-18-

735 122 9
                                    

Malam harinya, semua anggota keluarga Kim berkumpul diruang tamu setelah selesai menikmati makan malam.

Sudah lama Jisoo tidak menghabiskan waktu di malam hari bersama anak anaknya makanya kali ini dia menyelesaikan semua pekerjaannya dengan segera agar dia punya banyak waktu bersama istri dan anak anaknya.

"Jadi, ada yang ingin kalian bicarakan?" Tanya Jisoo menatap anggota keluarganya.

"Aku masih penasaran sama kisah cinta Papa sama Mama. Bisa Papa ceritakan semuanya dari awal?" Tanya Ryujin.

Jisoo menelan ludahnya dengan kasar sementara Rose sudah terkekeh kecil.

"Biar Mama saja yang ceritakan" ujar Rose.

"Sayang~" rengek Jisoo menyembunyikan mukanya dibantal gara gara malu.

"Hurmm sepertinya ada yang Papa sembunyikan nih" ujar Jihoon tersenyum menggoda.

"T-Tidak" bantah Jisoo.

"Ayo Ma, ceritakan saja semuanya" desak Ryujin.

"Baiklah baiklah" Rose membasahi bibir bawahnya sebelum memulakan cerita "Seperti yang kalian tahu, pernikahan Mama sama Papa ini terjadi gara gara perjodohan. Mama hanya pengusaha toko roti, berbeda sama Papa yang waktu itu sudah menjadi CEO perusahan. Diwaktu yang sama, Mama punya banyak pacar yang sekarang sudah menjadi mantan pacar. Tapi Mama pacaran sama mereka karena Mama punya alasan si"

"Alasan?" Tanya Asahi tertarik dengan cerita sang Mama.

Rose mengangguk singkat "Iya. Alasannya karena mereka kaya. Mama butuh uang gara gara dikejar sama renterner. Dengan cara itu Mama bisa dapatkan uang. Tapi sekarang Mama tidak ingin anak anak Mama melakukan hal seperti ini. Jangan pernah melakukan kesalahan seperti Mama yang sudah menyakiti hati banyak orang" tegas Rose diakhir.

"Siap Ma!" Sahut Jihoon mewakili adek adeknya.

"Setelah Mama menikah sama Papa, semuanya tetap berjalan seperti biasa si. Papa kamu cuek banget sama Mama. Kata kata Papa juga sering menyakiti hati Mama"

"Itu dulu ya!" Sambar Jisoo dengan cepat setelah anak anaknya sudah melotot garang kearahnya.

"Jadi sekarang sudah tidak lagi?" Tanya Jihoon.

"Tidak lah. Melihat Mama kalian menangis saja Papa sudah tidak tega" sahut Jisoo.

"Baiklah, Mama bisa lanjut" ujar Jihoon.

"Tidak ada yang perlu dilanjutkan lagi si. Kalian sudah tahu kalau mantan Papa kalian hampir membunuh Mama bukan?" Tanya Rose.

"Iya si. Gila banget tuh Tante" dumel Ryujin.

"Tapi sekarang Mama punya kabar untuk kalian" ujar Rose.

"Kabar apa Sayang?" Bingung Jisoo.

"Tadi aku sama Jihoon kerumah sakit"

Jisoo melotot "Mwoya!? Kamu sakit!? Kenapa tidak bilang sama aku!?" Paniknya.

Namun Rose malah terkekeh kecil "I'm pregnant"

"Nde!?!"

"M-Mama serius?" Tanya Asahi.

"Mama serius" sahut Rose "Uwan bakalan punya adek lagi. Apa Uwan suka?" Tanyanya kepada si bungsu.

"Suka! Nanti Uwan punya teman baru!" Sahut Junghwan.

"Akhirnya permintaan aku bakalan ditunaikan!!" Heboh Ryujin.

"Al, kamu baik baik saja?" Tanya Rose karena Jisoo hanya diam.

Bukannya menjawab, Jisoo malah membawa Rose kedalam dakapannya "Aku hanya kaget. Walaupun ini bukan pertama kalinya, rasanya tetap menyenangkan. Terima kasih Sayang" ujar Jisoo penuh haru.

"Jiun sama Sahi tidak senang?" Rose beralih bertanya kepada anak pertama dan anak keduanya.

"Jiun hanya kaget Ma. Diusia Jiun yang sekarang Jiun bakalan punya adek bayi lagi. Rasanya aneh saja si. Tapi Jiun tetap senang kok. Semoga Mama sama dede bayinya baik baik saja" ujar Jihoon tersenyum tulus.

"Jawaban aku sama seperti Jiun Hyung" lanjut Asahi dengan singkat.

"Terima kasih karena sudah pengertian" ujar Rose menatap anak anaknya.

*
*

Hari seterusnya, Kevin akhirnya mula bekerja sebagai bodyguard yang akan memantau sang ponakan dari jauh. Kali ini dia sudah benar benar berubah. Mungkin dengan cara ini, dia bisa menebus semua kesalahannya kepada Jisoo yang sudah berbaik hati kepadanya itu.

Sementara Junghwan yang dipantau dari jauh itu akhirnya merasa tenang karena dia yakin Uncle nya itu bisa melindungi dirinya daripada gangguan Naya.

"Uwan mau permen?" Tanya Haruto memberikan satu permen rasa susu kepada Junghwan yang menunggu jemputan didepan gerbang sekolah.

Sudah pasti Junghwan tidak akan menolak pemberiannya itu "Terima kasih Haru"

Haruto tersenyum "Sama sama Uwan"

"Uwan punya cerita seru loh" ujar Junghwan yang sudah mengemut permennya.

"Apa itu?"

"Uwan bakalan punya adek lagi"

"Mwoya!? Uwan serius!?"

"Uwan serius kok. Tadi malam Mama bilang Mama hamil"

"Wahhh selamat Uwan! Uwan bakalan jadi Hyung nih"

"Tapi Ujin Nuna mau adek cewek"

Haruto merangkul Junghwan "Tidak apa apa lah. Punya adek cewek juga seru kok"

"Apa Haru tidak mau punya adek?"

"Mau si. Nanti Haru minta Daddy sama Mommy belikan dede bayi"

"Halo anak anak" seorang pria menghampiri mereka.

"Uncle siapa?" Polos Haruto.

"Uncle teman Papa Junghwan. Papa Junghwan meminta Uncle untuk menjemput Junghwan" jelas pria itu.

"Maaf, kamu siapa ya?" Pak satpam akhirnya bersuara.

"Saya wali nya Junghwan" sahut pria itu.

"Junghwan, apa kamu kenal Uncle ini?" Tanya Pak satpam kepada Junghwan.

"Tidak. Uwan tidak kenal sama Om ini" jujur Junghwan.

Pria itu terus menampilkan senyumannya "Ayo ikut Uncle. Papa kamu sudah menunggu kamu loh" bujuknya.

Baru saja dia ingin memegang tangan Junghwan, seseorang tiba tiba saja menepis tangannya.

"Uncle Vin!" Seru Junghwan dengan semangat.

"Mendingan Uwan tunggu didalam mobil Uncle saja. Bawa juga teman Uwan itu" ujar Kevin.

Tanpa membantah, Junghwan bersama Haruto berganjak memasuki mobil Kevin.

Sementara itu, pria yang hampir membawa Junghwan pergi itu mula merasa ketakutan. Baru saja dia ingin kabur, Kevin langsung mengunci pergerakannya.

"Siapa yang mengirim lo kesini!?" Tanya Kevin dengan marah.

"Akhhh!" Pria itu berteriak kesakitan ketika Kevin memegang tangannya dengan erat.

"Pak, panggil polisi" ujar Kevin membuat Pak satpam bergegas menghubungi polisi.

"Sedikit saja lo menyentuh ponakan gue, gue patahkan kedua tangan lo itu!" Bisik Kevin yang pasti membuat wajah pria itu memucat.











  Tekan
    👇

Mr ATM✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang