-3-

1K 161 10
                                    

Waktu makan siang tiba membuatkan Rose langsung memesan taksi untuk menuju ke perusahan Jisoo.

Didalam perjalanan, taksinya malah dihadang oleh sebuah mobil yang berhenti secara tiba tiba.

Pengendara mobil itu keluar lalu menghampiri taksi yang dinaiki oleh Rose.

"Naya?" Gumam Rose memicingkan matanya.

"Tunggu sebentar ya Pak" ujar Rose sebelum berganjak keluar dari taksi.

"Rose!" Teriak Naya emosi.

Plakkk

Belum sempat bersuara, Rose malah menerima tamparan dari Naya.

"Brengsek ya lo!" Marah Naya menarik kerah baju Rose.

"Maksud lo apa hah!?!" Marah Rose.

"Gara gara lo, gue dipenjara! Gara gara lo, rencana gue gagal!" Bentak Naya.

"Itu sudah lama Nay! Seharusnya lo sadar kalau semuanya memang salah lo!" Balas Rose.

"Gue menderita didalam penjara jadi gue tidak akan membiarkan lo bahagia!"

Raut wajah Rose berubah "Jangan pernah lo menyentuh keluarga gue!"

"Lo fikir gue takut?" Balas Naya bersmirk.

Tin!!!

Sebuah mobil diparkirkan didepan mobil Naya. Pengendara mobil itu langsung keluar dan menghampiri mereka.

"Lepasin Mama aku!" Ah, ternyata sosok ini adalah Jihoon.

Jihoon melepaskan cengkraman Naya di kerah baju Rose "Tante siapa hah!?" Marahnya.

"Ah, kamu anaknya Rose?" Tanya Naya.

"Iya dan aku tidak akan membiarkan Tante menyakiti Mama aku!" Balas Jihoon datar.

Naya tersenyum sinis "Buat pengetahuan kamu, Tante ini calon Mama tiri kamu loh"

"Cukup Nay!" Marah Rose.

"Hey, anak kamu harus tahu yang sebenarnya" balas Naya.

"Maksud Tante?" Bingung Jihoon.

"Tante sudah pernah bersama Papa kamu loh bahkan Tante sudah punya anak yang seumuran sama kamu. Bisa dibilang kalau anak Tante itu saudara kamu si" ujar Naya dengan santai.

Plakkk

Rose yang sudah terlanjur kesal langsung saja memberikan tamparannya kepada Naya "Jangan pernah lo meracuni fikiran anak gue!" Marahnya.

Bukannya marah, Naya malah tersenyum "Gue hanya ingin menuntut keadilan. Anak gue juga butuh Papa nya"

"Sinting!" Emosi Rose.

Seakan tidak ada apa apa yang terjadi, Naya berganjak memasuki mobilnya dan berlalu pergi dari sana.

"Aku butuh penjelasan dari Mama" ujar Jihoon.

"Tapi Mama harus ke perusahan Papa kamu" balas Rose.

"Biar aku hantar Mama kesana"

"Baiklah, tunggu sebentar"

Rose kembali menghampiri taksi yang dinaikinya lalu dia langsung membayarnya.

Setelah itu, dia berganjak pergi bersama sang anak.







"Jadi sekarang bisa Mama jelasin apa yang terjadi?" Tanya Jihoon yang menyetir mobil.

Rose menghela nafasnya dengan kasar sebelum menceritakan semuanya dari awal.

"Jadi dia mantan Daddy? Tapi kenapa dia berada disini?" Tanya Jihoon setelah Rose menyelesaikan ceritanya.

"Sepertinya dia sudah dibebaskan" sahut Rose.

"Jadi semua cerita Tante tadi itu bohong? Aku tidak punya saudara tiri bukan?"

"Kamu jangan percaya sama dia. Dia hanya ingin meracuni fikiran kamu. Papa kamu itu tidak mungkin menghamili wanita lain. Papa kamu sangat menghargai wanita jadi dia tidak pernah menyentuh mana mana wanita sebelum wanita itu sah menjadi istrinya"

"Jadi Mama orang yang beruntung itu"

Rose tersenyum "Iya, Mama beruntung karena bisa mendapatkan cinta Papa kamu"

"Aku juga beruntung karena mempunyai kalian sebagai orang tua aku" balas Jihoon.

"Kamu memang anak yang pengertian" puji Rose yang dibalas senyuman dari Jihoon.

"Itu pipi Mama sedikit bengkak si. Aku tidak yakin Papa bakalan berdiam diri"

Rose menatap cermin. Ah, ternyata pipinya sedikit bengkak bahkan kelihatan merah gara gara kulitnya yang terlalu putih itu.


*

Sementara itu didalam ruangan kerjanya, Jisoo tidak bisa fokus. Sejak kepergian Naya, dia langsung melamun.

Rasa takut juga semakin menghampirinya. Bagaimana jika Naya benaran mengganggu istri dan anak anaknya? Membayangkan dirinya yang harus kehilangan istri dan anak anaknya saja sudah membuat dirinya tidak sanggup.

Ceklekk

Jisoo tersadar dari lamunannya ketika pintu ruangannya dibuka. Dia sontak tersenyum ketika melihat sosok sang istri menghampirinya.

"Hey Babe" sapa Rose berganjak duduk dipangkuan sang suami. 

"Sayang~" rengek Jisoo beralih memeluk perut Rose dengan manja "I miss you so bad~" lanjutnya.

"Papa bucin banget ya" timpal Jihoon membuat Jisoo tersadar.

Jisoo berdehem sebelum merubah raut wajahnya "Kamu kok bisa ada disini?"

"Kelas aku sudah selesai terus tadi pas aku on the way pulang, aku melihat Mama dijalan jadi aku menghantar Mama kesini deh" jelas Jihoon.

"Dijalan?" Bingung Jisoo beralih menatap sang istri. Menyadari sesuatu yang aneh, Jisoo memicingkan matanya "Apa yang terjadi sama pipi gembul kesayangan aku ini!?"

"Diserang sama mantan kamu lah" balas Rose dengan malas.

"Naya!? Dia menyerang kamu!?"

"Iya. Dia marah marah si bahkan dia meracuni fikiran Jihoon"

Jisoo menatap sang anak "Apa yang dia bilang sama kamu?"

"Tante itu bilang kalau dia sudah pernah bersama Papa bahkan Papa sudah punya anak bersama dia"

Jisoo melotot "Kamu jangan percaya ya"

Jihoon terkekeh kecil "Aku tidak percaya kok. Mama sudah menceritakan semuanya. Aku lebih percaya sama Papa aku sendiri"

"Syukurlah" Jisoo bernafas lega.

"Tadi juga dia kesini" lanjutnya.

"Apa yang dia inginkan? Dia menggoda kamu!?" Kesal Rose.

Jisoo menggeleng sebelum menceritakan semuanya.

"Bagus. Pokoknya kamu harus tegas. Jangan biarin dia menjadi pelakor dalam keluarga kita" balas Rose.

"Aku sudah menjadi good boy loh. Bisa aku mendapatkan kado aku?" Tanya Jisoo tersenyum menggoda.

Rose menangkup kedua pipi Jisoo sebelum dia mengecup dahi sang suami "Good boy" pujinya.

"Aaaaaa~" rengek Jisoo menenggelamkan mukanya diperut Rose tanpa mempedulikan Jihoon yang sudah bergidik ngeri.

"Jangan iri jangan dengki" gumam Jihoon mengelus dadanya dengan sabar.









  Tekan
    👇

Mr ATM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang