-12-

821 119 13
                                    

Jisoo bersama Rose dan Junghwan sudah tiba dirumah sakit namun sedari tadi Jisoo terus menempeli sang istri gara gara masih merasa cemburu dengan sosok Juki yang sudah memegang istrinya itu.

"Papa kenapa si?" Bingung Ryujin.

"Papa lagi mau manja tuh" sahut Jihoon.

"Papa lagi cemburu ya. Tuh mantan Mama kamu malah kembali" dumel Jisoo.

"Mantan? Mama punya mantan?" Kepo Ryujin.

Rose melirik Jisoo yang sudah mencebik itu "Punya kok. Ramai juga si" ujarnya santai.

"Woahhh. Apa mantan Mama itu ganteng?" Kali ini Jihoon yang bertanya.

"Ganteng lah" jujur Rose.

"Terus kenapa bisa putus?" Bingung Ryujin.

"Karena Mama hanya cinta sama Papa kamu" jujur Rose sontak membuat Jisoo tersenyum.

"Tuhh, dengarin" ujar Jisoo tersenyum bangga.

"Pelet Papa keren juga ya" komentar Jihoon.

"Dih, apa apaan itu. Papa tidak butuh pelet. Mama kamu saja tuh yang terlanjur bucin sama Papa" balas Jisoo.

Rose sontak menatap sang suami "Eoh, jadi hanya aku yang bucin sama kamu hurm?"

"Hehe, tidak Sayang. Aku lebih bucin kok. Bucin banget sama kamu" dengan manjanya Jisoo kembali memeluk Rose.

Jihoon dan Ryujin saling tatap "Sepertinya sudah bisa ketebak si siapa yang paling bucin" ujar Jihoon.

Ryujin mengangguk setuju "Sudah pasti itu Papa" sahutnya.

Sementara Junghwan? Bocah itu tidak peduli malah dia asyik memakan donut yang dibeli oleh Jihoon dikantin rumah sakit. Ah, anak ini benar benar persis seperti Rose yang suka makan.

"Ngomong ngomong, dimana Sahi?" Tanya Rose.

"Tadi Sahi sudah kesini kok tapi dia keluar. Butuh waktu sendiri si" sahut Jihoon.

"Sepertinya dia masih menyalahkan dirinya sendiri" keluh Rose.

Jisoo mengusap kepala sang istri "Nanti aku akan ngomong sama dia" ujarnya diangguki oleh sang istri.

Sementara itu ditaman rumah sakit, terlihatlah Asahi yang hanya duduk disebuah bangku dengan memegang kamera ditangannya.

Hah~

Dia masih merasa bersalah atas apa yang terjadi kepada adeknya. Seharusnya dia melindungi adeknya itu namun gara gara sikap cueknya, dia malah tidak tahu masalah yang dihadapi oleh sang adek.

Sedetik kemudian, pandangannya tertuju kearah seorang yeoja yang berdiri tidak jauh darinya. Untuk pertama kalinya, dia merasakan debaran aneh dihatinya. Debaran apa itu?

Tanpa sadar, dia sudah mengangkat kameranya lalu mempotret sosok yeoja itu.

Clikk

"Cantik" gumamnya menatap photo dikameranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantik" gumamnya menatap photo dikameranya.

"Hey, kamu mengambil photo aku ya!?"

Sentakan itu membuatkan Asahi kaget.  Dia menatap sosok yang sudah berdiri didepannya itu "M-Maaf" gugupnya.

Sosok itu terkekeh kecil lalu berganjak duduk disamping Asahi "Bisa aku lihat hasil photonya?"

Dengan kakunya Asahi memberikan kameranya kepada sosok itu.

"Hurm cantik. Kamu bisa menyimpan photo itu. Ah, ngomong ngomong, nama aku Somi. Nama kamu siapa?"

"A-Asahi"

"Jangan gugup dong"

Asahi berdehem kecil "Kamu kenapa bisa ada dirumah sakit?" Tanyanya untuk menghilangkan suasana canggung.

"Aku membesuk Om aku si. Kamu juga ngapain dirumah sakit?"

"Adek aku masuk rumah sakit"

"Sakit apa?"

"Dibully"

"Mwoya? Kenapa itu bisa terjadi?"

Asahi hanya diam. Dia baru saja bertemu yeoja itu jadi tidak mungkin dia bisa langsung menceritakan semuanya bukan? Lagian mereka juga belum akrab.

"Ah, tidak apa apa kalau kamu tidak ingin menjawabnya" ujar Somi tersenyum memahami "Aku harus pergi dulu ya. Sampai ketemu lagi" pamitnya berganjak pergi dari sana.

Asahi hanya menatap kepergian Somi dengan senyuman tipis dibibirnya.

Ting!

Dilihatnya notifikasi dari layar ponselnya itu membuat dia bergegas keruangan sang adek.

Ceklekk

Pintu ruangan yang dibukanya membuat seisi ruangan menatap kearahnya.

"Sahi, kamu dari mana?" Tanya Rose.

"Taman" singkat Asahi berganjak duduk disamping Junghwan.

"Hyung mau donat?" Tanya Junghwan memberikan donatnya.

Asahi menggeleng "Habiskan saja"

Memutuskan untuk tidak peduli, Junghwan kembali menikmati donut nya itu.

"Kamu sudah makan?" Tanya Rose.

"Belum"

"Ya sudah, ayo ikut Papa" ajak Jisoo.

"Kemana?"

"Temani Papa makan. Papa masih lapar nih. Ayo" tanpa mendengar persetujuan dari sang anak, Jisoo langsung membawa Asahi pergi dari sana.

"Ma, aku juga harus pulang dulu ya. Aku mau mandi. Nanti aku kembali kesini" pamit Jihoon.

"Kamu mendingan istirahat saja. Tidak perlu kembali kesini lagi. Biar Mama yang menjaga Ujin" ujar Rose.

"Iya Oppa. Mendingan Oppa pulang istirahat saja" timpal Ryujin.

Jihoon mengangguk patuh "Baiklah" dia beralih mengelus kepala Ryujin "Cepat sembuh, adek"

Ryujin sontak tersenyum dan mengangguk.

"Uwan, ayo ikut Hyung pulang" ajak Jihoon.

Junghwan mendongak menatap sang Mama "Apa boleh?" Polosnya.

"Boleh. Uwan pulang saja sama Hyung. Mandi terus istirahat. Kalau lapar, bilang saja sama Hyung" ujar Rose.

"Baiklah" sahut Junghwan.

Jihoon menggendong Junghwan lalu mereka berganjak pergi dari sana meninggalkan Rose yang akan menemani Ryujin.







Di kantin rumah sakit, terlihatlah sosok Jisoo bersama Asahi yang lagi menikmati makanan mereka.

"Sahi, Papa mau ngomong sama kamu" Jisoo memulakan perbicaraan.

"Ada apa?" Tanya Asahi.

"Soal apa yang terjadi kepada Ujin itu, kamu jangan merasa bersalah ya. Papa sama Mama tidak pernah menyalahkan kamu. Ujin juga tidak menyalahkan kamu kok. Yang salah disini itu Papa. Papa yang tidak peka sama apa yang dilalui oleh anak anak Papa. Maafkan Papa ya"

"Pa, Papa tidak perlu minta maaf. Ini juga bukan salah Papa"

"Baiklah baiklah, tidak ada yang bersalah disini. Semuanya sudah menjadi takdir. Jadi Papa harap kamu tidak terus menyalahkan diri kamu sendiri"

"Arreosso"












Tekan
   👇

Mr ATM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang