20. REVERT

442 84 10
                                        

20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

20. REVERT.

Haruto kendarai kuda besinya dengan kecepatan tinggi. Iris matanya berkilat di balik helm full face hitam. Membelah jalan raya yang cukup lengang menuju toko Yoshi.

Setibanya di depan toko, Haruto injak remnya kuat-kuat. Gerakan mendadak itu membuat roda belakangnya menukik tajam.

Mendengar suara peraduan ban dan tanah berkerikil itu, tiga manusia lain tergesa keluar dari toko.

“Lo ngapain kesini?” tanya Doyoung pada Haruto yang kenakan jubah serba hitam.

Membuka helm, “Jihoon, Junghwan sama Jake gak ada di asrama!”

Baik Yoshi, Heeseung dan Doyoung tersentak karenanya. Pasalnya, kepergian mereka bertepatan pelaku mengirimkan pesan anonim beberapa menit lalu. Lagi, Jake termasuk satu dari daftar target si pelaku. Ini jelas berarti sesuatu.

“Anak-anak pada nyari mereka tapi gak ada yang bisa ditelepon.”

“Kok bisa tiga-tiganya gak bisa ditelepon?” tanya Yoshi kalut.

“Hape Junghwan sama Jihoon gak aktif. Jake terhubung tapi gak diangkat,” tutur Haruto diantara usahanya menstabilkan sirkulasi udara ke paru-paru.

“Emang gak ada yang tau mereka kemana?” serobot Heeseung.

“Gak ada yang tau Jihoon kemana. Yang jelas, Junghwan sama Jake tadi pamit futsal di sekolah.” Haruto belum mau turun dari motornya.

Jihoon. Bagaimana laki-laki itu tidak ada kabar di saat genting begini?

“Jihoon gak penting. Cari Jake dulu,” kata Doyoung.

“Kalau Jihoon yang dalam bahaya gimana?” balas Yoshi.

“Jihoon pergi sendiri, Yosh. Lebih beresiko Jake yang pergi bareng Junghwan. Gimana kalau ternyata Junghwan bunuh Jake?”

“Udah! Sekarang Yoshi, lo ikut gue,” ajak Haruto.

“Kemana?”

“Nyari Jake ke sekolah!”

“Terus Jihoon?” tanya Heeseung.

“Jihoon belakangan!” putus Haruto memutar motornya.

“Kalau gitu gue ambil perlengkapan dulu.” Yoshi masuk ke toko dan kembali tak lama kemudian. Tampilannya serba tertutup serupa Haruto dengan masker dan sarung tangan untuk amannya.

“Terus kita berdua?” tanya Heeseung di sisi Doyoung.

“Kalian berdua disini aja tunggu kabar dari kita,” pesan Yoshi mulai naik ke boncengan Haruto dan melesat dari lokasi itu.

Haruto benar-benar tidak aturan. Menyalip truk-truk besar seenaknya sambil membunyikan klakson. Yoshi yang duduk di belakang hanya bisa merapal doa dalam hati semoga perjalanan kali ini aman. Beberapa kali makian terdengar namun Haruto anggap angin lalu belaka.

Vengeance | TreasureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang