Pagi harinya, Rose langsung menyiapkan sarapan untuk sang suami yang akan berangkat ke perusahan.
Seperti biasa, sudah pasti dia akan menyiapkan beberapa hidangan chicken karena suaminya itu adalah penggemar utama chicken.
"Enak" puji Jisoo ketika menyelesaikan sarapannya.
Rose tersenyum tipis "Apa lo pulang pas jam makan siang?"
"Hari ini gue sibuk. Lagian sudah beberapa hari gue tidak ke perusahan. Pekerjaan gue pasti numpuk jadi gue tidak pulang deh" sahut Jisoo.
"Baiklah. Mendingan lo berangkat sekarang. Ini sudah hampir telat"
"Ngomong ngomong, lo memang sudah tidak apa apa?"
Rose sontak tersenyum menggoda "Lo khawatir sama gue huh? Cie"
Jisoo mendengus "Halu deh lo. Gue tidak khawatir ya. Gue hanya takut lo malah pingsan. Nanti ngerepotin gue"
"Jadi gue ngerepotin lo?"
Jisoo menegang "B-Bukan seperti itu maksud gue. Gue-"
"Tidak apa apa, gue mengerti" potong Rose tersenyum miris "Gue sadar kok kalau gue sering merepotkan lo. Mendingan kita kembali ke perjanjian awal kita saja. Lo tidak perlu ikut campur urusan gue begitu juga sebaliknya" tanpa mendengar sahutan dari Jisoo, dia langsung membawa piring piring kotor kedapur.
"Salah ngomong lagi nih gue" gumam Jisoo menampar bibirnya dengan pelan "Tapi kok dia sensitif banget si. Pms kah?" Lanjutnya bingung.
Tidak ingin semakin telat, Jisoo bangkit menyambar jas bersama tasnya lalu berganjak pergi meninggalkan mansion.
*
Setibanya diperusahan, para karyawan sontak membungkuk ketika menyadari kedatangannya.
"Selamat pagi Sajangnim" sapa Lisa dengan hormat.
"Hurm" cuek Jisoo "Apa saya ada meeting hari ini?"
"Tidak ada Sajangnim. Tapi ada beberapa berkas yang harus Sajangnim tandatangan. Dan Sajangnim harus ke Busan karena ada beberapa masalah dengan project kita disana"
Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Kapan saya berangkat?"
"Sajangnim bisa berangkat nanti malam. Apa perlu saya memesankan tiket pesawat?"
Jisoo menggeleng "Saya kesana sama supir perusahan saja. Kamu tidak perlu ikut karena saya membutuhkan kamu untuk mengawasi perusahan"
"Baiklah Sajangnim" patuh Lisa.
Jisoo berdehem sebelum berganjak memasuki ruangannya.
"Apa mungkin dia bakalan kesana bersama Rose? Honeymoon huh?" Gumam Lisa terkekeh geli.
*
Rose sudah tiba dimansion Jennie dan sudah pasti kedatangannya itu disambut oleh sosok Jennie.
"Kamu baik baik saja?" Tanya Jennie.
"Maksud Eonnie?" Bingung Rose.
"Lisa ngomong sama Eonnie kalau kamu dipukul sama renterner. Awalnya Eonnie mau ke mansion kamu tapi Eonnie takut mengganggu waktu kamu berduaan sama Jisoo"
"Aku baik baik saja kok Eon. Memarnya juga sudah hampir menghilang"
Jennie bernafas lega "Syukurlah" gumamnya.
"Eonnie punya cerita baru nih" lanjut Jennie memulakan gibahnya.
"Apaan tuh Eon?" Sahut Rose.
"Kamu masih ingat sama Juki?"
Rose mengangguk "Dia mantan pacar aku, sudah pasti aku ingat si"
"Dia akan menikah loh"
"Oh, baguslah"
Dahi Jennie mengernyit "Kamu tidak kecewa?"
"Kenapa aku harus kecewa?" Bingung Rose "Lagian aku yang bikin dia kecewa. Aku yang sudah mempermainkan hati dia. Sekarang dia berhak untuk mencari kebahagiaan dia sendiri"
"Syukurlah. Eonnie fikir kamu akan sedih si"
Rose terkekeh kecil "Eonnie lupa kalau aku ini dijuluki playgirl? Tidak mungkin aku sedih hanya gara gara cowok. Lagian aku tidak mencintai dia kok"
Jennie mula tersenyum jahil "Terus cintanya sama siapa? Sama Jisoo?"
"I think so" balas Rose tanpa ragu.
"Coba ceritakan bagaimana hubungan kalian sekarang"
"Akhir akhir ini dia semakin perhatian. Tapi aku tidak bisa terlalu senang si soalnya dia juga masih mencintai Naya"
Jennie menggeram "Kurang ajar tuh cowok"
"Bukan salah dia Eon. Aku yang salah karena sudah mengganggu kebahagiaan mereka"
"Ya tapikan kamu istri sahnya. Sudah seharusnya Jisoo memproritaskan kamu berbanding Naya"
"Cinta Jisoo untuk Naya, bukan untuk aku"
"Sudah Eonnie katakan, kamu harus berjuang untuk mendapatkan cinta kamu itu"
Rose tersenyum tipis "Aku akan berjuang kok. Dan aku akan mundur setelah Jisoo memutuskan untuk mempertahankan aku atau mempertahankan Naya"
*
Waktu makan siang sudah tiba dan kedatangan Naya diperusahan membuatkan Lisa mendengus. Selama beberapa hari ini, Lisa bahagia karena Naya seakan menghilang namun sekarang sosok yang menjadi penghalang untuk kebahagiaan sahabatnya itu malah kembali muncul.
"Mau apa!?" Ketus Lisa ketika Naya berdiri didepannya.
"Jisoo ada?" Tanya Naya.
Lisa mendengus "Hehh pelakor, jauh jauh sono!"
Bukannya merasa tersinggung, Naya malah tersenyum "Seharusnya lo sadar kalau sahabat lo itu yang menjadi pelakor diantara hubungan gue sama Jisoo" dengan santainya dia berganjak memasuki ruangan Jisoo tanpa mempedulikan Lisa yang sudah bersiap untuk menjambaknya.
"Sayang" panggil Naya menghampiri Jisoo dengan manjanya.
"Babe! I miss you" Jisoo memeluk Naya dengan erat.
"I miss you more" balas Naya mendaratkan ciuman singkat disudut bibir Jisoo.
"Kenapa kamu tidak membalas pesan pesan aku? Nomer kamu bahkan tidak aktif"
"Maafin aku Sayang. Aku sibuk banget di Jeju. Aku menyelesaikan pekerjaan aku dengan cepat agar aku bisa kembali ke sini. Bagaimana dengan hubungan kamu sama istri kamu itu?"
"Babe, jangan bahas soal dia dong. Aku tuh masih kangen kamu"
Naya terkekeh kecil "Baiklah baiklah. Mendingan sekarang kita makan siang duluan ya"
"Baiklah, ayo"
Baru saja mereka ingin berganjak keluar, pintu ruangan Jisoo dibuka dari luar.
"Rose!?" Kaget Jisoo ketika melihat sang istri.
Tatapan Rose tertuju kearah tangan Jisoo yang menggandeng tangan Naya itu "Ah, kalian pasti akan keluar makan siang bersama. Gue kesini dengan membawa makan siang untuk lo tapi tidak apa apa deh. Gue akan memberikan makanan ini untuk Lisa. Gue duluan" ujar Rose bergegas keluar dari ruangan Jisoo.
Dia menghampiri Lisa "Li, ni untuk lo saja"
"Loh, kenapa?" Bingung Lisa.
"Dia bakalan makan siang sama Naya" sahut Rose.
"Lo baik baik saja?" Tanya Lisa khawatir.
Rose terkekeh kecil "Gue baik baik saja kok. Lagian ini resiko yang harus gue hadapi karena gue mencintai orang yang tidak mencintai gue" ujarnya tersenyum miris.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr ATM✅
FanfictionDijodohkan dengan cowok kaya? Dan Rose juga tidak bisa menolak perjodohan itu karena permintaan kedua orang tuanya. Akhirnya Rose berusaha menerima Jisoo sebagai suaminya namun kisah mereka tidak berjalan dengan mulus karena Jisoo mencintai sosok ya...