-26-

1.2K 172 15
                                    

Hari seterusnya iaitu tepat pada jam 11.45 menit pagi, mansion yang ditinggali oleh mereka kembali dikunjungi oleh kedua orang tua Jisoo. Mereka datang gara gara khawatir atas apa yang sudah terjadi kepada menantu kesayangan mereka itu.

"Kamu benaran sudah tidak apa apa?" Tanya Joohyun.

"Iya Mom. Hanya memar diperut saja si yang masih nyeri" sahut Rose agar sang mertua tidak merasa khawatir.

"Kenapa tidak bilang sama Mommy hurm? Mommy bisa membantu kamu menyelesaikan hutang itu"

"Aku tidak ingin merepotkan siapa siapa. Lagian itu hutang peninggalan Papa aku. Sebagai anak, aku yang harus bertanggungjawab untuk itu"

"Jisoo, kamu tidak tahu soal itu?" Seulgi bertanya kepada sang anak.

"Tidak Dad" jujur Jisoo.

"Astaga. Kalian sudah menikah hampir 2 bulan loh. Masa kalian belum saling terbuka?" Keluh Joohyun.

Rose sama Jisoo saling tatap dengan kaku "Aku sama Rose hanya menjalani rumah tangga ini seperti biasa Mom. Kita juga tidak terlalu ikut campur sama urusan masing masing" jelas Jisoo.

"Ji, temani Daddy ngerokok yuk" ajak Seulgi.

"Ayo Dad" sahut Jisoo lalu dia bersama Seulgi berganjak ke taman belakang.

"Jisoo merokok juga Mom?" Tanya Rose penasaran.

"Iya. Dulu dia sering banget merokok tapi sekarang setelah dia sibuk, Mommy sudah tidak melihat dia merokok lagi si" jelas Joohyun "Ah, biasanya juga dia akan merokok kalau fikiran dia lagi kacau"

Rose mengangguk faham "Aku mengerti"

Sementara itu ditaman belakang, hembusan asap rokok keluar mulut Seulgi dan Jisoo.

"Bagaimana sama perasaan kamu?" Tanya Seulgi memecahkan keheningan.

"Perasaan aku?" Jisoo bertanya dengan bingung.

"Perasaan kamu setelah menikahi Rose. Apa kamu bahagia?"

Jisoo terdiam. Dia menunduk dengan perasaan yang bingung.

"Daddy tahu ada sesuatu yang kamu sembunyikan" Jisoo mendongak menatap sang Daddy.

"Maksud Daddy?"

Seulgi tersenyum tipis "Daddy juga cowok. Daddy sudah melalui apa yang kamu lalui. Kamu pasti bingung sama perasaan kamu sendiri bukan? Kamu bingung harus memilih siapa diantara Rose sama Naya"

Wajah Jisoo menegang "D-Daddy tahu?"

Seulgi malah terkekeh kecil "Daddy tahu semuanya soal anak Daddy ini. Daddy tahu selama ini kamu berbohong. Nyatanya kamu sama Naya tidak pernah putus"

"Maaf Dad"

"Yang berhak untuk mendengar permintaan maaf kamu itu ialah Rose, bukan Daddy. Apa kamu fikir apa yang kamu lakukan sekarang ini hanya menyakiti satu hati? Tidak Ji. Kamu menyakiti 3 hati. Naya, Rose sama Mommy kamu sendiri. Hidup ini dipenuhi dengan pilihan. Kamu harus memilih diantara mereka. Rose atau Naya. Kalau kamu tetap menginginkan Naya, kamu harus melepaskan Rose. Jangan biarkan Rose semakin terluka atas sikap egois kamu. Dan kalau kamu memilih Rose, kamu harus melepaskan Naya. Biarkan Naya mencari cowok yang bisa memberikannya kebahagiaan. Daddy tidak bisa memaksa kamu untuk memilih siapa. Ini kehidupan kamu jadi Daddy yakin kamu tahu apa yang harus kamu lakukan. Ingat Ji, tidak ada 2 ratu didalam 1 istana" setelah mematikan rokoknya, Seulgi bangkit lalu kembali memasuki mansion meninggalkan Jisoo yang masih memikirkan semuanya.

"Siapa yang harus gue pilih? Apa salah kalau gue memilih keduanya?" Gumam Jisoo.

Ting!

Jisoo bergegas menyambar ponsel dari saku celananya lalu dia membuka pesan yang dikirim oleh seseorang.

My Bunny🐇

-Sayang, aku sudah kembali. Besok kita ketemuan ya. I miss you-

Raut wajah Jisoo sontak berubah. Dia tersenyum ketika membaca pesan yang dikirim oleh Naya. Jari jarinya langsung mengetik sesuatu diponselnya itu.

-I miss you more. Aku tunggu kamu besok-

"Ji" senyuman Jisoo menghilang ketika Rose menghampirinya.

"Wae?" Tanya Jisoo dengan kaku.

Rose memicingkan matanya "Lo baik baik saja?"

"I'm Jisoo I'm okay"

Rose terkekeh kecil "Ayo masuk. Daddy sama Mommy sudah mau pulang"

"Loh, kok cepat banget? Mereka tidak makan siang disini?"

"Katanya mereka mau menjemput Yeri si. Kebetulan tadi pagi Yeri berangkat ke kampus dihantar sama Daddy"

Jisoo mengangguk faham "Ayo" dia bangkit bahkan tanpa sadar dia menggenggam tangan Rose lalu mereka berganjak memasuki mansion.

"Mommy sama Daddy pulang duluan ya" pamit Joohyun.

"Iya Mom. Daddy sama Mommy hati hati ya" ujar Jisoo.

"Ingat pesanan Daddy tadi" ujar Seulgi.

"Baiklah Dad" sahut Jisoo patuh.

"Pesanan apaan?" Kepo Joohyun.

Jisoo menelan ludahnya dengan kasar. Dia menatap sang Daddy dengan tatapan memelas agar sang Daddy tidak menceritakan kebohongannya kepada sang Mommy.

"Pesanan untuk segera memberikan cucu buat kita" ujar Seulgi berbohong.

Joohyun sontak tersenyum "Tuh, dengarin omongan Daddy kamu Ji. Daddy sama Mommy mau cucu ya"

"Dih, Mommy fikir punya anak itu gampang huh" balas Jisoo.

"Ya kalau punya anak bandel seperti kamu memang tidak gampang si" balas Joohyun dengan sarkas membuatkan Jisoo mendengus.

"Daddy sama Mommy duluan" ujar Seulgi dan akhirnya dia bersama sang istri berganjak pergi dari sana.

"Gue bakalan menyiapkan makan siang" ujar Rose yang akan berganjak kedapur.

"Ngomong ngomong besok gue akan kembali bekerja" ujar Jisoo.

"Loh, terus gue sendirian di mansion? Toko gue juga kapan bisa kembali seperti biasa?"

"Toko lo masih dibaiki. Mungkin minggu depan sudah siap deh"

"Gue boleh ke rumah Jennie Eonnie?"

"Kapan?"

"Besok lah, masa sekarang"

"Ya sudah. Lo bisa kesana"

"Thanks suamiku" tanpa mendengar sahutan dari sang suami, Rose bergegas kedapur.

Tanpa dia tahu, Jisoo sudah tersenyum ketika mendengar kata katanya "Suami hurm?" Gumamnya yang terus tersenyum bahagia tanpa dia sadar.











Naya kembali, jadi badai coming soon deh~

Tekan
   👇

Mr ATM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang