Setelah hampir 5 jam menemani sang pacar, Jisoo akhirnya pulang ke mansion dengan raut wajah yang capek. Sejujurnya dia tidak suka berbelanja namun demi sang pacar, dia sanggup melakukan segalanya.
Hah~
Terlalu bucin.
"Kenapa jam segini baru pulang?" Tanya Joohyun ketika Jisoo memasuki mansion.
"Pekerjaan aku banyak Mom" sahut Jisoo berganjak duduk disofa disamping sang adek.
"Benaran banyak pekerjaan?" Tanya Yeri curiga.
Jisoo menelan ludahnya dengan kasar "Y-Ya iya lah"
Dia mengeluarkan sesuatu dari saku celananya dan meletakkannya diatas meja.
"Apaan itu Ji?" Tanya Seulgi.
"Cincin pernikahan aku. Aku sudah membelikannya. Sisanya Mommy saja yang urus" ujar Jisoo lalu dia bergegas ke kamar agar tidak mendapatkan banyak pertanyaan dari keluarganya.
Joohyun bergegas mengambil kotak perhiasan itu dan membukanya "Cantik banget"
"Pintar juga ya Oppa memilih cincinnya" puji Yeri.
"Tapi tumben dia membeli cincin? Kalau dilihat, dia seperti terpaksa menerima perjodohan ini" komentar Seulgi.
"Biarin deh. Mungkin dia lagi belajar untuk mencintai Rose" ujar Joohyun.
"Ada benarnya juga si" balas Seulgi mengangguk faham.
Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi dan semua penghuni mansion sudah berada dialam mimpi begitu juga dengan Jisoo.
Namun secara tiba tiba Jisoo mula bergerak gelisah tanpa membuka matanya. Keringat sudah membasahi wajahnya. Mulutnya terus menggumamkan kata kata.
"Andwae. Maafin aku sayang. Don't go" racau Jisoo.
Bersamaan dengan itu, dia membuka matanya dengan nafas yang memburu. Ditatapnya sekeliling dan dia akhirnya tersadar atas apa yang terjadi.
"Ya Tuhan" gumamnya mengusap wajahnya dengan kasar.
Dengan tangan terketar ketar, Jisoo mengambil ponselnya lalu dia menghubungi sang pacar.
Butuh waktu yang lama untuk panggilannya dijawab.
"Kenapa menelfon aku jam segini? Apa kamu tidak tahu ini sudah jam 1 pagi?" Omel Naya diseberang sana.
"Maafkan aku Sayang. A-aku hanya butuh kamu" lirih Jisoo dengan suara terketar ketar.
"Mimpi buruk lagi, hurm?" Tebak Naya.
"Mimpi itu kembali" ujar Jisoo.
"Sayang, dengarin aku. Itu hanya mimpi. Jangan terlalu difikirkan. Semuanya pasti bakalan baik baik saja. Sekarang kamu tenang ya. Ingat saja wajah aku yang cantik ini. Aku yakin ianya bisa menghilangkan rasa takut kamu" ujar Naya yang berusaha menenangkan Jisoo.
"Terima kasih Sayang. Aku merasa sedikit tenang setelah bisa mendengar suara kamu" ujar Jisoo.
Ini juga salah satu alasan Jisoo terlalu mencintai Naya. Pacarnya itu pasti mempunyai cara untuk menenangkan dirinya dari mimpi mimpi buruk yang menghampirinya.
"Aku lanjut tidur dulu ya. Kita ketemu besok. Aku akan ke perusahan kamu"
"Baiklah Sayang. Selamat malam"
"Hurm"
Tut
Panggilan akhirnya dimatikan. Jisoo kembali melanjutkan tidurnya dengan perasaan yang lebih tenang.
*
Pagi harinya, Jisoo menikmati sarapannya seperti biasa bersama keluarganya itu.
"Ji, nanti siang Mommy akan ke perusahan kamu untuk membawakan makan siang" ujar Joohyun.
Dahi Jisoo mengernyit "Tumben?"
"Ada yang perlu kita bahas soal acara pernikahan kamu"
"Kenapa tidak bahas sekarang saja?"
"Kamu pasti sudah telat untuk ke perusahan si"
Jisoo melihat jam dipergelangan tangannya "Ah, Mommy benar. Aku sudah telat. Aku duluan ya" dengan buru buru Jisoo bangkit lalu mengecup pipi kedua orang tuanya secara bergantian.
Akhirnya cowok itu berganjak pergi meninggalkan mansion dengan membawa mobil kesayangannya.
"Mommy benaran mau ke perusahan Jisoo Oppa?" Tanya Yeri.
Joohyun tersenyum geli "Tidak si. Mommy akan meminta Rose untuk kesana untuk membawakan makan siang untuk Oppa kamu. Lagian Rose harus terbiasa ke perusahan bukan?"
"Ya sudah, Daddy akan menghubungi sekertaris Jisoo untuk membiarkan Rose masuk ke ruangan Jisoo" ujar Seulgi disetujui oleh sang istri.
Tepat jam 12 tengahari, Naya berjalan memasuki perusahan Jisoo dengan wajah datarnya. Dia bahkan tidak mempedulikan karyawan Jisoo yang tersenyum kepadanya.
"Jisoo ada?" Tanya nya.
Lisa, sekertaris Jisoo itu menatap Naya dengan datar "Sajangnim ada didalam ruangannya tapi saya tidak bisa membiarkan kamu masuk"
"Memangnya lo siapa ingin menghalang gue huh?" Sinis Naya.
Lisa bersmirk "Tuan Kim sudah bilang sama saya kalau calon istri Sajangnim akan kesini jadi mendingan Nona Naya yang terhormat pulang sekarang"
"Eoh, calon istri Jisoo akan kesini?" Bukannya marah, Naya malah kelihatan santai. Dia bahkan memasang wajah seakan meledek.
"Mendingan Nona pergi sekarang" usir Lisa berusaha sabar.
"I don't care" dengan santainya Naya berjalan memasuki ruangan kerja Jisoo tanpa mempedulikan omelan kesal dari Lisa.
"Sayang" Jisoo tersenyum ketika Naya menghampirinya "I miss you"
"I miss you too" balas Jisoo "Kenapa kamu kesini?"
"Aku mau makan siang bareng kamu tapi tadi sekertaris kamu bilang kalau calon istri kamu mau kesini"
Jisoo kelihatan bingung "Rose mau kesini? Untuk apa?"
"Sekertaris kamu bahkan bilang kalau Daddy kamu yang menelfon dia untuk mengizinkan calon istri kamu memasuki perusahan ini"
Jisoo mendengus. Sepertinya dia mula memahami kalau semua ini adalah rencana dari kedua orang tuanya.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr ATM✅
FanfictionDijodohkan dengan cowok kaya? Dan Rose juga tidak bisa menolak perjodohan itu karena permintaan kedua orang tuanya. Akhirnya Rose berusaha menerima Jisoo sebagai suaminya namun kisah mereka tidak berjalan dengan mulus karena Jisoo mencintai sosok ya...