13. MALEVOLENT

452 70 16
                                    

13

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13. MALEVOLENT.

“AAAAA!!”

“Diem, setan!” Junghwan spontan menampar Niki. Tidak kencang tapi telapak lebar itu jelas beri sensasi panas. Selain karena kaget, Junghwan juga takut yang lain akan terbangun karena lengkingan cowok itu.

“Ya lo kayak setan, tau-tau nongol gak salam,” protes Niki lirih hampir berbisik.

“Lagian lo ngapain begadang sampe jam segini? Besok sekolah.”

“Siapa yang begadang? Orang dari tadi ketiduran disini. Anak-anak gak ada yang bangunin.” Niki mengelus tengkuknya. Nyanyian tadi masih mengitari kepalanya.

“Lo kenapa kayak ketakutan gitu tadi?” tanya Junghwan.

Niki bergumam panjang. “Lo denger ada suara cewek nyanyi gak tadi?”

Junghwan celingukan seakan mencari sesuatu. “Kapan? Gak ada.”

“Sumpah?”

“Lo jangan nakutin ... ini jam dua pagi.” Junghwan bercanda menyodorkan kepalan tangan di depan muka Niki. Kenyataan nyali dalam diri Junghwan tak sebanding dengan proposi badannya yang gempal.

“Tapi beneran tadi ada,” ucap Niki yakin.

“Halu kali lo.”

“Awalnya juga gua pikir lagi mimpi tapi tadi gue bangun tuh lagu masih ada.”

“Disini gak ada cewek. Asrama cewek ja—”

“Kalian ngapain disini?” Jihoon menyela perdebatan kecil Junghwan dan Niki. Cowok itu berdiri tegap dengan sorot tak bersahabat di anak tangga ketiga dari bawah membuat yang ditatap gelagapan.

Junghwan menunjuk Niki. “Ini nih—”

“Gue ketiduran disini, Ji.” Niki bergegas bangkit dari sofa dengan takut. Jihoon sangat mengerikan baginya.

“Masuk kamar,” perintah Jihoon tak ingin dibantah.

“Gue mau ke toilet.” Junghwan lantas melangkah ke kamar mandi yang merupakan tujuan awalnya di lantai bawah. Tepatnya di lorong belakang tangga.

Niki merapikan bantal sofa lantas naik ke lantai dua. Melewati Jihoon yang masih bertahan di tempat awal tanpa niatan bersitatap atau menyapa. Salah-salah sebuah bogem bisa mendarat di pipinya.

****

Yoshi keluar dari kamar. Langkahnya terhitung pelan dan mata sayup menahan kantuk. Cowok itu terjaga oleh rasa keroncongan. Menuntutnya bangun dan pergi ke dapur untuk mencari pengganjal perut.

Tiba di dapur, Yoshi baru ingat ia melupakan sandalnya di kamar. Mungkin karena efek baru bangun tidur.

Yoshi mengambil sandal selop biru yang sengaja disediakan di rak sandal depan dapur.

Vengeance | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang