Tepat jam 10.20 malam, Jisoo yang belum tidur itu dikagetkan dengan bunyi mesin monitor detak jantung Rose yang berbunyi dengan kuat itu. Bersamaan itu juga, badan Rose tersentak berkali kali sehingga ranjang ikut bergerak.
"Sayang!?" Jisoo semakin panik ketika melihat sang istri yang kelihatan kesulitan bernafas walaupun sudah memakai masker oksigen.
Ditekannya tombol merah itu berkali kali agar sang Dokter segera kesana.
"Sayang, tolong bertahan"
Masuklah sosok Dokter bersama beberapa orang suster membuat Jisoo mundur dan memberikan ruang kepada mereka.
Hati Jisoo berdenyut sakit ketika melihat sang istri yang seakan kesakitan dengan tindakan yang dilakukan oleh sang Dokter.
Titttttttt
Keheningan menyelimuti ruang inap itu. Jisoo menatap sang Dokter dengan mata berkaca kaca namun sang Dokter hanya menggeleng lemah.
"Tidak! Istri aku masih hidup!" Sangkal Jisoo yang langsung mendekati sang istri.
"Sayang, ayo bangun. Mereka jahat. Mereka bilang kamu sudah meninggal. Ayo buka mata kamu. Bangun Sayang. Aku akan menuntut rumah sakit ini karena sudah berbohong sama aku. Ayo bangun" racau Jisoo mengelus pipi dingin sang istri.
"Tuan Kim, tenanglah" sang Dokter berusaha menenangkan Jisoo.
"Andwae!!" Teriak Jisoo yang masih berusaha menyangkal semuanya.
Brukkk
"Tuan Kim!" Dokter dan perawat bergegas menghampiri Jisoo yang terbaring pingsan dilantai.
*
"Andwae. Sayang. Hiks don't go. Roseanne"
"Al, bangun"
"Roseanne!" Teriakan keras itu bersamaan dengan Jisoo yang terbangun dari pingsannya dengan nafas yang memburu.
"Al, kamu kenapa?"
Jisoo menatap sosok didepannya itu dengan nanar "R-Roseanne?"
"Iya Al. Ini aku, istri kamu. Masa kamu lupa si"
Tanpa aba aba, Jisoo membawa sang istri kedalam pelukannya "Hiks maaf. Maafin aku Sayang. Aku tidak bermaksud untuk marah sama kamu. Aku menyesal. Hiks maafin aku" isaknya.
Rose mengelus kepala Jisoo dengan lembut "Kamu kenapa hurm?"
Jisoo melepaskan pelukannya itu "A-Aku mimpi kamu sama si kembar meninggal gara gara kecelakaan. Semuanya seakan nyata. Aku takut banget. Hiks jangan tinggalin aku Sayang"
Rose terkekeh geli "Kamu tadi pingsan di perusahan. Tadi Kai Oppa yang menghubungi aku makanya aku meminta Jack untuk membawa aku kesini"
Jisoo menatap sekeliling. Ternyata dia memang masih berada di perusahan.
"Ya Tuhan" gumam Jisoo mengusap wajahnya dengan kasar.
Dia beralih memegang perut besar sang istri "Anak anak, maafin Papa ya. Papa sayang kalian. Papa tidak bermaksud sama kata kata Papa tadi" dikecupnya perut itu dengan penuh penyesalan.
"Tapi aku masih marah sama kamu. Kata kata kamu tadi menyakitkan banget!" Ujar Rose tanpa menatap Jisoo.
"Sayang, maafin aku" Jisoo memelas "Aku tahu kata kata aku sudah keterlaluan. Kamu berhak untuk menghukum aku kok. Tapi tolong maafin aku. Aku benar benar tidak bermaksud sama kata kata aku. Aku sayang banget kamu sama anak anak. Kalian bukan beban untuk aku"
"Sini cium!" Rose menyondongkan pipinya didepan Jisoo.
Senyuman sontak muncul dibibir hati Jisoo. Ditangkupnya kedua pipi gembul Rose lalu dia mengecup kedua pipi, dagu, dahi, hidung dan juga bibir istrinya itu tanpa henti.
"Geli Al" Rose terkekeh dan sedikit menjauh.
"Jadi aku sudah dimaafkan?" Tanya Jisoo memasang puppy eyes nya.
Rose mengangguk "Aku maafkan. Tapi jangan seperti itu lagi ya. Aku takut banget sama sikap kamu tadi. Aku fikir kamu memang sudah bosen sama aku. Lagian aku juga sudah gendut" lirih Rose mempoutkan bibirnya.
"Iya Sayang, maafin aku ya. Ngomong ngomong, kamu tidak gendut loh. Montok dikit saja si tapi aku tetap cinta kamu"
"Hentikan gombalan kamu itu. Mendingan sekarang kita pulang. Jack sudah menunggu di parkiran"
"Pulang bareng mobil aku saja deh"
"No, kamu tadi pingsan Al. Kamu masih butuh istirahat. Tinggalkan saja mobil kamu di parkiran dan ayo ikut aku pulang bareng Jack"
"Baiklah baiklah. Ayo pulang"
Dengan tangan yang bergandengan, mereka berganjak keluar dari perusahan.
*
Waktu makan malam, semua keluarga Kim sudah berkumpul dimeja makan.
"Papa kenapa?" Tanya Ryujin membuat Jisoo bingung.
"Memangnya Papa kenapa?" Polos Jisoo.
Ryujin memutar bola matanya dengan malas "Sejak pulang dari perusahan tadi Papa nempel mulu sama Mama"
"Bilang saja kamu iri" balas Jisoo.
"Untuk apa juga aku iri huh? Mama itu punya aku" balas Ryujin.
Jisoo melotot "Heyy, Mama itu punya Papa ya!"
"Punya aku" balas Ryujin
"Wahh, ngadi ngadi nih bocah" dumel Jisoo.
"Al, sudah. Jangan ribut" lerai Rose.
"Tapi Sayang-"
"Stop atau kamu tidur sama Uwan nanti malam?" Potong Rose bersmirk.
"Iya iya aku diam sekarang" cicit Jisoo tersenyum manis agar Rose luluh.
"Sekarang ayo makan" ajak Rose yang langsung diangguki oleh anak anaknya.
Malam harinya, Rose terbangun dari tidurnya dengan nafas yang memburu. Dia bahkan sudah bangkit dari rebahan dengan tangannya yang sontak mengelus perutnya.
Astaga. Dia baru saja mendapatkan satu mimpi yang benar benar menakutkan.
Brukkkk
"Awwww!" Teriak Jisoo terbangun gara gara pantatnya yang sudah menyentuh lantai.
"Sayang, kenapa kamu menendang aku?~" rengeknya kembali duduk diatas kasur.
Bukannya menjawab, Rose malah menatap Jisoo dengan datar.
"A-aku bikin salah?" Tanya Jisoo kaku.
"Kamu selingkuh!" Teriak Rose.
"Nde? Maksud kamu aku Sayang? Kapan aku selingkuh?"
"Aku mimpi kamu selingkuh!"
Jisoo tercengang. Apa apaan itu? Kenapa dia yang disalahkan?
"T-Tapi itu kan hanya mimpi?" Balas Jisoo.
Rose melotot garang "Terus kamu mau menyalahkan aku gitu!?"
"Aniyo!" Balas Jisoo dengan cepat. Huft, galak banget si. Untung sayang.
"Ck, kamu menyebalkan!" Decak Rose kembali membaringkan dirinya dan membelakangi Jisoo.
Jisoo kembali speechless. Wah, tingkah istrinya benar benar membuat dia hanya bisa mengelus dada untuk sabar.
"Mimpi sialan!" Dumel Jisoo.
"Aku mendengarkannya Al" sambar Rose datar.
"Eh, tidak sayang. Aku yang salah, bukan mimpi kamu itu" Jisoo beralih memeluk Rose dari belakang "Lanjut tidur ya. Kamu sama anak anak butuh istirahat" ujarnya mengelus perut sang istri.
"Hm" balas Rose cuek.
Sabar Ji sabar.
I'm Jisoo I'm Okay 😃👍
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr ATM✅
Hayran KurguDijodohkan dengan cowok kaya? Dan Rose juga tidak bisa menolak perjodohan itu karena permintaan kedua orang tuanya. Akhirnya Rose berusaha menerima Jisoo sebagai suaminya namun kisah mereka tidak berjalan dengan mulus karena Jisoo mencintai sosok ya...