Sore harinya, semua anggota keluarga Kim sudah bersiap siap untuk berangkat keluar berjalan jalan bersama. Sudah lama mereka tidak menghabiskan waktu bersama jadi ini saat yang tepat untuk mereka menikmati kehangatan keluarga.
"Apa aku perlu ikut?" Tanya Asahi dengan malas.
"Harus" sahut Jihoon merangkul sang adek.
"Mendingan kalian saja yang pergi" tolak Asahi.
"Ayo dong Hyung. Seru loh" ajak Junghwan.
"Tidak" cuek Asahi.
Rose mendengus "Kamu tuh jangan cuek terus dong. Ngikutin kelakuan siapa si. Aneh banget" omelnya.
"Mendingan kamu ikut saja sebelum kita mendengar omelan Mama kamu yang semakin panjang" ujar Jisoo.
"Alvero" Rose melotot garang membuat Jisoo terkekeh kaku.
"Tidak kok Sayang. Aku malah senang dengarin omelan kamu. Suara kamu itu bikin candu loh" rayu Jisoo merangkul pinggang sang istri.
"Mendingan kita berangkat sekarang" timpal Ryujin yang tidak ingin melihat kelanjutan kebucinan orang tuanya.
Asahi menghela nafasnya dengan kasar "Sebentar" dia bergegas kekamar dan tidak butuh waktu yang lama, dia kembali dengan membawa kamera kesayangannya "Ayo"
Kini keluarga Kim sudah tiba di mall dengan pengawalan ketat para bodyguard. Ke4 anak anak mereka juga memakai topi dan masker untuk melindungi privasi mereka.
"Pa, aku mau kasut baru ya untuk balapan" ujar Jihoon.
"Baiklah, kita berpencar saja. Tapi kamu harus pergi bareng bodyguard" ujar Jisoo.
"Aku akan ikut sama Jiun Oppa" ujar Ryujin.
"Ayo" Jihoon menggandeng sang adek menaiki escalator diikuti oleh beberapa bodyguard dibelakang mereka.
Sementara Asahi, dia hanya mengikuti kedua orang tuanya yang memasuki toko mainan untuk membeli mainan yang diinginkan oleh Junghwan.
"Kamu tidak mau apa apa?" Tanya Rose.
Asahi menggeleng "Kapan kita bisa pergi dari sini? Aku risih" jujurnya yang tidak menyukai keramaian.
Rose tersenyum. Dia cukup memahami sikap anaknya itu "Sebentar ya" setelah itu, dia menghampiri Jisoo dan Junghwan.
"Sudah?" Tanya Rose.
"Sudah. Uwan mau mobil ini" ujar Junghwan.
"Aku akan membayar mainan ini duluan. Nanti kita ke toko yang lain" ujar Jisoo.
"Mendingan kita langsung pergi saja. Kasian Sahi, dia tidak nyaman"
Jisoo melirik Asahi yang berdiri tidak jauh dari mereka itu lalu dia mengangguk "Baiklah"
Sementara itu di toko kasut, terlihatlah Jihoon yang memilih kasut yang menjadi incarannya. Ryujin pula hanya mengikuti sang Oppa.
"Menurut kamu yang mana cocok untuk Oppa?" Tanya Jihoon meminta pendapat dari sang adek.
"Yang kanan itu saja. Warnanya sama designnya pas banget" jelas Ryujin.
Jihoon mengangguk faham "Baiklah, Oppa beli yang ini saja. Kamu tidak mau apa apa?"
Ryujin menggeleng. Dia harus menyimpan uangnya karena dia yakin geng Dark akan kembali memeras uangnya.
Jihoon merangkul Ryujin "Ayo dipilih apa yang kamu suka. Oppa traktir"
"Benaran nih?" Tanya Ryujin senang.
"Iya" sahut Jihoon mengacak rambut Ryujin dengan gemes.
Dengan semangatnya Ryujin memilih kasut yang cocok untuknya dibantu oleh Jihoon yang ingin mentraktirnya itu.
*
Setelah selesai, Jisoo membawa keluarganya menuju ke taman kota.
Hah~
Untung sekali taman kota itu masih sepi jadi itu tidak akan membuatkan anak kedua nya merasa risih.
"Papa, Uwan mau esh clim" pinta Junghwan.
"Sama Nuna saja yuk. Biarkan Papa lanjut bucin sama Mama" timpal Ryujin.
"Anak Papa ini pengertian sekali" ujar Jisoo tersenyum malu.
Ryujin hanya terkekeh kecil sebelum menggandeng sang adek untuk pergi dari sana.
Jihoon dan Asahi juga sudah berjalan jalan disekitar taman itu dengan Asahi yang terus memotret sang Abang.
"My chipmunk, kesini dong" panggil Jisoo agar Rose mendekatinya.
Tanpa membantah, Rose mendudukkan dirinya dibangku disamping Jisoo bahkan sekarang dia sudah bersandar didada sang suami.
"Anak anak kita sudah gede ya" ujar Jisoo menatap kearah anak anaknya.
Rose tersenyum tipis "Waktu cepat berlalu si. Dan aku masih ingat dengan jelas kejadian yang terjadi diantara kita dulu. Kita bahkan menikah tanpa rasa cinta"
Jisoo terkekeh kecil "Tapi sekarang cinta kita malah semakin besar. Dan aku cinta banget sama kamu loh"
Rose menatap Jisoo "Aku sudah tua. Memangnya kamu masih cinta sama aku?"
"Memangnya orang tua tidak layak untuk dicintai? Kalau kamu tua, aku juga tua dong. Kita sama sama tua. Asal kamu tahu, aku terus berdoa kepada Tuhan agar kita bisa mati bersama. Aku tidak sanggup kehilangan kamu. Dan jika takdir harus memisahkan kita dengan kematian, aku ingin aku yang pergi dulu" ujar Jisoo tersenyum tipis.
"Aku juga tidak sanggup hidup tanpa kamu Al. Kalau aku pergi dulu suatu hari nanti, aku ingin kamu menjalani kehidupan kamu dengan baik. Teruslah tersenyum dan jangan bersedih. Ingat, aku pasti akan menunggu kamu diatas sana" ujar Rose mengelus pipi sang suami dengan penuh cinta.
Jisoo beralih membawa Rose kedalam dakapannya. Sudah tidak ada percakapan yang terjadi diantara mereka. Hanya hembusan angin yang menyegarkan menemani waktu waktu berharga mereka itu.
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr ATM✅
FanfictionDijodohkan dengan cowok kaya? Dan Rose juga tidak bisa menolak perjodohan itu karena permintaan kedua orang tuanya. Akhirnya Rose berusaha menerima Jisoo sebagai suaminya namun kisah mereka tidak berjalan dengan mulus karena Jisoo mencintai sosok ya...