Sore harinya, Rose datang kerumah sang mertua gara gara Joohyun yang menelfonnya dan memintanya untuk kesana.
Sejujurnya, Rose malu untuk menemui mertuanya itu gara gara masalah rumah tangganya namun apa pun yang terjadi, dia tetap tidak bisa membuang keluarga mertuanya itu karena dia menyayangi mereka semua.
"Aku minta maaf Mom, Dad. Aku gagal menjadi istri yang baik untuk Jisoo" ujar Rose memecahkan keheningan.
"Tidak sayang. Semuanya bukan salah kamu jadi jangan minta maaf. Semuanya salah Mommy sama Daddy. Andai saja Mommy sama Daddy tidak memaksa kamu untuk menerima perjodohan ini, kamu pasti tidak harus melalui waktu yang sulit bersama Jisoo" ujar Joohyun merasa bersalah.
Rose menggeleng "Aku tidak pernah melalui waktu yang sulit bersama Jisoo kok. Aku bahagia karena bisa menjadi istri Jisoo. Mungkin aku memang bukan yang terbaik untuk Jisoo"
Joohyun mengambil kedua tangan Rose lalu diusapnya dengan lembut "Sebelum kamu pisah sama Jisoo, ada sesuatu yang akan Mommy ceritakan"
"Apa itu Mom?" Tanya Rose penasaran.
"Ini soal masa lalu Jisoo. Apa selama dia bersama kamu, dia sering gelisah waktu lagi tidur?"
Rose mengangguk tanpa ragu "Dia sering meracau Mom. Aku bahkan tidak tahu apa yang dia mimpikan"
Joohyun tersenyum tipis "Jisoo trauma"
"N-Nde?"
"Dulu...."
Flashback on
"Tadi kamu tidak masuk di kelas Bu Yanti?" Tanya Nara.
Jisoo cengesan "Tadi aku sakit perut makanya aku bolos"
Nara mendengus "Pastikan besok kamu tidak bolos lagi ya. Aku tidak mau punya pacar yang nakal. Ingat Ji, kita sudah hampir wisuda dan kamu sudah berjanji untuk menikahi aku bukan?"
Jisoo merangkul tangan Nara "Sayang, aku tidak pernah main main sama janji aku. Kita pasti akan menikah dan terus bersama sehingga kematian yang memisahkan kita. Trust me, okay?"
Nara tersenyum "Aku percaya sama kamu"
"Sekarang ayo pulang" ajak Jisoo membukakan pintu mobil untuk sang pacar.
Dengan senyuman, Nara berganjak memasuki mobil Jisoo sehingga akhirnya mereka berlalu pergi meninggalkan parkiran kampus.
"Kita jalan jalan dulu ya" ujar Jisoo.
"Bisa kamu hantarkan aku pulang saja? Aku lagi malas jalan jalan" ujar Nara.
"Tidak tidak tidak. Pokoknya kamu harus ikut sama aku. Aku ingin menghabiskan waktu aku bersama kamu"
Nara hanya bisa pasrah. Seperti biasa, dia tidak akan bisa melawan tingkah keras kepala pacarnya itu.
"Kamu ngantuk?" Tanya Jisoo menatap Nara.
"Ji, fokus saja didepan" tegur Nara.
Jisoo malah terkekeh "Santai saja ih. Aku sudah terbiasa bawa mobil, jadi kita tidak mungkin kenapa napa"
Bersamaan dengan itu, sebuah mobil ugal ugalan menghampiri mereka namun Jisoo tidak menyadarinya.
"Awas Ji!" Teriakan Nara akhirnya membuatkan Jisoo panik lalu cowok itu sontak membanting stirnya kesamping.
Ckitttttt
Brukkkkk
Asap mula kelihatan dengan jelas ketika mobil yang dikendarai oleh Jisoo itu menabrak pohon. Mobil itu bahkan hampir hancur dan mereka berdua sudah terluka dengan parah.
"S-Sayang" Jisoo ingin menggerakkan badannya namun dia tidak mampu.
Dia hanya bisa melirik kesamping dan akhirnya tangisannya mula kedengaran ketika dia melihat Nara yang sudah tidak sadarkan diri dengan bersimbah darah "Hiks maaf, maafin aku" isak Jisoo.
Beberapa menit kemudian, Jisoo ikut tidak sadarkan dirinya gara gara pusing dikepalanya.
Flashback off
"Jisoo koma selama hampir 3 minggu tapi Nara, d-dia meninggal" lanjut Joohyun membuatkan Rose tersentak kaget.
"J-Jadi trauma Jisoo itu gara gara dia merasa bersalah?" Tanya Rose ragu.
Joohyun mengangguk dengan mata berkaca kacanya "Jisoo terpuruk setelah kematian Nara. Pada akhirnya, Naya muncul dikehidupan Jisoo sehingga Jisoo akhirnya bisa melupakan masa lalunya itu walaupun setiap malam Jisoo sering mengalami mimpi yang sama"
Rose mengangguk faham. Sekarang dia sadar kalau kehadiran Naya adalah yang terbaik dihidup Jisoo. Naya mampu menyadarkan Jisoo dari keterpurukannya, berbeda dengan dirinya yang bahkan tidak bisa mengorbankan apa apa.
Hah~
"Selamat Naya, lo menang. Lo sudah mendapatkan Jisoo" batin Rose menahan air matanya.
Setelah kembali dari mansion sang mertua, Rose memutuskan untuk menemui Chandra. Dia akan meminta bantuan cowok itu untuk menyelidiki sesuatu. Jennie bersama Lisa bahkan ikut bersama karena mereka ingin terus disamping Rose agar Rose tidak melakukan sesuatu yang aneh hanya gara gara frustasi.
"Jadi kamu mau aku menyelidiki soal Nara?" Tanya Chandra.
Rose mengangguk "Iya Chan. Aku merasa seperti ada yang aneh. Firasat aku mengatakan kalau Nara sama Naya seakan ada hubungan"
"Firasat seorang istri kali" timpal Lisa.
"Bisa jadi tuh" balas Jennie yang setuju dengan omongan Lisa.
"Mungkin" ujar Rose lalu dia kembali menatap Chandra "Kamu itu polisi yang cukup pintar mencari tahu soal informasi seseorang makanya aku meminta bantuan kamu" ujarnya.
Chandra hanya tersenyum dengan matanya yang fokus kepada layar laptopnya untuk mencari apa yang diinginkan oleh Rose.
"Choi Nara, lulusan jurusan kedokteran. Anak kepada Mr Albert dan mempunyai seorang kembaran iaitu Choi Naya" informasi yang dibaca oleh Chandra membuatkan Rose tersentak kaget.
"Jadi Naya saudara kembarnya Nara?" Ulang Rose dengan tatapan tidak percayanya.
"Apa mungkin Naya mendekati Jisoo gara gara ingin balas dendam atas kematian Nara?" Tebak Lisa membuatkan yang lain menatapnya dengan kaget.
"Bisa jadi si. Dulu Naya kuliah di America, berbeda sama Nara yang kuliah disini. Jisoo pasti tidak pernah tahu kalau Naya adalah saudara kembarnya Nara" ujar Chandra.
Rose buru buru mengeluarkan ponselnya lalu menghubungi sang suami "Jisoo" serunya ketika Jisoo menjawab panggilan darinya.
"Tolong jangan mengganggu Jisoo. Dia lagi sibuk menguruskan acara pernikahan dia sama gue"
"Naya?"
Tut
Tanpa menjawab, panggilan itu langsung dimatikan oleh Naya membuatkan Rose berdecak sebal.
"Dasar cewek gila!" Umpat Rose dengan emosi.
Plot twist kah? 🌝
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr ATM✅
FanfictionDijodohkan dengan cowok kaya? Dan Rose juga tidak bisa menolak perjodohan itu karena permintaan kedua orang tuanya. Akhirnya Rose berusaha menerima Jisoo sebagai suaminya namun kisah mereka tidak berjalan dengan mulus karena Jisoo mencintai sosok ya...