-13-

786 121 11
                                    

Hari ini, suasana didalam ruang inap Ryujin cukup heboh dengan kedatangan keluarga Jennie dan juga keluarga Lisa yang datang untuk membesuk Ryujin.

"Nih, Oppa ada bawakan kado untuk kamu" Hyunsuk menyerahkan satu paperbag kepada Ryujin.

"Boneka! Terima kasih Oppa" ujar Ryujin memeluk boneka pemberian dari Hyunsuk itu.

"Apa Hyung fikir Ujin itu masih anak kecil?" Komentar Jihoon.

"Kamu iri huh?" Balas Hyunsuk julid.

"Tidak ya" bantah Jihoon.

"Hyung" Junghwan menarik baju Hyunsuk "Kado untuk Uwan?" Pintanya dengan wajah yang cukup menggemaskan.

Hyunsuk menyamakan langkahnya dengan Junghwan "Junghwan mau kado?"

Dengan antuasisnya Junghwan mengangguk "Mau"

"Ayo Hyung traktir kamu makan. Sekalian sama yang lain juga" ajak Hyunsuk.

"Mau!!" Sahut Junghwan.

"Ayo semuanya, kita ke kantin rumah sakit" ajak Hyunsuk.

Akhirnya para anak anak berganjak pergi kekantin rumah sakit meninggalkan para orang tua yang akan menemani Ryujin.

"Ujin mau makan?" Tanya Rose.

Ryujin menggeleng "Ujin hanya mau kado dari Mama sama Papa"

Jisoo sontak menghampirinya "Ujin mau apa? Ngomong saja sama Papa. Pasti bakalan Papa turuti" ujarnya.

"Ujin mau adek cewek"

"Nde!?" Bukan hanya Jisoo dan Rose yang kaget namun Jennie bersama yang lain juga ikutan kaget.

"K-Kamu serius?" Tanya Rose terbata bata.

"Serius Ma. Masa saudara aku cowok semuanya si. Aku juga mau saudara cewek" keluh Ryujin.

"Itu permintaan yang terbaik. Kamu memang anak Papa" puji Jisoo mengusap kepala sang anak.

"Langsung gass Ji!" Kai dan Sehun malah mendukung Jisoo.

"Masa hanya gue? Kalian tidak ada niatan juga?" Tanya Jisoo.

"Punya Hyunsuk sama Yeji saja sudah cukup kok" ujar Kai.

"Jaehyuk sama Haruto juga sudah cukup" lanjut Sehun.

"Dulu siapa si yang sok sokan tidak mau jatuh cinta sama istrinya tapi sekarang malah yang paling bucin" sindir Jennie yang sudah pasti tertuju kepada Jisoo.

"Memangnya siapa Tante? Om Kai?" Kepo Ryujin.

"Heyyy, Om sudah dari awal ya jatuh cinta sama Tante kamu ini" sambar Kai.

"Terus siapa?" Bingung Ryujin beralih menatap Sehun.

Dengan segera pria itu menggeleng "Bukan Om juga ya. Ya memang awalnya Tante Lisa kamu ini yang jatuh cinta sama Om duluan tapi Om juga sudah jatuh cinta sama dia kok" jelas Sehun.

Kini pandangan Ryujin tertuju kearah sang Papa yang sudah berpura pura memainkan ponselnya "Jadi Papa!? Kok bisa?"

"Asal kamu tahu, perjalanan cinta Mama sama Papa kamu itu cukup miris si" ujar Lisa.

"Ceritakan semuanya dong. Ujin mau tahu nih" kepo Ryujin.

"Nanti saja setelah yang lain kembali. Oppa kamu juga pasti ingin tahu semuanya" ujar Rose membuat Ryujin mengangguk.

"Sayang, jangan dong" rengek Jisoo.

"Kenapa hurm? Anak anak harus tahu soal masa lalu kita agar mereka bisa belajar tentang apa itu perjuangan cinta sejati" ujar Rose mengusap kepala Jisoo yang sudah bersandar manja dipundaknya.

"Aku malu" cicit Jisoo dengan pelan membuat sang istri terkekeh geli.







Kini para anak anak sudah kembali setelah mereka menghabiskan makan siang mereka yang ditraktir oleh Hyunsuk yang memang sudah bekerja sebagai CEO diperusahan sang Daddy.

"Kalian pasti penasaran sama kisah cinta orang tua kalian bukan?" Tanya Jennie kepada Jihoon, Asahi dan Junghwan.

Ketiga cowok itu hanya mengangguk dengan jujur.

Jennie sontak melirik Rose dan setelah mendapat persetujuan, dia akhirnya menceritakan semuanya dari awal dengan dibantu oleh sosok Lisa yang juga menjadi saksi perjuangan cinta Rose kepada Jisoo.

Reaksi anak anak? Sudah pasti mereka semua terdiam dengan wajah yang kaget. Tidak pernah mereka bayangkan kalau perjuangan untuk orang yang dicintai itu masih saja wujud di dunia ini.

"Papa jahat si kalau waktu itu Papa masih saja memilih Tante Naya" ujar Jihoon.

"Waktu itu Papa dibutakan oleh cinta" balas Jisoo membela dirinya.

"Iya juga si. Tapi Mama bahkan lebih cantik loh" ujar Jihoon lagi.

"Memangnya Oppa sudah pernah bertemu sama Tante Naya?" Bingung Ryujin.

Jihoon mengangguk "Waktu itu Tante Naya menyerang Mama dan untung sekali Oppa tiba diwaktu yang tepat"

"Kok lo tidak bilang sama gue kalau nenek lampir itu kembali mengganggu lo?" Tanya Lisa kaget.

Rose cengesan "Gue lupa Li. Lagian gue juga malas mau mikirin wanita itu"

"Gila ya tuh orang. Eonnie kirain dia bakalan berubah setelah keluar dari penjara. Ingin sekali Eonnie patahkan tulangnya!" Geram Jennie diakhir kata.

"Ayo kita patahkan tulang tuh orang!" Sambar Lisa mendukung Jennie.

"Heh, ingat umur. Kalian itu bukan anak anak lagi ya " tegur Rose.

Jennie dan Lisa sontak mendengus "Eonnie masih muda kali" gerutu Jennie.

"Aku bahkan lebih muda dari Eonnie" sambar Lisa memancing emosi Jennie.

Sudah pasti Jennie melotot garang kearahnya "Ngomong apa kamu barusan!?!

"Tidak ada apa!" Sahut Lisa dengan cepat. Huft! Emosi Jennie benar benar menakutkan!









  Tekan
   👇

Mr ATM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang