Setelah selesai membayar semua perbelanjaannya, Rose buru buru membawa semua perbelanjaannya itu memasuki mobil. Dia tidak ingin Jisoo semakin marah kalau dia mengambil masa yang lama.
"Sudah semuanya!" Lapor Rose setelah duduk dibangku disamping kemudi.
"Apa yang terjadi diantara lo sama Jeffri?" Tanya Jisoo datar.
Dahi Rose mengernyit "Bukannya lo pernah bilang kalau urusan gue itu bukan urusan lo? Lagian gue juga tidak ikut campur urusan lo"
"Jawab pertanyaan gue. Lupakan saja soal perjanjian kita yang dulu. Sekarang gue harus menjalankan tanggungjawab gue sebagai suami. Gue tidak bisa membiarkan istri gue menerima uang dari cowok lain!" Ujar Jisoo penuh penekanan.
Rose menghela nafasnya dengan kasar "Jeffri itu mantan pacar gue. Kita putus gara gara Mommy Jeffri tidak suka sama gue. Mommy Jeffri membayar gue 20M agar gue menjauh dari Jeffri" jelasnya.
"Dan lo menerima 20M itu!?" Tebak Jisoo dengan kesal.
Rose menggedikkan bahunya dengan acuh "Why not? Lagian mereka keluarga kaya. 20M bukan apa apa si untuk mereka"
Jisoo menghembuskan nafasnya dengan kasar. Dia bergegas menyambar ponselnya lalu mengotak atiknya.
"Gue sudah mengirim 50M untuk lo. Lo transfer kembali uang Jeffri. Sisanya untuk lo saja" ujar Jisoo.
"Lo serius!?" Kaget Rose.
"Kalau butuh uang, minta sama gue, jangan sama yang lain!"
"Aaaaa jadi makin sayang deh!" Pekik Rose semangat.
"Lo sayang gue?" Pancing Jisoo.
"Iya. Kenapa? Mendingan gue sayang suami gue sendiri daripada gue menyayangi cowok lain" balas Rose yang terkesan santai namun berbeda dengan Jisoo yang sudah salah tingkah.
"Tahan Ji tahan. Lo tidak boleh baper" batin Jisoo berusaha menahan senyumannya.
Jisoo berdehem lalu mengubah raut wajahnya agar kelihatan serius "Sekarang lo mau kemana?"
"Pulang saja deh. Lo pasti capek bukan?" Balas Rose.
"Bagus, pengertian sekali" gumam Jisoo lalu dia langsung menjalankan mobilnya untuk pergi dari sana.
Setibanya dimansion, Jisoo langsung membantu Rose membawa semua perbelanjaannya itu masuk kedalam mansion.
"Lo mandi saja duluan. Gue bakalan beresin semuanya" ujar Rose.
Tanpa membantah, Jisoo langsung kekamar untuk membersihkan badannya. Sementara Rose, dia membereskan semua perbelanjaannya tadi.
Ding dong~
Dahi Rose mengernyit. Siapa yang bertamu? Tidak mungkin sahabatnya bukan soalnya kedua sahabatnya itu belum tahu alamat mansion itu.
Dengan langkah ragu Rose berganjak kearah pintu lalu dia membukanya dengan pelan.
Terlihatlah sosok seorang cowok yang berdiri didepannya.
"Siapa?" Tanya Rose.
"Seharusnya gue yang bertanya, lo siapa? Ini mansion Jisoo bukan?"
"Iya ini mansion Jisoo tapi Jisoo lagi dikamar" jelas Rose.
"Gue sepupu Jisoo, bisa gue masuk?"
"Ah, silakan masuk"
Dengan wajah songongnya, cowok itu berjalan memasuki mansion lalu dengan santainya dia berganjak duduk disofa diruang tamu.
"Lo pasti pembantu Jisoo. Mendingan lo siapkan minuman untuk gue sekarang" arah sang cowok.
Walaupun kesal, Rose tetap berganjak kedapur untuk menyediakan minuman.
Beberapa menit kemudian, dia kembali dengan membawa nampan yang berisi minuman dan juga beberapa cemilan.
"Tunggu sebentar, aku akan memanggil Jisoo" ujar Rose bergegas kekamar.
Dibukanya pintu kamarnya itu dan terlihatlah sosok Jisoo yang sudah memakai baju santainya.
"Ada tamu dibawah" ujar Rose.
"Siapa?" Bingung Jisoo.
"Katanya sepupu lo si"
"Sepupu?" Gumam Jisoo bingung "Ayo turun" ajaknya berganjak keluar dari kamar dan berlalu keruang tamu diikuti oleh sosok Rose.
"Kevin!?" Kaget Jisoo.
"Hey bro! Miss me?" Tanya Kevin
"K-Kenapa lo bisa ada disini?" Kaget Jisoo.
"Gue kemansion Om sama Tante tapi mereka bilang lo sudah pindah kesini jadi gue kesini deh" jelas Kevin.
"Maksud gue, kenapa lo bisa ada di Korea? Bukannya lo masih di Amerika?" Tanya Jisoo.
"Gue hanya merindui suasana Korea makanya gue kesini" sahut Kevin santai "Ngomong ngomong, itu pembantu lo?" Tanya nya melirik Rose.
Jisoo ikut melirik sang istri lalu dia berdehem "Dia bukan pembantu gue"
"Ohya? Apa mungkin dia jalang lo?" Tanya Kevin tanpa filter.
"Kev, jaga omongan lo" tegur Jisoo.
"Why? Am i wrong?" Tanya Kevin.
Jisoo menghela nafasnya dengan kasar lalu dia menarik Rose agar duduk disamping nya "Ini Rose, istri gue"
"Are you serious!?" Teriak Kevin "Bukannya lo masih pacaran sama Naya!?"
"Itu bukan urusan lo" ketus Jisoo.
Kevin terkekeh "Ini bukan diri lo Jis. Lo tidak mungkin suka sama cewek seperti ini. Lo suka cewek yang sexy seperti Naya"
"Sudah gue katakan, ini bukan urusan lo!" Balas Jisoo datar.
"Naya lebih cocok untuk lo. Mendingan istri lo ini untuk gue saja. Gue bisa menjadikan dia sebagai jalang di club punya gue"
"Kurang ajar!"
Jisoo yang sudah tidak mampu menahan emosinya akhirnya menarik kerah baju Kevin.
Brughhh
Dia memukul Kevin dengan emosi membuatkan sepupunya itu tersungkur jatuh dengan sudut bibir yang berdarah.
"Gue masih menghormati lo karena lo sepupu gue. Mendingan sekarang lo pergi sebelum gue hilang rasa hormat itu!" Marah Jisoo.
Kevin bangkit dengan mengusap darah disudut bibirnya "Lo berbeda Jis. Ck, ini pasti gara gara cewek sialan ini" tidak ingin mendapatkan amukan dari Jisoo lagi, Kevin langsung bergegas pergi dari sana.
Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar "Sial" gumamnya pelan.
"Kenapa lo membela gue?" Tanya Rose yang sedari tadi diam itu.
"Bukannya ini yang lo inginkan?" Balas Jisoo membuatkan Rose bungkam "Walaupun gue pernah bilang kalau gue tidak akan ikut campur urusan lo, gue tetap harus menjalankan tanggungjawab gue sebagai suami. Gue harus menjaga harga diri istri gue" lanjut Jisoo lalu dia berganjak kekamar tanpa menatap Rose.
Sementara Rose, dia hanya mampu menatap kepergian Jisoo dengan tatapan yang sulit diartikan.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr ATM✅
FanfictionDijodohkan dengan cowok kaya? Dan Rose juga tidak bisa menolak perjodohan itu karena permintaan kedua orang tuanya. Akhirnya Rose berusaha menerima Jisoo sebagai suaminya namun kisah mereka tidak berjalan dengan mulus karena Jisoo mencintai sosok ya...