Jam sudah menunjukkan pukul 6 petang dan itu membuatkan Rose langsung menutup toko rotinya. Harin juga sudah berpamitan untuk pulang setelah Rose memberikan beberapa lembar uang sebagai gaji pertamanya.
"Gue harus buru buru" gumam Rose bergegas mengunci pintu toko. Dia harus segera pulang untuk membantu mertuanya menyiapkan makan malam. Lagian dia juga harus membereskan kopernya untuk mengikuti sang suami yang akan berpindah kemansion baru mereka.
Untuk kali ini, Rose memutuskan untuk menggunakan taksi agar dia bisa diba dimansion dalam waktu yang singkat.
Setelah tiba dimansion, Rose langsung berganjak kekamar untuk membersihkan dirinya. Tidak butuh waktu yang lama, dia selesai mandi dan bersiap siap. Dengan segera dia berganjak kedapur untuk membantu Joohyun.
"Mommy"
"Eh, kamu sudah pulang" ujar Joohyun "Dimana Jisoo?"
"Sepertinya dia belum pulang" sahut Rosie yang sekarang sudah mula memotong sayuran.
"Kalian tidak pulang bersama?" Bingung Joohyun.
"Tidak Mom. Aku dari toko. Hari ini pelanggan lagi ramai makanya aku tidak bisa ke perusahan Jisoo"
"Terus kamu pulangnya sama apa?"
"Aku memesan taksi"
"Kenapa tidak menelfon Mommy saja? Mommy bisa meminta supir Daddy menjemput kamu"
"Tidak apa apa kok Mom. Lagian aku sudah terbiasa"
Joohyun tersenyum "Nanti kamu bakalan pindah kemansion yang baru bersama Jisoo. Mommy tahu kalau kalian masih belajar untuk mengenali. Tapi kalau Jisoo sakitin kamu, ngomong saja sama Mommy. Jangan takut untuk ngomong"
"Baiklah Mom. Tapi aku yakin Jisoo tidak mungkin menyakiti aku" sahut Rose tersenyum tipis.
"Hanya kata katanya si yang menyakiti hati aku" batin Rose.
"Aku pulang"
Mereka sontak menatap kearah Jisoo yang berjalan memasuki mansion.
"Ji, kamu mandi terus nanti kita makan malam bersama ya sebelum kamu pindah" ujar Joohyun.
"Baiklah Mom" sahut Jisoo berganjak menuju kekamarnya.
"Aku susul Jisoo duluan" pamit Rose ikut berganjak kekamarnya.
Setibanya dikamar, dia langsung menghampiri Jisoo dan melepaskan dasi yang dipakai oleh Jisoo membuatkan cowok itu mengernyit dahinya.
"Lo ngapain?" Bingung Jisoo.
"Menguruskan lo" singkat Rose dengan wajah datarnya.
"Ngapain diurus? Lo fikir gue bayi?"
Rose menghela nafasnya dengan kasar "Gue hanya ingin menjadi istri yang baik sebelum lo menceraikan gue"
"Yang bilang kalau gue akan menceraikan lo itu siapa?"
"Memangnya lo ingin mempertahankan pernikahan kita ini? Apa lo fikir gue bakalan suka dimadukan?"
Jisoo bungkam. Dia sudah tidak punya jawaban untuk itu. Kenapa dia seakan tidak rela untuk menceraikan Rose?
"Gue tahu lo jijik sama gue tapi tolong izinkan gue menjalankan tugas gue sebagai istri" lanjut Rose membuatkan Jisoo tersadar dari lamunannya.
"Soal tadi pagi, g-gue minta maaf ya" ujar Jisoo merasa bersalah.
"Hm" dehem Rose singkat "Mendingan sekarang lo mandi. Gue sudah menyiapkan air hangatnya" lanjutnya.
Tanpa bantahan, Jisoo langsung berganjak memasuki kamar mandi.
Rose pula bergegas menyiapkan pakaian santai yang akan dipakai oleh sang suami.
*
*Selesai makan malam, Jisoo bersama Rose akhirnya berpamitan pergi dengan membawa koper mereka.
Hah~
Akhirnya kehidupan Jisoo dan Rose sebagai suami istri yang sebenar akan dimulakan.
Tidak bisa dipungkiri kalau Rose merasa canggung namun dia berusaha membuang rasa itu karena apa pun yang terjadi, Jisoo sudah menjadi suaminya.
"Ayo masuk" Rose tersadar dari lamunannya ketika mendengar suara Jisoo.
Dia menghela nafasnya dengan kasar sebelum menyusul Jisoo yang sudah menyeret koper untuk memasuki mansion.
"Awalnya gue membeli mansion ini karena gue sudah yakin gue bakalan tinggal dimansion ini bersama Naya" cerita Jisoo.
"Gue tahu lo tidak sudi untuk membawa gue kesini. Gue bisa pulang kerumah gue yang lama kok. Lagian orang tua lo juga tidak akan tahu si" ujar Rose.
Jisoo menatap Rose dengan datar namun istrinya itu membalas tatapan itu tidak kalah datarnya "Gue memang tidak ingin tinggal disini bersama lo tapi gue juga tidak ingin Mommy sama Daddy curiga. Bisa saja mereka mengirim orang untuk memantau kita dari jauh si. Jadi lo harus mengikuti segala rencana gue. Apa pun yang ingin lo lakukan dimansion ini, lo harus meminta izin dari gue duluan karena walaupun lo istri gue, lo tetap tidak ada hak keatas mansion ini. Hanya gue sama Naya yang berhak!" Tegasnya.
Rose hanya mengangguk singkat. Seperti saran yang sudah dia dapatkan dari Jennie, dia akan membuatkan Jisoo jatuh cinta kepadanya. Untuk sekarang dia akan mengikuti 'permainan' Jisoo duluan sebelum dia sendiri yang membawa Jisoo memasuki 'permainannya'.
"Lo suami bukan? Jadi ini sudah tugas lo untuk membawa koper gue ini. Silakan bawa koper ini dengan selamat" ujar Rose santai.
Jisoo mendengus. Tanpa membantah, dia langsung membawa koper Rose memasuki salah satu kamar yang ada dilantai atas.
"Kita tidurnya pisah kamar saja" ujar Jisoo.
"Bagus deh. Lagian gue juga tidak sudi tidur sama lo" balas Rose.
Jisoo bungkam. Kenapa kata kata itu malah membuatkan hatinya terasa sesak? Bukannya dia juga memang tidak sudi untuk tidur bersama Rose?
"Ada apa lagi?" Tanya Rose.
Jisoo tersadar dari lamunannya. Dia menatap Rose sekilas sebelum berganjak keluar dari kamar itu.
Rose pula tersenyum miring "Gue akan bikin lo jatuh cinta sama gue Alvero" gumamnya bersmirk.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr ATM✅
FanfictionDijodohkan dengan cowok kaya? Dan Rose juga tidak bisa menolak perjodohan itu karena permintaan kedua orang tuanya. Akhirnya Rose berusaha menerima Jisoo sebagai suaminya namun kisah mereka tidak berjalan dengan mulus karena Jisoo mencintai sosok ya...