-16-

1.2K 168 22
                                    

Sejak kedatangan Jisoo di perusahan, Lisa terus menatap ruangan atasannya itu dengan tatapan kesal. Dia sudah mendengar cerita dari Jennie atas apa yang sudah terjadi kepada Rose makanya dia ikutan merasa kesal atas semua ulah Jisoo yang sudah berani menyakiti hati sahabatnya itu.

"Masuk keruangan saya sekarang. Sekalian bawakan file untuk meeting sama wakil perusahan JJ" ujar Jisoo melalui intercom.

Dengan malasnya Lisa menjawabnya "Baiklah Sajangnim"

Setelah mencari file yang diinginkan oleh Jisoo, dia langsung bangkit dan berjalan menghampiri ruangan Jisoo.

Tok tok tok

Setelah mendapatkan sahutan, Lisa langsung masuk lalu dia menghampiri Jisoo "Ini file yang Sajangnim inginkan" ujarnya serius.

Jisoo menerima file itu. Dia kelihatan serius membaca setiap kata yang tertulis di file "Hurmm bagus" pujinya.

"Terima kasih" ujar Lisa singkat.

Jisoo menatap Lisa dengan bingung "Kamu kenapa?"

"Memangnya saya kenapa?" Tanya Lisa berusaha bersikap seperti biasa.

"Kamu sepertinya lagi ada masalah deh" ujar Jisoo.

"Sajangnim peka banget ya. Ah, itu pasti gara gara Sajangnim punya banyak cewek" Lisa sedikit sinis diakhir kata.

"Maksud kamu apa? Saya hanya setia sama Naya"

"Setia sama selingkuhan?"

"Naya bukan selingkuhan saya!"

"Terus bagaimana sama Rose!? Dia istri Sajangnim bukan!?" Sentak Lisa.

"Jaga omongan kamu!" Marah Jisoo.

Lisa mengepalkan kedua tangannya "Sekarang saya lagi ngomong sebagai sahabat Rose, bukan sebagai sekertaris Sajangnim. Saya tahu kalau sikap saya sekarang tidak professional tapi saya harus tetap ngomong sama Sajangnim agar Sajangnim tidak terus menyakiti hati sahabat saya!"

Dia menjeda kata katanya "Ada banyak hal yang Sajangnim belum tahu soal Rose. Bahagia? Ck, hidup dia jauh dari kata bahagia. Saya fikir dia bisa bahagia setelah menikah tapi saya salah. Saya mohon sama Sajangnim, tolong perlakukan dia dengan baik. Dia juga manusia yang punya perasaan"

"Tapi-"

"Sajangnim mau saya potong masa depan Sajangnim?" Potong Lisa.

Jisoo bergidik ngerti "Tidak" sahutnya dengan cepat. Huftt, amarah sekertarisnya itu benar benar menakutkan ya.

Lisa menghembuskan nafasnya dengan kasar bagi menenangkan dirinya "Baiklah Sajangnim. Saya minta maaf atas perlakuan saya yang kurang sopan ini. Saya harap Sajangnim bisa memikirkan kata kata saya yang tadi. Tidak salah kalau Sajangnim berusaha membuka hati Sajangnim untuk belajar mencintai istri Sajangnim itu. Permisi" setelah membungkuk sopan, Lisa akhirnya berganjak keluar dari ruangan itu.

Jisoo akhirnya bisa bernafas lega. Dia mengusap wajahnya dengan kasar ketika kata kata Lisa terus saja memenuhi fikirannya.

"Dia tidak pernah bahagia?" Gumam Jisoo.


Tepat jam 11 pagi, Jisoo akhirnya memasuki ruangan meeting untuk bertemu rekan business nya.

"Selamat pagi Kai-ssi" sapa Jisoo dengan sopan.

"Selamat pagi juga Jisoo-ssi" sahut Kai, wakil dari perusahan JJ yang juga merupakan suami kepada Jennie.

"Kita mulakan meetingnya sekarang ya" ujar Jisoo yang langsung disetujui oleh Kai.

Meeting akhirnya bermula dan kedua duanya tetap bersikap professional walaupun mereka sudah saling mengenali karena mereka sering melakukan meeting bersama.

Setelah beberapa jam berlalu, meeting akhirnya berakhir dengan keduanya yang saling menyalami.

"Terima kasih untuk waktunya Jisoo-ssi" ujar Kai tersenyum.

"Tidak masalah" sahut Jisoo.

"Sekarang sudah jam makan siang. Mau ikut makan siang bersama?" Tanya Kai.

Jisoo menggeleng "Saya akan menjemput istri saya untuk makan siang bersama"

Kai mengangguk faham "Baiklah. Kalau tidak ada apa apa lagi, saya permisi" pamitnya lalu berganjak pergi dari sana.

Jisoo melirik jam dipergelangan tangannya. Ah, masih ada 30 menit sebelum jam makan siang tiba. Dengan buru buru dia merapikan jasnya lalu dia bergegas keluar dari ruangan meeting itu.

"Lisa-ssi"

"Iya Sajangnim?" Sahut Lisa seakan tidak ada kejadian yang terjadi diantara mereka.

"Saya akan keluar makan siang sama istri saya. Mungkin juga saya bakalan langsung pulang. Kamu uruskan saja semua urusan pekerjaan" ujar Jisoo.

Lisa tersenyum "Apa perlu saya memesankan ruangan private untuk makan siang Sajangnim bersama istri Sajangnim?"

Jisoo kelihatan berfikir sebelum akhirnya dia mengangguk "Boleh. Nanti kamu kirim saja alamatnya"

"Siap!" Sahut Lisa dengan semangat.

Jisoo mengangguk singkat lalu dia bergegas pergi dari sana.

Sementara Lisa langsung saja menjalankan tugasnya.

*

Di toko, terlihatlah Rose yang kelihatan sibuk menguruskan pelanggan yang datang ke tokonya. Harin pula lagi menikmati makan siangnya di belakang karena mereka akan bergantian untuk menguruskan toko.

"Hai selamat datang. Ada yang bisa aku bantu?" Sopan Rose ketika seorang cowok menghampirinya.

"Kamu lupa sama aku?"

Deg

Rose menelan ludahnya dengan kasar ketika dia baru saja menyadari sosok yang berdiri didepannya itu.

"D-Daniel" gugupnya.

"Kenapa kamu menjauh dari aku? Aku sudah menghubungi kamu tapi kamu tidak menjawab panggilan dari aku. Apa kabar itu benar?"

"Rose"

Wajah Rose menjadi pucat. Ya Tuhan. Kenapa June juga ikut datang diwaktu yang sama?

"Lo siapa?" Tanya Daniel kepada June.

"Gue? Gue pacar Rose. Memangnya lo siapa?" June kembali bertanya.

"Gue pacar Rose" sahut Daniel.

Kini kedua cowok itu sudah menatap Rose untuk meminta penjelasan.

"Aku minta maaf" ujar Rose merasa bersalah.

"Maaf untuk?" Tanya Daniel sinis.

"Okay fine! Kalian berdua memang pacar aku. Tapi maaf, sekarang kita putus" ujar Rose.

"Tanpa kamu pinta juga aku akan putusin kamu. Ck, aku tidak sudi punya pacar playgirl seperti kamu!" Dingin Daniel. Tanpa mendengar sahutan dari Rose, dia langsung pergi.

"Ju-"

"Aku kecewa sama kamu" potong June sebelum dia ikut pergi dari sana.

Rose mengusap wajahnya dengan kasar. Dia sedikit merasa bahagia karena sudah putus dari kedua cowok itu namun dia juga merasa bersalah karena sudah memainkan kedua hati yang tulus mencintainya.

Tanpa Rose sedari, ada sosok Jisoo yang sudah melihat semuanya. Awalnya, Jisoo ingin menghampiri mereka namun dia penasaran sama perbicaraan ketiganya makanya dia memutuskan untuk hanya memantau dalam diam.

"Dasar buaya" gerutunya dengan pelan.















  Tekan
    👇

Mr ATM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang