-19-

1.1K 167 19
                                    

Pagi harinya, Rose bangun seperti biasa lalu dia bergegas menyiapkan sarapan setelah selesai bersiap siap.

"Gue keluar duluan" secara tiba tiba Jisoo turun dari lantai atas dengan memakai pakaian santainya.

"Mau kemana lo? Tidak mungkin lo ke perusahan dengan memakai pakaian santai bukan?" Bingung Rose.

"Hari ini gue libur. Gue mau jogging diluar" ujar Jisoo.

Rose mengangguk faham "Ya sudah. Nanti sarapannya setelah lo selesai jogging saja"

"Hm. Gue duluan" pamit Jisoo lalu dia langsung berganjak pergi dari sana.

Ini adalah rutin yang sering dilakukan oleh Jisoo. Jika dia mempunyai waktu libur, dia pasti menggunakan waktu libur itu untuk jogging bahkan dia sering ke gym untuk menjaga tubuhnya agar tetap sehat.

"Eh, ada Oppa!"

Raut wajah Jisoo berubah menjadi datar. Seperti biasa, dia pasti akan diganggu oleh cewek centil yang juga tinggal di komplek mansion yang sama dengannya.

"Sepertinya kita memang berjodoh deh" ujar sang cewek yang menyamakan langkahnya dengan Jisoo.

"Jangan halu" cuek Jisoo.

"Biarin dong" sahut sang cewek "Ngomong ngomong, aku pernah melihat ada cewek yang sering masuk ke mansion Oppa akhir akhir ini. Siapa itu? Pembantu Oppa?"

Jisoo menghentikan langkahnya lalu dia menatap cewek itu dengan datar "Hani-ssi. Untuk pengetahuan kamu, itu istri saya jadi saya harap kamu tidak akan melakukan tingkah centil kamu kepada saya lagi karena istri saya bisa saja berubah menjadi macan untuk menerkam kamu!" Ujarnya dengan serius. Dia menyumpalkan kedua telinganya dengan earphone lalu melanjutkan langkahnya untuk pergi dari sana meninggalkan Hani yang sudah terbeku gara gara fakta itu.





Keringat sudah membasahi dahi Jisoo bahkan sekarang dia sudah berjalan dengan santai untuk kembali pulang ke mansion.

Hah~

Cuaca pagi ini benar benar dingin bahkan sepertinya hujan akan turun dengan segera.

Ting!

Dengan buru buru Jisoo menyambar ponselnya karena dia fikir itu adalah notif dari Naya namun ternyata tebakannya salah.

Mommy🐇

-Keluarga besar kita mengundang kita untuk makan siang bersama di rumah Grandpa. Kamu harus membawa Rose untuk diperkenalkan kepada yang lain-

-Apa sekarang waktu yang tepat?-

-Kita coba saja-

-Arreosso-

Jisoo kembali menyimpan ponselnya disaku celananya. Ingatannya kembali tertuju kepada sosok Naya yang seakan menghilang darinya. Sudah berkali kali dia berusaha menghubungi Naya namun pacarnya itu tidak menjawab panggilan darinya. Sekarang apa yang harus dia lakukan? Apa dia langsung saja menyusul Naya di Jeju? Tapi keluarganya pasti akan merasa curiga. Ck, merepotkan!

Gara gara sibuk melamun, hujan mula turun membasahi Jisoo. Dengan segera Jisoo berlari untuk segera tiba dimansion.











"Kenapa tidak menelfon gue untuk meminta dijemput?" Omel Rose menghampiri Jisoo dengan membawa handuk.

"Gue bukan anak kecil kali" sahut Jisoo mengusap rambutnya yang basah.

Rose mendengus "Lo mandi sekarang. Gue sudah menyiapkan air hangat"

Jisoo mengangguk patuh "Ngomong ngomong, lo tidak perlu menyiapkan makan siang. Kita bakalan makan bersama keluarga besar gue"

"Keluarga besar lo?"

"Keluarga dari Mommy gue"

"Tapi, kenapa gue tidak pernah melihat mereka di acara pernikahan kita waktu itu?"

Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Mommy memang sengaja menutupi semuanya dari keluarganya. Pernikahan Mommy sama Daddy juga tidak direstui oleh keluarga Mommy gara gara dulu Daddy hanya sosok miskin. Tapi sekarang Daddy berjaya buktikan kalau dia mampu memberikan kehidupan yang baik untuk Mommy"

"Jadi sekarang mereka sudah menerima Daddy?" Tanya Rose.

Jisoo tersenyum miris "Tidak. Mereka seakan tidak bisa menerima Daddy. Tapi mereka tetap saja menyayangi gue sama Yeri"

"Ya bagus dong kalau mereka masih sayang sama lo" komentar Rose.

"Tapi mereka mengekang kehidupan gue. Mereka tidak pernah merestui hubungan gue sama Naya. Pelbagai cara mereka gunakan untuk menghancurkan hubungan gue sama Naya tapi mereka gagal karena kekuatan cinta gue sama Naya lebih besar. Gara gara itu juga gue menjauh dari mereka. Gue tidak suka hidup gue diatur sama mereka" jelas Jisoo menatap Rose dengan tatapan yang sulit diartikan "Dan sekarang gue takut mereka tidak akan menerima lo"

Bukannya merasa takut, Rose malah tersenyum "Kenapa lo harus takut? Bukannya lo juga tidak ingin menganggap gue sebagai istri lo? Kalau mereka ingin lo menceraikan gue, bukannya itu alasan yang bagus untuk lo menceraikan gue?" Tanya nya untuk memancing Jisoo.

Jisoo menatap Rose dengan serius "Lo tetap istri gue. Walaupun gue tidak suka sama perjodohan kita ini, tidak ada siapa siapa yang berhak untuk mengatur kehidupan gue kecuali orang tua gue! Apa pun yang mereka ingin gue lakukan, gue tidak akan pernah menuruti keinginan mereka!" Ujarnya penuh penekanan.

Dia menghela nafasnya dengan kasar sebelum berganjak kekamar untuk membersihkan badannya.








  Tekan
   👇

Mr ATM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang