Didalam mobil, hanya keheningan yang menemani mereka. Jisoo fokus menyetir dengan wajah datarnya dan Rose pula hanya melamun dengan melihat keluar jendela.
"Lo sengaja bukan?!" Rose tersadar dari lamunannya.
Dia menatap Jisoo dengan bingung "Maksud lo?"
"Lo memang sengaja mencari perhatian dari keluarga gue agar mereka bilang lo lebih baik berbanding Naya! Lo memang sengaja ingin menjelekkan Naya" Marah Jisoo.
Rose mendengus "Gue tidak mencari perhatian ya. Lagian untuk apa juga gue menjelekkan Naya?"
"Halah bacot! Ini amaran terakhir dari gue. Kalau lo caper sama orang tua gue, awas saja lo!" Ancam Jisoo.
Dia menghentikan mobilnya dipinggir jalan "Turun!"
"Apa apaan ini!? Kita belum tiba di toko gue ya!" Marah Rose.
Jisoo menatap Rose dengan datar "Bukan urusan gue. Sekarang turun dari mobil gue! Asal lo tahu, gue jijik satu mobil sama lo! Hanya Naya yang berhak duduk dibangku itu!"
Rahang Rose mengeras. Dia berusaha menahan air matanya yang hampir keluar gara gara kata hinaan kejam yang terlontar dari sang suami "Lo jijik sama gue bukan? Arreosso. Jangan pernah lo menyentuh gue!"
Dia berganjak keluar dari mobil lalu menutup pintu mobil itu dengan kasar.
"Gue tidak sudi menyentuh lo!" Ujar Jisoo sebelum memecut pergi dari sana meninggalkan sang istri.
Air mata yang ditahan oleh Rose akhirnya mengalir keluar. Baru saja beberapa jam menjadi istri Jisoo, dia sudah menerima perlakuan buruk dari suaminya itu.
"Lo harus kuat Chae" gumamnya menghapus air mata dengan kasar sebelum bergegas pergi ke tokonya.
Jisoo memasuki perusahannya dengan wajah datar. Dia bahkan tidak membalas sapaan dari karyawannya membuatkan para karyawan itu merasa bingung karena selama ini, Jisoo tetap membalas sapaan mereka walaupun dengan anggukan singkat.
"Sajang-"
Lisa menghentikan panggilannya ketika Jisoo buru buru memasuki ruangannya.
"Baru menikah sudah masuk ke perusahan?" Gumam Lisa bingung "Sepertinya ada yang tidak beres nih"
Didalam ruangannya, Jisoo hanya duduk dibangkunya dengan raut wajah yang masih datar.
Dia menghembuskan nafasnya dengan kasar dan sedetik kemudian raut wajahnya berubah menjadi sendu.
Sejujurnya dia merasa bersalah atas kata katanya kepada Rose. Dia tidak bernaksud dengan kata katanya itu. Hanya saja dia tidak suka jika ada orang orang yang menjelekkan pacarnya.
Hah~
Kenapa semuanya menjadi semakin rumit si.
"Sayang" Naya memasuki ruangan itu membuatkan Jisoo sontak tersenyum.
"Babe" Jisoo menyambut kedatangan Naya dengan kucupan singkat dipipi Naya.
"Jadi, bagaimana hari pertama pernikahan kamu?" Tanya Naya.
"Buruk" sahut Jisoo "Aku maunya menikah sama kamu" lanjutnya memeluk Naya dengan manja.
Naya terkekeh kecil "Kamu yang sabar ya. Kita akan menikah setelah keluarga aku kembali ke Korea"
"Apa masih lama keluarga kamu di Italy? Kalau iya, mendingan kita susul saja mereka disana"
"Jangan" halang Naya "Beberapa bulan lagi mereka akan kembali kok. Kamu tenang saja" lanjutnya mengelus pipi Jisoo.
"Aku sudah tidak sabar untuk menjadikan kamu sebagai istri aku" ujar Jisoo merangkul pinggang Naya.
"Terus bagaimana sama istri kamu itu? Aku tidak ingin menjadi istri kedua kamu" ujar Naya.
"Soal itu gampang si. Aku akan menceraikan dia setelah aku bertemu sama keluarga kamu dan melamar kamu"
Naya melingkarkan kedua tangannya dileher Jisoo "Yakin? Apa kamu tidak mencintai dia?"
"Tidak!" Sahut Jisoo dengan cepat.
Naya tersenyum tipis "Aku tidak masalah kok kalau kamu mencintai dia. Tapi kamu harus tetap mencintai aku"
"Aku hanya akan mencintai kamu. Dia tidak akan pernah masuk kedalam hati aku"
"Baguslah" Naya menepuk pundak Jisoo dengan pelan "Ngomong ngomong, aku harus pamitan sama kamu"
Dahi Jisoo mengernyit "Kamu mau kemana?"
"Aku harus ke Jeju selama beberapa hari. Ada photoshoot disana"
"Aku tidak mau jauh jauh dari kamu Babe. Aku ikut kamu saja ya"
"Jangan Ji. Kamu sudah punya istri. Lagian nanti orang tua kamu pasti curiga. Aku pergi selama seminggu saja kok. Jangan sedih"
Jisoo menghela nafasnya dengan kasar "Baiklah. Kamu harus hati hati ya. Kalau ada apa apa, langsung saja kabarin aku"
"Baiklah Sayang" Naya mengecup pipi Jisoo sekilas sebelum dia berganjak pergi dari sana.
*
*Disisi lain, terlihatlah Rose yang tersenyum ketika melayani anak anak yang datang ke tokonya untuk membeli cookies.
"Kalian mau yang mana?" Tanya Rose.
"Aku mau yang beluang ini" sahut seorang bocah laki laki.
"Aku mau yang donat ini" ujar seorang bocah perempuan.
"Baiklah anak anak" Dengan segera Rose membungkus pesanan kedua bocah itu.
"Berapa harganya?" Tanya wanita paruh baya yang menemani kedua si bocah.
"2280 won"
Wanita itu mengeluarkan beberapa lembar uang dan memberikannya kepada Rose.
"Terima kasih" ujar Rose membungkuk sopan.
Wanita itu tersenyum lalu berganjak pergi bersama kedua bocah itu.
"Imut" gumam Rose yang memang menyukai anak kecil.
Andai bisa, Rose juga ingin menjadi seorang Ibu. Dia ingin ada anak anak yang memanggilnya Mama.
Namun...
Apa dia bisa merasakannya?
Dia bahkan tidak tahu apa masa depan pernikahannya itu.
Hah~
Apa dia harus mengikuti saran kedua sahabatnya?
Membuatkan Jisoo mencintainya?
Hurm, sepertinya dia harus mencobanya...
Tekan
👇
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr ATM✅
FanfictionDijodohkan dengan cowok kaya? Dan Rose juga tidak bisa menolak perjodohan itu karena permintaan kedua orang tuanya. Akhirnya Rose berusaha menerima Jisoo sebagai suaminya namun kisah mereka tidak berjalan dengan mulus karena Jisoo mencintai sosok ya...