14. kacamata is Daven

110 33 0
                                    

"Kyaa Daven! Kamu tampan sekali!!".

"Hah milik ku!".

"Tidak! Daven hanya milik ku seorang!".

Puji pujian dari fans Daven terdengar saat Daven berjalan melewati kelas mereka.

"Ya ampun kacamata begitu melelahkan nya hidup mu" ejek Cantika.
"Menurut pujian ku mereka biasa saja kan kamu belum pernah memuji ketampanan ku" narsis Daven mendramatisir.
"Dalam mimpi mu!" sungut Cantika sebal.
"Sudah lah kalian cocok kok" dukung Galaxsi.
"Gal kamu jangan ikut campur dalam perdebatan ku dengan si kacamata ini" kesal Cantika menatap Daven dengan sinis.
"Kacamata panggilan yang menarik hebat" jahil Alviro ikut nimbrung.
"Vir cepat selesai kan ini" panggil Alexondra menyuruh membersihkan.
"Nanti 5 menit lagi ya" tawar Alviro enteng.

Alexondra memberikan tatapan mata tajam seperti harimau membuat Alviro langsung ketakutan.

"Oke aku bersihkan aku mau nyari sapu dulu" ucap Alviro segera mengambil sapu.
"Dengan bersih" titah Alexondra kembali ke tempat duduk nya.
"Kak Alexondra pasti capek, minum dulu yuk kak Syifa traktir" ajak Assyifa.
"Gimana kakak aja yang mentraktir Syifa tunggu saja di sini kantin hari ini mungkin ramai" saran Alexondra lembut, ia pun pergi ke kantin.
"Masa Syifa di tinggalin sih" ucap Assyifa agak cemberut.
"Daripada kamu di injak oleh orang orang yang berada di kantin kan kamu pendek" ucap Salsa setelah itu memelankan suaranya tapi Assyifa masih mendengar nya.
"Aku tidak pendek!!" bantah Assyifa berteriak.
"Wah Assyifa hebat karena masih mendengar sekecil pun suara" bisik Zaura.
"Itu nama nya sensitif" cetus Kania.

"Kamu benar aku juga pernah memanggil dia dengan sebutan pendek dan apa yang terjadi dia langsung mengamuk" sahut Cantika sembari mengingat.
"Sabar cerewet" celetuk Daven.
"Gak usah bicara kamu kacamata mending diam" suruh Cantika.
"Baik tuan putri" balas Daven malas.
"Kakak kembali Syif" ucap Alexondra menghampiri nya.
"Emang Syifa pendek ya kak?" tanya Assyifa lesu.
"Tidak, siapa bilang kamu seperti itu?" jawab Alexondra & bertanya balik.
"Itu si Salsa" jawab Assyifa melirik ke arah Salsa yang sedang berdoa agar Alexondra tidak membunuh nya.

'Ya Tuhan semoga Alexondra tidak membunuh ku aku bahkan belum punya seorang kekasih' doa Salsa dalam hati.

"Apa benar Sal?" tanya Alexondra memastikan.
"Aku cuman menyebutnya kurang tinggi doang" jawab Salsa berkeringat dingin.
"Hm Syifa kamu makan saja ya, dan kamu Sal jangan menyebut Assyifa pendek di depan & telinga ku" alih Alexondra membuat perhitungan pada Salsa.
"Terima kasih malaikat maut aku berjanji, ayo Rav temenin aku main bulu tangkis di depan sana" senang Salsa sembari menarik tangan Ravel untuk kabur.
"Tarik aku pelan jangan kayak beruang lepas kandang" rutuk Ravel mengomel.

"Aku baru tau beruang bisa masuk kandang" heran Kania.
"Bisa lah pemburu yang ada di hutan itu loh masa kamu gak tau sih"
sarkas Alviro sembari mengernyit alis nya bingung.
"Yang karna aku gak terlalu aktif kalau berhubungan dengan hutan" jelas Kania.

"Pantes bodoh" gumam Alviro kecil agar tidak di dengar oleh Kania(laknat nya ̄へ  ̄ 凸).

"Kani kita ada latihan biola kamu jangan telat aku duluan latihan" pesan seseorang berlalu melintasi mereka berdua.
"Iya baik" balas Kania sambil mengangguk paham.
"Siapa tadi?" tanya Alviro kepo.
"Kamu gak kenal? Padahal kita kan sekelas sama dia, nama dia itu Erland kalau gak salah" jawab Kania.
"Dia pendiam ya aku sama sekali gak kenal sama dia" ucap Alviro.
"Keren kak nama nya Erland" ucap Assyifa tersenyum imut kepada Alexondra.
"Tapi kerenan kakak kan?" goda Alexondra.
"Em Erland emang keren tapi kak Alexondra jauh lebih keren dan tampan" puji Assyifa.
"Makasih bocah nya kakak" kekeh Alexondra, mencubit pipi chubby Assyifa karna gemas.
"Pipi Syifa bukan bakpao jadi jangan di cubit terus" sentak Assyifa, menggembungkan pipi nya.
"Untung aku sudah menyentuh piano jadi gak di suruh lagi" syukur Alexondra, menghela nafas lega.

Love school children[end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang