparan mendarat dipipi Rose "Dasar cewek gila!" Umpat Tae-Oh.

Brughhh

Gara gara terlanjur emosi, Tae-Oh langsung memukul perut Rose membuatkan Rose tersungkur jatuh.

"Tidak ada ampun untuk cewek seperti lo!" Bentak Tae-Oh.

Ditariknya kerah jaket Rose dengan kasar lalu dia terus memukul Rose.

Uhukkk

Rose hanya mampu terbatuk menahan nyeri diperutnya. Kepalanya sudah merasa pusing bahkan pandangannya sudah buram.

"J-Jisoo" gumamnya ketika nama sang suami terlintas di benaknya.

"Eonnie!" Harin ingin membantu Rose namun Hyunji sudah memegang kedua tangannya dengan erat.

"Diam bocah! Lo tidak perlu ikut campur!" Bentak Hyunji membuatkan Harin hanya mampu terisak.









*

Jisoo terbangun dari tidurnya dengan nafas yang memburu. Kenapa perasaannya tiba tiba tidak enak? Dia seakan mendapatkan firasat buruk.

"Rose!" Teriaknya memanggil sang istri.

Sedetik kemudian, pandangan Jisoo tertuju kearah nakas. Dia mengambil kertas nota yang tertampal dinakas.

-Gue harus ke toko. Ada urusan penting-

"Kenapa firasat gue buruk?" Gumam Jisoo.

Tanpa berfikir lama lagi, dia langsung menyambar dompet, ponsel dan juga kunci mobil.

Hah~

Semoga saja istrinya itu baik baik saja.











Tekan
   👇

Mr ATM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang